Minggu, 11 November 2018

Sekdakot Mojokerto Sambut Ribuan Peserta Napak Tilas Perjuangan KH. Nawawi

Baca Juga

Sekdakot Mojokerto Harlistyati saat menyambut kedatangan peserta Napak Tilas Syuhada' Kemerdekaan RI, KH. Nawawi, Minggu (11/11/2018) pagi, di depan kantor Pemkot Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Ribuan peserta Napak Tilas  Syuhada' Kemerdekaan KH. Nawawi di sambut Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto Harlistyati di depan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Minggu (11/11/2018) pagi, sekitar pukul 06:00 WIB. 

Ribuan santri, pelajar, pemuda, mahasiswa peserta napak tilas ini telah menempuh rute sepanjang 40 kilometer.  Mereka diberangkatkan Sabtu (10/11/2018) dari stard di lokasi gugurnya KH. Nawawi, di Dusun Sumantoro Desa Plumpungan Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo menuju finish Kota Mojokerto.

Mewakili Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno, Harlistyati mengungkapkan apresiasi dan rasa syukur menyambut peserta Napak Tilas Perjuangan Syuhada KH Nawawi yang diselenggarakan untuk yang ketujuh kalinya ini. "Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada kita untuk terus berjuang melanjutkan cita-cita almaghfurlah KH. Nawawi", ungkap Sekdakot Mojokerto Harlistyati mewakili Wakil Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno, Minggu (11/11/2018) pagi.


 Jajaran Forkopimda Kota Mojokerto beserta para Kepala OPD di lingkup Pemkot Mojokerto, jajaran LVRI, organisasi keagamaan serta beberapa organisasi kepemudaan lainnya saat mengikuti prosesi penyambutan peserta Napak Tilas Syuhada Kemerdekaan RI KH. Nawawi, Minggu (11/11/2018) pagi, di depan kantor Pemkot Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

KH. Nawawi, lanjut Harlis, merupakan sosok pahlawan kemerdekaan dari Kota Mojokerto yang bertempur menghadapi penjajah dalam agresi II hingga akhirnya  gugur pada tanggal 22 agustus 1946 di Desa Sumantoro, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.

"Gugurnya KH. Nawawi membuktikan bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah melainkan hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia", lanjut Harlistyati mengutip sambutan Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno.

Masih membacakan sambutan Wakil Wali Kota Mojokerto, Harlis menyampaikan, sejak tahun 1939 para ulama sudah menyepakati bahwa negara kita adalah negara kesatuan, bukan negara agama, bukan pula negara kesukuan, tetapi Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Perjuangan KH. Nawawi adalah untuk mempertahankan kemerdekaan dan mewujudkan terbentuknya NKRI", sambungnya.

Dalam kesempatan ini juga disampaikan, sebagai generasi penerus bangsa wajib meneruskan cita-cita perjuangan para syuhada kemerdekaan,  dengan tekad NKRI harga mati. “Jangan ada saudara-saudara kita yang berkeinginan merubah bentuk negara Indonesia. NKRI sudah final, Pancasila dan UUD 1945 sudah menjadi kesepakatan untuk menjadi dasar negara kita", tandasnya.

Harlis pun berharap, para peserta juga agar terus menyebarkan dan memupuk kepemimpinan dan semangat heroisme KH. Nawawi di kalangan penerus bangsa. “Perjuangan kita tidak lagi perlawanan secara fisik, tapi jauh lebih kompleks sehingga kita perlu meneguhkan keIndonesiaan untuk memajukan negeri ini. Mari kita selalu membawa semangat perjuangan KH. Nawawi agar tetap hidup dalam setiap dalam dada kita seperti semboyan yang selalu beliau gaungkan;  Pahlawan perang tak akan pernah mati;  mari kita bangkit dan bangun ruhul jihad berjuang demi agama, bangsa dan negara", paparnya.

Mengakhiri amanat Wakil Wali Kota Mojokerto, Harlistyati berharap kegiatan ini terus dilaksanakan dan dikembangkan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme, patriotisme dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. "Karena cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman (hubbul wathon minal iman) dalam rangka meneruskan cita-cita para syuhada kusuma bangsa", pungkasnya.

 Peserta Napak Tilas Syuhada Kemerdekaan RI KH. Nawawi saat mengikuti jalannya prosesi penyambutan, Minggu (11/11/2018) pagi, di depan kantor Pemkot Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

Detik-detik peserta Napak Tilas Syuhada Kemerdekaan RI KH. Nawawi saat tiba di lokasi finish, Minggu (11/11/2018) pagi, di depan kantor Pemkot Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

Senada dengan disampaikan Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno melalui Sekdakot Mojokerto Harlistyati, Gus Ton panggilan akrab KH. Muqsithon Ismail cucu al-maghfurlah KH. Nawawi mewakili keluarga juga berharap, kegiatan ini bisa menginsiprasi generasi muda. “ Generasi muda hendaknya bisa meneladani, mencontoh bagamana beratnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan", harapnya.

Turut hadir dalam acara penyambutan peserta napak tilas ini, jajaran Forkopimda Kota Mojokerto, para Kepala OPD di lingkup Pemerintah Kota Mojokerto, jajaran LVRI, organisasi keagamaan serta beberapa organisasi kepemudaan lainnya.

Sementara itu, rute yang ditempuh peserta napak tilas mulai dari lokasi gugurnya KH Nawawi, di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan Sukodono menuju rumah kediaman sang kyai, di Ponpes Tarbiyah Tahfidzul Qur’an An Nawawi, di jalan Gajah Mada Kota Mojokerto tepat di depan kantor Pemkot Mojokerto. 

Sementara itu, KH. Nawawi dilahirkan di Desa Lespadangan Gedek Kabupaten Mojokerto dari pasutri Munadi dan Khalimah, tahun 1886. Ia lulusan Hollandsch Inlandsche School Partikelir (HIS-P) atau setingkat SD.

Beranjak dewasa, KH. Nawawi adalah Komandan Laskar Sabilillah yang turun langsung memimpin laskarnya melawan penjajah Belanda di wilayah Sidoarjo. Dimana, pada 22 Agustus 1946 KH. Nawawi gugur di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan Kecamatan Sukodono Kabbupaten Sidoarjo. Napak tilas ini mengulang rute kala warga membawa jenazah KH Nawawi dari Dusun Sumantoro Plumbungan ke Mojokerto. 

Jenazah KH. Nawawi terpaksa dibawa melalui jalan berliku hingga akhirnya tiba di rumah KH. Nawawi di Mojokerto. Sebab, tentara Belanda tidak menginginkan jenazah KH. Nawawi dibawa pulang menuju Mojokerto. Sehingga, butuh perjuangan, karena tentara Belanda berusaha menghadang jenazah KH. Nawawi agar tidak dibawa ke Mojokerto. 

Jejak dibawanya jenazah KH. Nawawi dari Sukodono–Sidoarjo ke Kota Mojokerto inilah yang jejaknya diikuti dalam kegiatan Napak Tilas KH. Nawawi tersebut. *(DI/HB)*