Rabu, 29 Januari 2025
Jazad Siswa SMPN-7 Kota Mojokerto Korban Terakhir Laka Laut Pantai Drini Berhasil Ditemukan
Jenazah Siswa SMPN-7 Korban Laka Laut Tiba, Pj. Wali Kota Mojokerto Layat Ke Rumah Duka

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro didampingi Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo saat menyampaikan sambutan belasungkawa dalam acara do'a bersama atas meninggalnya 3 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto korban kecelakaan Laut Selatan Pantai Drini, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY pada Selasa (28/01/2025) pagi, dihadapan para siswa dan orang-tua/ wali-murid SMPN 7 Kota Mojokerto, di halaman SMPN 7 Kota Mojokerto, Selasa (28/01/2024) malam.
Selasa, 28 Januari 2025
Pj. Wali Kota Mojokerto Sambangi Rumah Duka Siswa SMPN 7, Korban Meninggal Outting Class Terseret Ombak Pantai Drini Gunung Kidul

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro saat berkunjung ke salah-satu rumah-duka siswa SMP Negeri 7 Kota Mojokerto, korban meninggal dunia terseret ombak Laut Selatan Pantai Drini, di kawasan Desa Banjar Rejo Kecamatan Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Selasa (28/01/2025) pagi.
Outing Class, Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Meninggal 1 Belum Ditemukan

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro bersama Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo sedang meninjau banjir di Kota Mojokerto.
Jumat, 16 Februari 2024
Sampaikan Duka, Mas Pj Sholat Gho'ib Dan Tabur Bunga Di Sungai Tlocor

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro didampingi Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo bersama jajaran pejabat dan keluarga korban saat melakukan tabur bunga di Dermaga Taman Bahari Tlocor Kabupaten Mojokerto, Jum'at 16 Februari 2024.
Sabtu, 10 Februari 2024
Satu Korban Tenggelam Di Sungai Pacet Ditemukan, Pj. Wali Kota Mojokerto Takziah Ke Rumah Duka

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro bersama sejumlah jajaran pejabat Pemkot Mojokerto dan warga saat melaksanakan sholat qho'ib atau sholat jenazah di rumah duka di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto, Sabtu (10/02/2024) malam.
Senin, 03 Oktober 2022
Terkait Tragedi Kanjuruhan, Bareskrim Periksa Direktur PT. LIB, Ketua PSSI Jatim Hingga 18 Anggota Polri
“Saksi yang diperiksa antara lain dari Dirut LIB, Ketua PSSI Jatim. Kemudian ketua panitia penyelenggara dari Arema. Kemudian Kadispora Provinsi Jatim yang insya Allah akan dimintai keterangannya oleh penyidik hari ini (Senin 03 Oktober 2022)”, ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin 03 Oktober 2022.
Lebih lanjut, Kadiv Humas Polri menjelaskan, Polri juga sedang memeriksa sejumlah personel kepolisian yang bertugas dalam pengamanan di stadion itu. Sejauh ini, Tim Penyidik internal Bareskrim yang terdiri dari Timsus dan Propam sudah memeriksa 18 orang, mulai dari jajaran Perwira dan Pamen (Perwira Menengah).
“Pemeriksaan ini untuk mengetahui, siapa yang bertanggung-jawab sebagai operator pemegang senjata pelontar. Ini yang sedang kami dalami terkait manager pengamanannya", jelas Irjen Dedi Prasetyo.
Irjen Dedi Prasetyo menegaskan, Tim Inafis dan Labfor juga terus bekerja melakukan olah TKP. Adapun Tim Labfor sejauh ini masih bekerja untuk mendalami dan menganalisa 32 titik CCTV di sekitar stadion. Labfor juga memeriksa dan menganalisa 6 buah HP.
“Tiga buah HP teridentifikasi milik korban dan 3 masih proses, karena HP tersebut dipassword. Selain itu, tim Inafis dan Labfor nantinya setelah menganalisa CCTV, Tim DVI juga akan mengidentifikasi terkait terduga pelaku pengerukan di dalam dan luar stadion. Kerja Tim investigasi diawasi eksternal dari Kompolnas", tegas Kadiv Humas Polri.
Ditandaskannya, bahwa Tim Inafis Polri bersama Tim DVI juga berhasil mengidentifikasi 125 korban yang meninggal dunia. Sementara, korban luka berat ada 21 orang dan luka ringan sebanyak 304 orang. Total korban Tragedi Kanjuruhan ada 455 orang.
"Tim Investigasi juga terus berkoordinasi dengan Menpora, Ketum PSSI, Pemprov Jatim dan Forkopimda untuk mengusut tuntas kasus ini", tandasnya.

Salah-satu suasana Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur pada detik-detik terjadinya Tragedi yang merenggut 125 jiwa, Sabtu (01/10/2022) malam, selepas laga tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan pekan ke-11 Liga 1 2022–2023.
Sebagaimana diketahui, pada Sabtu (01/10/2022) malam menjadi hari memilukan bagi dunia persepak-bolaan Indonesia. Ratusan nyawa melayang akibat dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang selepas laga tuan rumah Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan pekan ke-11 Liga 1 2022–2023.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang merenggut 125 korban meninggal dunia, 21 orang korban luka berat, 304 orang luka ringan itu bukan hanya sekadar tragedi persepak-bolaan, tetapi sudah menjadi tragedi bangsa.
Tragedi tersebut terjadi beberapa saat setelah pertandingan yang dimenangi Persebaya dengan skor 3–2 itu rampung, kemudian suporter berbondong-bondong masuk ke lapangan.
Pihak keamanan mencoba mengamankan situasi dengan menembakkan gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas. Nahasnya, asap gas air mata yang mereka lontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.
Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, hingga memakan korban jiwa. Informasi yang didapatkan hingga Minggu (02/10/2022) pukul 17.44 WIB, korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang sudah mencapai 125 jiwa.
Sementara itu, penggunaan gas air mata dilarang oleh FIFA. Pelarangan penggunaan gas air mata ini tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada Pasal 19 poin b tentang pengawasan penonton yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan mamakai gas air mata dan cerawat.
Dari jumlah korban jiwa pada Tragedi Kanjuruhan Malang menjadi tragedi terbesar kedua dalam sejarah persepak-bolaan dunia setelah kisah pilu di Stadion Nasional Lima, Peru pada tahun 1964.
Tragedi Stadion Nasional di Peru hingga kini menjadi tragedi paling besar di dunia sepak bola dengan total korban meninggal dunia mencapai 328 orang. *(HB)*
Rabu, 06 Maret 2019
Di Duga Tersengat Listrik, Pria Asal Desa Ngrame Ditemukan Tergeletak Dengan Luka Bakar
Kondisi korban sebelum di identifikasi
Teka-teki identitas temuan sesosok pria dengan luka bakar yang cukup parah pada Rabu (06/03/2019) pagi sekitar pukul 06.00 WIB yang tergeletak di sekitar tempat pengolahan limbah milik PT. Pakerin di Desa Bangun Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto dan sempat membuat kaget warga sekitar, akhirnya terkuak.
Sabtu, 08 Desember 2018
Kapolda Dan Wakapolda Sulsel Melayat Warganya Yang Menjadi Korban Penembakan KKB Papua
Prov. SULSEL – (harianbuana.com).
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Kapolda Sulsel) Irjen. Pol. Drs. Umar Septono melayat ke rumah duka salah-seorang korban penembakan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua, atas nama M. Fais Syaputra warga jalan Takalar Raya – blok J nomor 53 RT 3 RW 4 Kelurahan Laikang Kecamatan Biringkanaya, Sabtu (08/12/2018) pagi sekitar pukul 08.30 Wita.
Menariknya, suara isak-tangis keluarga korban pun pecah begitu mereka tahu Kapolda Sulsel Irjen. Pol. Drs. Umar Septono tiba di rumah duka untuk melayat alrmahum M. Fais Syaputra.
Sementara jenazah alrmahum M. Fais Syaputra sendiri sudah tiba di rumah duka pada Jum’at (07/12/2018) kemarin pada pukul 19.30 WITa. Rencananya, jenazah akan dimakamkan hari ini dipemakaman Sudiang, elurahan Laikang Kecamatan Biringakanaya.
Sebelumnya, Jum'at 07 Desember 2018 di tempat yang sama, Wakapolda Sulsel Brigjen. Pol. Drs. Adnas, MSi. juga mengunjungi rumah duka keluarga almahum M. Fais Syaputra yang saat kejadian tercatat sebagai karyawan BUMN PT. Istakan Karya. Kunjungan ini, merupakan bentuk empati Wakapolda Sulsel terhadap warganya.
Saat mengunjungi rumah duka, sosok nomor dua dijajaran Polda Sulsel inipun menyempatkan diri untuk memberikan ungkapan turut berbelasungkawa serta memberingat semangat dan nasihat agar keluarga yang di tinggalkan tetap tegar menghadapi ujian yang menimpa. *(HB)*
Rabu, 21 November 2018
Ketua Sekber Pers Indonesia Apresiasi Penangkapan Terduga Pembunuh Wartawan Dufi
Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Ketua Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia Wilson Lalengke menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) atas kerja cepatnya menangkap terduga pembunuh wartawan Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi, yang terakhir kalinya diketahui sebagai karyawan tv-MU (televisi Muhammadiyah). Hal itu disampaikan Wilson kepada redaksi media ini melaui pesan WhatsApp-nya, Rabu (21/11/2018).
Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini juga berharap, penangkapan terduga pembunuh Dufi diikuti oleh pengungkapan motif pembunuhan yang selanjutnya disampaikan kepada publik dengan sejujur-jujurnya.
"Semoga segera diketahui motif di balik pembunuhan itu. Publik perlu informasi secara transparan dan jujur terkait apa yang sebenarnya terjadi antara korban dengan terduga pembunuh ini, termasuk jika ada pihak lain yang terlibat menjadi dalang pembunuhan keji tersebut", harap Wilson.
Lebih jauh, Wilson yang juga menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesi (DPN–PPWI) ini memaparkan, bahwa sebagaimana diberitakan secara masif disejumlah media dalam satu-dua hari belakangan, mayat almarhum Dufi yang sempat bekerja di berbagai media televisi, termasuk TVRI, ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di dalam drum plastik berwarna biru di daerah Kabupaten Bogor – Jawa Barat.
Dipaparkannya pula, bahwa dari keterangan Saksi dan Polisi, keadaan penutup drum dilakban rapat dan kondisi mayat teridentifikasi korban mengalami penganiayaan berat sebelum meninggal. Fakta tersebut, menurut Wilson, menunjukkan bahwa kemungkinan pelaku penganiayaan dan pembunuhan lebih dari seorang.
"Melihat kondisi mayat yang mengalami penganiayaan berat dan sadis itu, plus dimasukkan dalam drum yang kemudian dilakban, selanjutnya dibawa ke suatu tempat untuk dibuang, menurut saya pelakunya berkemungkinan lebih dari satu orang", papar Wilson.
Terkait itu, Wilson berharap agar proses pengungkapan kejadian dan motivasi pelaku pembunuhan terhadap Dufi terus didalami pihak berwajib dan menyampaikannya kepada publik.
"Semoga Polri, dalam hal ini Polda Metro Jaya segera dapat mengungkap semuanya. Terlepas dari itu semua, kita patut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polri", pungkas tokoh pers nasional yang sudah melatih ribuan warga TNI, Polri, PNS, mahasiswa, organisasi pemuda, LSM, wartawan dan masyarakat umum itu. *(APL/HB)*
Selasa, 20 November 2018
Polisi Tangkap Pembunuh Dufi Di Bantargebang
Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Tim Subdit 3 Resmob Polda Metro Jaya, berhasil menangkap MN (35 th) terduga pelaku pembunuhan terhadap mantan wartawan Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi pada Selasa 20 Nopember 2018 siang, sekitar pukul 14.30 WIB.
Dalam waktu kurang-dari 3 x 24 jam sejak ditemukannya jazad almarahum Dufi (Minggu, 18/11/2018 pagi), Polisi berhasil menangkap MN di belakang Kelurahan Bantargebang Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi – Jawa Barat, serta berhasil menemukan barang-barang milik almarhum yang di bawa kabur terduga pelaku. Penangkapan dipimpin oleh Kompol Handik Zusein, AKP Resa F Marasabessy dan AKP Rovan R Mahenu.
"Pelaku ditangkap di dekat cucian motor 'Omen' belakang Kelurahan Bantargebang Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi pada Selasa (Red: 20/11/20018) siang pukul 14.30 WIB. Saat dilakukan penggeledahan badan, ditemukan pada pelaku antara lain HP korban, KTP korban, SIM korban, kartu-kartu ATM dan buku tabungan milik korban", terang Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis, Selasa (20/11/2018).
Untuk kepentingan penyelidikan/penyidikan, pelaku langsung diamankan ke Polda Metro Jaya untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut.
"Pelaku yang menggunakan HP korban, ditangkap di dekat cucian motor Omen, belakang Kelurahan Bantargebang Kecamatan Bantargebang, Bekasi", jelas Irjen Idham Azis.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jazad Dufi ditemukan sudah meninggal dunia dalam sebuah drum plasti warna biru di kawasan Klapanunggal Kabupaten Bogor pada Minggu 18 Nopember 2018 pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Personel Polsek Klapanunggal langsung membawa temuan jazad korban ke RS Polri. Selanjutnya, pihak keluarga korban datang ke RS Polri untuk memastikan temuan jazad tersebut. Saat ditemukan, tak ada satu pun identitas yang melekat pada jazad korban. Jenazah almarhum Dufi telah disemayamkan oleh pihak keluarga. *(Ys/DI/Red)*
Mabes Polri Perintahkan Usut Tuntas Kematian Karyawan TV-MU Dalam Drum
Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Markas Besar (Mabes) Polisi Republik Indonesia (Polri) telah memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan karyawan TV Muhammadiyah (tvMU) Abdullah Fitri Setiawan yang jazadnya ditemukan dalam drum plastik warna biru, di kawasan Industri Desa Kembangkuning Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor – Jawa Barat pada Minggu 18 Nopember 2018 lalu.
Terkait itu, Mabes Polri telah membentuk tim gabungan untuk mengungkap misteri kematian pekerja pers tersebut.
“Penyelidikan kasus pembunuhan wartawan ini kita sudah bentuk Tim di Polda Jabar dan Polres Bogor untuk melakukan penyelidikan kasus itu”, terang Kepala Biro (Karo) Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Div. Humas) Mabes Polri, Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, MHum., MSi., MM., Senin (19/11/2018), di Mabes Polri –Jakarta Selatan.
Karo Penmas Div Humas Polri menjelaskan, berdasarkan penyelidikan sementara, Dufi diduga dieksekusi pembunuhnya di lokasi lain. Kemudian jasadnya dimasukkan ke dalam drum plastik berwarna biru, ditutup rapi menggunakan lakban dan di buang ke tempat sepi di kawasan Industri Kembangkuning.
“Kasus ini masih kita dalami, terus motif daripembunuhan tersebut apakah dendam, apakah pembunuhan, mungkin ada unsur perencanaannya, kita masih belum bisa memastikan mas", jelas Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, MHum., MSi., MM.
Lebih lanjut, Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo memaparkan, pihak Kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut, termasuk meminta keterangan saksi yang pertama kali menemukan jazad Dufi di dalam drum. Dan, pihak Kepolisian sudah membawa jazad almarhum ke RS Polri Kramatjati untuk dilakukan autopsi guna keperluan penyelidikan.
Dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan tanda-tanda kekerasan terhadap almarhum. Dokter di RS Polri, menemukan adanya sejumlah luka terbuka di tubuh korban. Diduga, korban dianiaya sebelum meninggal dunia.
“Kami pihak Polri akan fokus ungkap pembunuhan kepada saudara kita almarhum Dofi ini. Doakan agar segera terungkap", papar Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, MHum., MSi., MM. *(Ys/DI/HB)*
Senin, 19 November 2018
Sekber Pers Indonesia: Tangkap Pembunuh Wartawan Dufi...!
Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Kematian wartawan senior Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi semakin menambah daftar panjang wartawan Indonesia menjadi korban kekerasan. Sejak kasus pembunuhan wartawan Bernas Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin yang hingga kini belum juga terungkap pelakunya, kini kejadian serupa kembali terjadi. Dufi dibunuh secara keji dan sadis, jenasahnya dimasukan ke dalam drum setelah dianiaya dengan luka sayatan di bagian leher dan punggung, serta luka lebam di tubuh bagian depan dan belakang.
Kasus ini pun mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. Tak terkecuali Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia, wadah persatuan solidaritas sembilan organisasi pers di tanah air, secara tegas mengecam keras tindak kekerasan yang dilakukan pelaku terhadap almarhum Dufi.Sekber Pers Indonesia menyatakan berbela-sungkawa yang mendalam atas tewasnya almarhum Dufi.
“Polisi harus segera bergerak cepat, memburu dan menangkap pelaku pembunuhan keji itu. Juga, harus diungkap tuntas motif di balik kejadian tersebut, dan harus dikenakan sanksi maksimal sesuai hukum yang berlaku," ujar Wilson Lalengke Ketua Sekber Pers Indonesia melalui press release yang ditanda-tanganinya bersama Sekretaris Hence Mandagi, Senin 19 November 2018.
Sekber Pers Indonesia menilai, kekerasan terhadap wartawan harus segera dihentikan. Perlindungan terhadap wartawan sebagai jaminan atas kemerdekaan pers yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, seharusnya menjadi tanggung-jawab Dewan Pers.
"Sekber Pers Indonesia menilai Dewan Pers telah gagal menjalankan fungsinya untuk menjamin kemerdekaan pers, karena hingga kini kekerasan terhadap wartawan terus terjadi di negeri ini," tegas Lalengke yang merupakan Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.
Sebagai tindak-lanjut atas peristiwa kekerasan dan kriminalisasi terhadap pers Indonesia, Sekber Pers Indonesia dijadwalkan akan membawa semua permasalahan pers Indonesia tersebut kepada Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat melalui anggota DPR dari fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco. "Kita akan meminta DPR RI untuk segera melakukan RDP, mengundang semua pihak terkait untuk membahas masalah Pers Indonesia yang sedang sakit ini. Kriminalisasi dan kekerasan terhadap wartawan harus dihentikan!" pungkas Ketua Sekber yang juga adalah Ketum PPWI itu.
Secara terpisah, Penasehat Hukum Sekber Pers Indonesia yang juga praktisi hukum Dolfie Rompas, S.Sos, SH, MH ikut menyampaikan duka-cita atas peristiwa yang dialami wartawan Dufi. Menurut Rompas, kematian almarhum Dufi memiliki benang merah dengan seluruh sepak terjang Dewan Pers yang selama ini tidak mampu memberikan perlindungan terhadap insan pers.
“Dewan Pers tidak menunjukkan kinerja yang jelas untuk melindungi wartawan Indonesia, sehingga terlihat tidak ada perlindungan hukum terhadap wartawan Indonesia. Bahkan, Dewan Pers terkesan melindungi para pihak yang merasa dirugikan oleh pemberitaan, dan itu berdampak pada semakin beraninya para oknum terkait melakukan aksi kekerasan terhadap wartawan sebagai reaksi atas pemberitaan yang dianggap merugikan tersebut,” urai Rompas.
Rompas juga secara professional mengkritik tajam kinerja Dewan Pers yang terkesan melalukan pembiaran terhadap berbagai kasus kekerasan terhadap wartawan di Indonesia. Tindakan hukum yang setimpal atas perlakuan kekerasan terhadap wartawan hampir tidak pernah ada.
“Seharusnya Dewan Pers berperan aktif menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan terhadap wartawan, karena perlakuan tidak beradab itu sangat berdampak buruk terhadap pengembangan kemerdekaan pers di Indonesia,” imbuh Rompas.
Berdasarkan catatan Committee to Protect Journalist (CJP), ada 11 wartawan di Indonesia yang terbunuh antara tahun 1996 – 2012. Dan kematian Dufi menambah catatan kematian wartawan di Indonesia akibat kekerasan menjadi 13 wartawan, setelah kasus kematian wartawan Muhammad Yusuf dalam sel tahanan di Kalimantan Selatan, pada 10 Juni 2018 lalu. *(Team/Red)*
Tedjo Edhy Minta, Dewan Pers Sikapi Kematian Dufi
Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Insan Pers kembali berduka atas meninggalnya Dufi, terlebih kematian Dufi dalam kondisi tragis. Belasungkawa pun diungkapkan oleh Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara (PWO IN). Alhamrhum Dufi ditemukan meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan di dalam drum plastik.
Terkait itu, PWO IN mengutuk atas perbuatan tersebut dan meminta kepada pihak berwajib untuk mengungkap motif kasus pembunuhan biadab tersebut.
Ade Novit Ketua Umum PWO IN turut belasungkawa atas kejadian yang menimpa Dufi. "Harus digali. Apa penyebab almarhum dibunuh? Dedikasi almarhum sangat luar biasa", ungkap mantan penyiar berita di televisi itu, melalui pesan WhasApp, kepada wartawan, Senin (19/11/2018).
Ia meyakini ada kejanggalan dalam kematian Dufi. Sehingga korban dibunuh dengan sadis.
"Agak janggal, dan saya yakin pembunuhan itu, berkaitan dengan tugas jurnalistik. Dan oleh sebab itu, pihak kepolisian harus dapat mengungkap kasus ini. Dan segwra menangkap otak dibelakang kasus tersebut. Jika dibiarkan maka akan menambah deretan panjang kasus penganiyaan dan pembunuhan terhadap wartawan. Apalagi jasadnya dimasukkan di dalam drum kayak gitu", tandasnya.
Semetara itu, Ketua Dewan Pembina PWO IN, yang juga Dewan Penasehat Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia Laksamana (Pur) Tedjo Edhy meminta kepada Dewan Pers untuk menyikapi dugaan pembunuhan terhadap Dufi.
"Jika benar almarhum di bunuh karena dalam tugas, maka kami mengutuk keras pelaku pembunuhan yang dilakukan secara sadis itu. Lalu bagaimana respon Dewan Pers? Harusnya, ini segera disikapi dan mengambil langkah", tegasnya.
Sementara itu, jenazah almarhum, pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung berinisial SA (56), yang tengah melintas dan mencari barang bekas pada Minggu (18/11/2018) pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
Kapolsek Klapanunggal AKP Bimantoro Kurniawan menerangkan, jazad Dufi dalam drum plastik pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung yang tengah melintas di Kawasan Industri Kambang Kuning, sekira pukul 06.30 WIB.
"Saksi (pemulung) mengira, bahwa drum plastik berisikan sampah. Namun, setelah dibuka di dalamnya ada mayat laki-laki. Langsung teriak minta tolong ke warga", terang Bimantoro, Minggu (18/11/ 2018).
Seperti diketahui, almarhum Dufi atau Abdullah Fithri Setiawan (43) adalah alumnus Perguruan Tinggi IISIP – Jakarta, angkatan 1993. Almarhum, juga pernah menjadi wartawan di sejumlah media nasional.
Pria yang biasa dikenal Dufi ini, juga merupakan alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 13 Jakarta, lulus tahun 1992. Terakhir, Dufi diketahui bekerja sebagai tenaga pemasaran (marketing) di televisi milik ormas Islam Muhammadiyah (TVMu).
Saat ini, almarhum meninggalkan enam anak yang masih kecil-kecil dan satu orang istri. Kini, jenazah almarhum telah dimakamkan di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara. *(For/HB)*
Jumat, 29 Desember 2017
Gara-gara Bedak, Siswi SMA Malang Meninggal Dengan Luka Mengenaskan
Kab. MALANG - (harianbuana.com).
Penganiayaan berat terhadap Fenna Selinda Rakmawati (16), berujung pada kematian warga Dusun Mentaraman RT.06 RW.01, Desa Mentaraman Kecamatan Donomulyo Kabupatan Malang, tersebut. Korban yang masih tercatat sebagai siswi disalah-satu SMA di Karangkates Kabupaten Malang ini, ditemukan disemak-semak dalam keadaan luka-parah dikawasan pantai pinggiran hutan Ngiyep Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur pada Jum'at 29 Desember 2017 sekitar pukul 10.30 WIB, dan meninggal dunia ketika dalam proses perawatan di Puskesmas Donomulyo.
Iswanto (45) yang tak lain adalah ayah korban menerangkan, bahwa sebelum terjadi peristiwa tragis yang merenggut jiwa putrinya tersebut, pada Kamis 28 Desember 2017 malam, ia sempat mendengar putrinya bertengkar dengan terduga pelaku (NFM), karena bedak pesanan putrinya yang sudah dibayar Rp. 1 juta seminggu sebelumnya belum/tidak dikirim. "Anak saya minta uangnya dikembalikan, tapi pelaku menolak dengan alasan uang sudah ditransfer ke agen bedak. Karena merasa kecewa, anak saya tidak mau dan tetap minta uangnya dikembalikan", terang Iswanto ayah korban, Jum'at (29/12/2017) malam.
Dijelaskannya, Jumat sekitar pukul 09.00 WIB korban dijemput dirumahnya oleh pelaku dan berpamitan Iswanto jika korban akan diajak ke kafe dekat kawasan wisata pantai Ngliyep. "Alasannya, mau mengembalikan uang pembelian bedak", jelas Iswanto.
Selanjutnya korban dibonceng oleh pelaku mengendarai sepeda motor milik korban, menuju lokasi pantai Ngliyep. Menurut saksi-mata, mereka berdua sampai dilokasi sekitar pukul 10:00 WIB. Sesaat kemudian saksi-mata memergoki pelaku membawa sebilah pisau. Ketika ditanya, pelaku beralasan jika pisau itu akan digunakan untuk mengambil buah markisah. Yang selanjutnya mereka pelaku dan korban berlalu menuju ke semak-semak. "Beberapa menit kemudian saya melihat korban keluar dari semak-semak dekat area pantai dengan terhuyung-huyung dan tubuhnya berlumuran darah", ungkap Sulis, saksi-mata.
Melihat hal itu, Sulis segera berlari untuk mencari pertologan yang kebetulan ada seorang anggota Polisi Brigadir Suwito (40) yang tengah bertugas Pam dikawasan wisata Pantai Ngliyep. Keduanyapun segera membawa korban ke Puskesmas Donomulyo. Sayangnya, sesampainya di Puskesmas tersebut nyawa korban tidak bisa diselamatkan. Diduga, karena luka yang cukup parah dan banyak mengeluarkan darah. "Leher bagian belakang robek hingga tembus depan dan kedua tangan terluka serta lima luka sayatan di perut, sehinga korban tewas kehabisan darah", pungkas Sulis.
Untuk memastikan penyebab kematiannya, mayat korban dibawa ke RSUD Kanjuruhan untuk dilakukan Otopsi. Dimana, saat berita diturunkan, tersangka Nd sudah diamankan di Mapolsek Donomulyo. "Pelakunya sudah ditangkap dan diamankan. Tetapi karena dia perempuan dan masih di bawah umur, maka penyidikan akan kami limpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Malang", terang Kapolsek Donomulyo AKP Sardikan, Jum'at (29/12/2017) malam.
Dijelaskannya, pelaku adalah seorang cewek berinisial NFM (18) warga Dusun Umbulsari RT. 03 RW. 09, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang. Dan, Polisi sudah menetapkannya sebagai tersangka. Sementara penetapan tersangka NFM juga disebabkan sejumlah faktor. Yakni, dia punya utang tapi tidak di bayar-bayar dan diejek orang melarat sehingga sakit hati. Ada dugaan kuat pula, antara korban terdapat hubungan asmara dengan pacar pelaku.
Selain itu, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Fenna Selinda Rakmawati yang ditemukan warga dikawasan wisata pantai Ngilep Petak 111.C, Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang tersebut, sempat membisikkan sebuah nama yaitu NFM yang diketahui adalah teman dari korban sendiri. Namun, untuk informasi lebih lanjut, AKP Sardikan menyarankan menanyakan langsung ke Polres Malang. "Untuk info lebih lanjut, sebaiknya langsung ke Polres saja", pungkasnya. *(TAB/DI/Red)*
Minggu, 24 Desember 2017
Anggota TNI Ditemukan Meninggal Di Saluran Air Dengan Luka Di Kepala
Kab. MALANG - (harianbuana.com).
Seorang anggota TNI Angkatan Darat, Sersan Mayor Achmad (44) ditemukan oleh warga dalam keadaan telah meninggal dunia dengan mulut terikat kain di dalam saluran air, Minggu (24/12/2017) pagi sekitar pukul 07.00 WIB, di Desa Dengkol RT. 04 RW.05 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Anggota TNI yang bertugas di Markas Divisi Infanteri (Divif) 2 Kostrad Singosari tersebut meninggal dunia diduga karena menjadi korban pembunuhan.
Kepala Penerangan (Kapen) Divif 2 Kostrad, Mayor Inf Bonny Vidri Anggoro saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. Pihaknya mendapatkan kepastian identitas korban setelah anggota keluarga yang dikirimkan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) mengenali jenazah sebagai Sersan Mayor (Serma) Achmad. "Korban anggota kami atas nama Sersan Mayor (Serma) Achmad, anggota Denma Divif 2 Kostrad", terang Mayor Inf Bonny Vidri Anggoro, Minggu (24/12/2017).
Mayor Inf Bonny Vidri Anggoro menjelaskan, jika jasad Serma Achmad pertama kali ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB oleh warga di sekitar lokasi kejadian. Yang mana, saat pertama kali ditemukan, korban dalam posisi terlentang dengan mulut masih tertutup kain dan dibagian kepalanya terdapat bekas luka akibat pukulan benda tumpul. "Korban diperkirakan merupakan korban pembunuhan karena kondisi pada saat ditemukan dalam keadaan mulut terikat kain penutup kepala (udeng) dan di bagian kepala korban terdapat luka-luka bekas dipukul benda tumpul. Saat ini kami sedang mendalami motif pembunuhan tersebut", jelas Mayor Inf Bonny Vidri Anggoro.
Saat ini, pihaknya masih mendalami kasus tersebut, termasuk dugaan motif pembunuhan terhadap almarhum Achmad. Sementara itu, sejumlah anggota TNI rekan-rekan korban mulai berdatangan ke Rumah Sakit. Mereka mencari kepastian tentang desas-desus kabar meninggalnya almarhum. "Saat ini, kami sedang mendalami motif pembunuhan tersebut", tegasnya.
Kapolsek Singosari, Kompol Untung Bagiyo menyatakan, korban ditemukan oleh warga yang hendak ke ladang di sekitar lokasi. Jenazah dalam kondisi terlentang di saluran irigasi dengan mulut diikat dan penuh luka. "Sementara korban diduga korban kekerasan yang mengakibatkan meninggal dunia", ungkap Kapolsek Singosari Kompol Untung Bagiyo di TKP, Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Minggu (24/12/2017).
Sementara itu, informasi dilapangan menyebutkan, warga RT.04 RW.05 Dusun Dengkol Desa Dengkol Kecamatan Singosari Kabupaten Malang - Jawa Timur, Minggu (24/12/2017) pagi sekitar pukul 07.00 WIB digegerkan penemuan jazad laki-laki didalam saluran irigasi Boro Kandang oleh 3(tiga) orang warga setempat yang hendak ke sawah.
Penemuan jazad tersebut berawal dari Samin (45), Supomo (45), Kasdan (45) yang ketiganya adalah warga Jl. Masjid Gang 6 RT. 01 RW. 05 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, ketika ketiganya hendak pergi ke sawah sekitar pukul 07.00 WIB. Yang mana, saat ketiga warga tersebut tiba dikawasan saluran irigasi Boro Kandang, tiba-tiba mereka melihat sesosok tubuh laki-laki tergeletak dalam saluran irigasi tersebut "Waktu dalam perjalanan ke sawah, sesampainya di saluran irigasi Boro Kandang, kami bertiga mengetahui ada seorang laki-laki tergeletak telentang dalam saluran irigasi dengan posisi kepala ada disebelah selatan dan kondisi mulut diikat kain udeng (penutup kepala), dan sudah dalam keadaan meninggal", terang Samin, salah-satu dari ketiga saksi.
Melihat temuan tersebut, ketiga saksi itupun langsung melaporkan penemuan mereka kepada Tabri (69) Ketua RW. 05. Selanjutnya Tabri melaporkan kejadian ke Perangkat Desa dan diteruskan melaporkan ke Babinsa dan piket Polsek Singosari.
Begitu mendapat laporan, Piket Koramil 0818/26 Pelda Budi Stiyawan dan Serda Jumari (Babinsa Desa Dengkol) serta Unit Reskrim Polsek Singosari mendatangi TKP. "Korban adalah Serma Achmad, anggota Denma Divisi 2 Kostrad yang tinggal di Asrama Divisi 2 Kostrad, RT.011 RW.007, Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang", terang petugas Piket Koramil 0818/26, Pelda Budi Stiyawan.
Setelah dilakukan olah TKP oleh Sat Reskrim Polsek Singosari dan jazad almarhum Serma Achmad dievakuasi dan dibawa ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang untuk dilakukan autopsi. *(TAB/DI/Red)*
Senin, 18 Desember 2017
Kijang Nyebur Rolak Songo, Seorang Anak Selamat Sopir Terbawa Arus
Kab. SIDOARJO - (harianbuana.com).
Ratusan warga yang tengah melintas maupun warga sekitar jembatan Rolak Songo (9 palang pintu air) yang berada dikawasan Desa Mlirip Rowo Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo, Senin (18/12/2017) siang, tiba-tiba saja dikejutkan oleh peristiwa terceburnya sebuah mobil Toyota Kijang LGX ke Anak Sungai Brantas (Kali atau Sungai Porong).
Kontan saja, mobil Kijang LGX yang tercebur itupun langsung terbawa arus deras sungai tersebut dan diombang-ambingkan pusaran air Dam Rolag Songo (Bhs Jawa = sembilan). Mengenaskannya,
dalam mobil Kijang LGX tersebut ada 2 (dua) penumpang, yakni seorang anak kecil dan seorang pria dewasa yang mengemudikan mobil tersebut.
Beruntungnya, anak kecil itu berhasil selamat dengan pertolongan warga sekitar. Namun, suratan takdir berkata lain bagi pengemudi mobil Kijang LGX tersebut. Pasalnya, hingga beberapa jam lamanya, sang pengemudi tak kunjung juga diketemukan.
Sutris, salah seorang warga yang saat kejadian kebetulan tengah melintas dikawasan jembatan Rolak Songo mengungkapkan, bahwa dirinya sempat melihat saat mobil itu tiba-tiba saja berjalan masuk ke Anak Sungai. "Pas saya melintasi jembatan Rolak Songo, ketika akan sampai disisi selatan, tiba-tiba melihat mobil itu bagian depannya sudah menjorok ke sungai", kata Sutris, Senin (18/12/2017) dilokasi.
Diterangkannya, dirinya tidak bisa memastikan jumlah penumpang didalam mobil. Namun, sempat dilihatnya seorang anak kecil berhasil diselamatkan. Sementara kabar yang yang berkembang menyebutkan, jika didalam mobil Kijang LGX itu terdapat 2 (dua) penumpang. Yakni seorang anak kecil dan seorang pria dewasa yang tak lain pengemudi mobil. "Pastinya tidak tahu. Tapi banyak yang mengatakan penumpangnya dua orang. Satu anak kecil berhasil diselamatkan sekarang dibawa ke rumah sakit dan satunya lagi yang nyopir belum ketemu", pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Tarik AKP Sugiarto menerangkan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan panjang lebar. Yang mana, saat ini anak buahnya masih mengumpulkan keterangan pasti dari saksi maupun soal kronologi insiden tersebut. "Anak buah saya dilapangan masih mencari keterangan saksi dan kronologis kejadian, sambil berkordinasi untuk melakukan upaya pertolongan dan percarian terhadap korban maupun evakuasi mobil korban", terangnya. *(DI/Red)*
Selasa, 31 Oktober 2017
Nenek 60 Tahun Meninggal Tenggelam Di Pemandian Air Panas Pacet Mojokerto
Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Kiranya sudah suratan takdir bagi Warsiami, seorang nenek yang sudah berusia 60 tahun harus meninggal di Padusan (pemandian) Air Panas Pacet Kabupaten Mojokerto, Selasa (31/10/2017) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, nenek Warsiami berangkat dari rumah anaknya yang berada dikawasan Desa Sukosari Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto sekira jam 17.00 WIB. Nenek Warsiani bersama anaknya Lilik Nuryati (45), Abdul Hadi (40) dan Supardi (50), tiba dikawasan wisata Padusan (pemandian) Air Panas Pacet Kabupaten Mojokerto, sekira pukul 17.30 WIB.
Sekira jam 18.00 WIB, korban sempat berenang di Padusan (pemandian/ kolam renang) Air Panas Pacet sementara anak perempuannya Lilik Nurhayati disuruh menunggu. Sedangkan kedua anak lelakinya, yakni Abdul Hadi dan Supardi menunggu di luar Pemandian Air Panas.
Sekira pukul 19.00 WIB, tiba-tiba saja peristiwa nahas itu terjadi, yakni korban tenggelam didalam kolam renang air panas tersebut. Konon..., Lilik Nurhayati anak korban pun sudah berusaha memberikan pertolongan sembari berteriak-teriak meminta pertolongan. Namun, suratan takdir berkata lain, sehingga nyawa korbanpun tak dapat diselamatkan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pula, korban yang berjenis kelamin perempuan, umur 60 tahun, warga Dusun Kedondong RT.08 RW.04, Desa Sumber Gedang, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Korban sempat mendapat pertolongan pertama dilokasi kejadian yang selanjutnya dibawa ke Puskesmas Pacet dan dinyatakan meninggal dunia oleh dr. EKA.
Sementara itu, langkah-langkah yang ditempuh pihak Kepolisian setempat adalah turut membantu pihak keluarga korban, neminta Visum et repertum, membuat Laporan Polisi serta meminta keterangan saksi-saksi. *(DI/Red)*
Senin, 21 Agustus 2017
Tim Resmob Polres Mojokerto Tangkap Pembunuh Pasutri Siri Kurang Dari 18 Jam
Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Berselang sekitar 18 jam usai membunuh Komariyah (44) dan Ahmad Wiyono (50), Senin (21/08/2017) malam tersangka Saiman telah berhasil ditangkap tim Resmob Satreskrim Polres Mojokerto dikawasan Kabupaten Sampang - Madura, yang merupakan daerah tempal asal tersangka Saiman.
Sebagaimana keterangan singkat yang disampaikan Kapolres Mojokerto AKBP Leonardus Harapantua Simarmata Permata kepada wartawan, bahwa pelaku telah berhasil ditangkap tim Resmob Satreskrim Polres Mojokerto dan tengah dalam perjalan menuju Mojokerto. "Pelaku baru saja ditangkap diwilayah Sampang. Sekarang masih dalam perjalanan dibawa ke Mojokerto", terangnya singkat, melalui telepon.
Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP Budi Santoso menyatakan, jika pihaknya belum bisa memberi keterangan lebih terkait penangkapan tersangka pembunuh Komariyah dan Ahmad Wiyono. Pasalnya, selain masih dalam perjalanan menuju Mojokerto, pihaknyapun belum memeriksa tersangka. ”Amin..., alhamdulillah tersangka sudah berhasil kami tangkap", terangnya, singkat.
Diketahui sebelumnya, usai membunuh Komariyah dan pasangan sirinya pada Senin (21/00/2017) dini-hari sekitar pukul 01.00 WIB dirumah Komariyah yang berada di Dusun Tambak Suruh Desa Tambak Agung Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur, tersangka Saiman ini langsung angkat kaki dan kabur dari TKP.
Konon..., salah-satu keluarga korban yang memergoki sudah berupaya mengejar tersangka pelaku. Sayangnya, upaya salah-satu keluarga korban tersebut tak membuahkan hasil. Sementara, tahu ada salah-satu kelurga korban yang mendatanginya, tersangka langsung angkat-kaki dan memilih ambil langkah seribu dengan menumpang ojek.
Berbekal informasi identitas tersangka yang didapat dari kelurga korban dan warga sekitar, Senin pagi itu juga petugas pun langsung melakukan perburuan terhadap tersangka Saiman yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak.
Sumber lain menyebutkan, pembunuhan terhadap Komariyah dan Ahmad Wiyono ini diduga kuat berlatar-belakang cemburu. Disebutkannya pula, bahwa korban Komariyah diketahui masih merupakan istri sah Saiman, meski tengah dalam proses perceraian. Sedangkan korban Ahmad Wiyono adalah pasangan selingkuh Komariyah yang sehari-harinya bekerja sebagai pengemudi bus kuning jurusan Mojokerto - Pasuruan.
Diduga, pembunuhan terhadap kedua korban telah direncanakan sebelumnya oleh tersangka Saiman. Pasalnya, selain kehadirannya dirumah korban Komariah bukan waktu dan cara layak untuk bertamu, tersangka Saiman juga membawa celurit yang diduga memang sengaja telah dipersiapkannya. *(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
*Sepasang Kekasih Meninggal Di TKP Dibunuh Suami Pisah Ranjang
Jumat, 11 Agustus 2017
Aparat Gabungan Tangkap Pembunuh Istri Kades Sidojangkung

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Gerak cepat aparat gabungan Pomal Lantamal V Surabaya, Jantanras Polda Jatim dan Polresta Mojokerto dalam mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa Luluk Diana (38) istri Kepala Desa (Kades) Sidojangkung Kabupaten Gersik Jawa Timur, sangat patut untuk mendapatkan apresiasi. Pasalnya, dalam waktu yang relatif singkat tim gabungan ini berhasil menangkap perampok sekaligus pembunuh istri Kades Sidojangkung Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.
Informasi yang dihimpun dari sumber yang dapat dipercaya menyebutkan, bahwa Jum'at (11/08/2017) sekitar pukul 10.00 WIB, petugas gabungan melakukan penangkapan terhadap seorang oknum anggota TNI-AL berpangkat Kopda atas nama 'TS' (inisial) di Dusun Sidorejo Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
Proses penangkapan terhadap 'TS' sendiri berlangsung dengan cepat, namun cukup menegangkan. "Berawal ditemukan mobil Honda Jazz Nopol W 1797 YL di res area Dusun Sidorejo Desa Mulyorejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang oleh petugas gabungan dari Pomal Lantamal V Surabaya dan Polresta Mojokerto", ungkap sumber.
Di res area ini, lanjut sumber, petugas berusaha mencari tahu pemilik mobil tersebut kepada warga yang berada disekitar lokasi. "Ketika petugas gabungan menanyakan kepada warga siapa pemilik kendaraan itu, warga menjawab jika pemiliknya adalah saudaranya pak Buamin yang beralamat di RT.10 RW.02 Dusun Sidorejo Desa Mulyorejo", lanjutnya.
Lebih jauh, sumber memaparkan, bahwa begitu mendapat informasi tersebut, petugas gabungan pun bergegas menuju ke alamat rumah Buamin untuk melakukan penangkapan terhadap pembawa mobil Honda Jazz Nopol W 1797 YL yang diduga merupakan hasil tindak kejahatan perampasan sekaligus pembunuhan terhadap Luluk Diana istri Kades Sidojangkung yang mayatnya ditemukan ditepi hutan jati Watu Blorok Dusun Kupang Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto pada Selasa (08/08/2017) lalu.
Setiba dirumah Buamin, saat petugas gabungan akan melakukan penangkapan terhadap pembawa Kendaraan Honda Jazz Nopol W 1797 YL ini, terduga pelaku berusaha melakukan perlawanan dengan jalan kabur. "Yang bersangkutan sempat berusaha melarikan diri. Petugas melakukan pengejaran dan dari Pomal Lantamal V Surabaya mengeluargan tembakan peringatan. Akhirnya pelaku dapat di tangkap", papar sumber.
Terkait itu, pelaku diduga kuat telah melakukan Tidak Pidana Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 363 KUHP tentang Perampasan Barang Milik Orang Lain pada tanggal 8 Agustus 2017 dikawasan Dusun Kupang Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Yang mana, untuk menjalani proses hukum atas dugaan tindak pidana yang telah dilakukannya, saat ini Kopda 'TS' menjalani penahanan dan pemeriksaan di Pomal Lantamal V Surabaya. *(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :
★Polda Jatim Terjunkan Tim Khusus, Ungkap Pembunuhan Wanita Yang Mayatnya Ditemukan Ditepi Hutan Watu Blorok
★Sebelum Ditemukan Telah Meninggal Ditepi Hutan Watu Blorok, Luluk Diana Ambil Uang Di Bank Rp. 150 Juta...?
★Polisi Ungkap Identitas Mayat Wanita Ditepi Hutan Jetis Mojokerto
★Mayat Wanita Tanpa Identitas Ditemukan Ditepi Hutan Jati