Sabtu, 07 September 2019

Islam Nusantara Dan Spirit Of Mojopahit Semarakkan Pawai Ta'aruf Dan Karnaval 2019

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama suami dan Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria bersama istri turut dalam kegiatan Pawai Ta'aruf dalam rangka merayakan Tahun Baru 1441 Hijjriyah, Sabtu 07 September 2019.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menggelar Pawai Ta'aruf dan Karnaval 2019, Sabtu 07 Septempber 2019. Pawai Ta'aruf dan Karnaval 2019 ini diselenggarakan dalam rangka merayakan Tahun Baru Islam 1441 Hijjriyah juga peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74.

Ribuan warga Kota Mojokerto tumpah ruah di sepanjang jalan Gajah Mada hingga jalan Hayam Wuruk untuk menyambut kedatangan peserta. Ratusan peserta pelajar SD, SMP, SMA, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Karang Taruna dan umum, turut menyemarakkan event bergengsi tersebut.

Kegiatan Pawai Ta'aruf ini sendiri kali ini mengangkat tema "Islam Nusantara" sedangkan untuk Karnaval 2019 mengangkat tema "Spirit of Majapahit, Perjuangan Kemerdekaan dan Kebangsaan".


Sekitar pukul 09.00 WIB, para peserta pawai diberangkatkan langsung oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dengan didampingi Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria, Ketua DPRD Sonny Basoeki Rahardjo, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiono serta perwakilan dari jajaran Forkopimda Kota Mojokerto.

Ratusan peserta tersebut diberangkatkan dari depan Kantor Pemkot Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto menuju titik finish di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat di jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto.

Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" ini menuturkan, event tahunan milik Pemerintah Kota ini tidak lepas untuk mempersatukan kebhinnekaan, khususnya di Kota Mojokerto serta menyiarkan agama Islam dan sebagai refleksi atas peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

"Semua tahu, negara kita memiliki landasan dasar Bhinneka Tunggal Ika. Di mana, sering kali digoyang dengan isu dan berita yang menyebabkan perpecahan. Maka, dengan semangat kebersamaan dan bersatunya seluruh warga dari berbagai etnis, suku, agama yang berbhineka tetap menjadi keluarga besar kota Mojokerto", tutur Ning Ita.


Ning Ita mengungkapkan, tahun ini jumlah peserta naik cukup besar, yakni mencapai 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Diungkapkannya pula, bahwa kenaikan angka ini tidak lepas dari antusias masyarakat dalam memperingati Tahun Baru 1441 Hijriah.

"Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah, toleransi dan kebersamaan di antara warga Kota Mojokerto melalui kreasi budaya Islam Nusantara yang bersatu dalam kebhinekaan. Sehingga dapat mempererat tali persaudaraan di antara kita semua", ungkap  Ning Ita penuh harap.

Ning Ita pun berharap, event yang rutin diselenggarakan tiap tahun ini nantinya dapat disaksikan tidak hanya oleh warga Kota Mojokerto saja, tetapi juga warga luar Kota dan bahkan warga negara asing.

Selain itu, Ning Ita juga berharap, melalui penyelenggaraan event - event sejenis dengan intensitas yang lebih besar, Kota Mojokerto tidak hanya menjadi "Kota Perdagangan dan Jasa", tetapi juga "Kota Destinasi Wisata". *(Ry/HB)*

Senin, 20 Maret 2017

Kalangan Legeslator Kagumi Penataan TPA Randegan


Sejumlah jajaran PNS Pemkot Mojokerto saat ngopi bersama dilokasi Rumah Baca yang berada didalam area TPA Randegan

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Kalangan legeslator Kota Mojokerto dibuat kagum dengan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dikawasan Lingkungan Randegan Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Pasalnya TPA sampah di Randegan itu ternyata disulap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto tak ubahnya seperti kawasan wisata edukasi.

Sebagaimana diungkapkan oleh anggota Komisi I DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto kepada wartawan, bahwa pihaknya dibuat kagum atas penataan TPA sampah di Randegan yang sekarang ini. Bahkan, Deny pun sempat dibuatnya kaget saat mininjau lokasi TPA tersebut bisa dijadikan taman wisata keluarga. “Kaget juga jika melihat TPA yang sekarang. Dahulu penuh sampah dan berbau, sekarang menjadi bersih yang sekaligus bisa menjadi taman edukasi dan wisata keluarga", ungkap Deny, Rabu (15/03/2017).

Keindahan dan kebersihan TPA Randegan Kota Mojokerto sudah tampak sejak masuk dalam area penampungan sampah akhir.

Tak hanya itu saja, politisi dari Partai Demokrat Kota Mojokerto ini mengapresiasi kinerja DLH Pemkot Mojokerto yang dianggap cerdas dalam mengelola TPA seluas 2,6 hektare ini yang juga dengan memanfaatkannya sebagai tempat pengolahan sampah menjadi biogas dan pupuk kompos dengan menggunakan sistem controll land-fill. “Terus terang saja, saya merasa nyaman dan  jadi krasan disini. Bisa dibuat ngopi (Red : minum kopi) sambil melihat keindahan ragam pepohonan atau baca-baca buku perpustakaan. Dulu, pikir-pikir bahkan siapa yang mau berlama-lama disini. Disamping jalannya jeblok baunya juga busuk. Sekarang, jalannya cor", pungkas Deny.

Terpisah kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid menjelaskan, bahwa konsep pembangunan TPA ini sengaja dibuat dengan sebaik dan senyaman mungkin. Harapannya, agar masyarakat bisa mengenal lebih dekat dan berminat belajar tentang pengelolaan sampah, sehingga tidak lagi memandang sampah sebagai momok yang menakutkan, apalagi menjadi musuh yang harus dimusnahkan. "Sebenarnya, sampah bisa menjadi sahabat baik bila tahu cara mengelolanya serta mau mengelola dan memanfaatkannya. Tahu belum tentu mau, nah disinilah kuncinya. Kita terus melakukan pendekatan-pendekatan sehingga masyarakat tertarik untuk terlibat didalamnya", terang Amin Wachid. *(DI/Red)*

TPA Randegan Jadi Obyek Wisata Dan Tempat Foto Selphie Dadakan Di Kota Mojokerto


Pengunjung tempat wisata keluarga TPA Randegan Kota Mojokerto saat foto bersama, Senin (20/03/2017).

Kota MOJOKERTO — (harianbuna.com).
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan di Kota Mojokerto kini mendadak ngehitz. Hampir tiap hari, pusat penampungan sampah di Kota Mojokerto ini didatangi kalangan muda dari beberapa kelompok ataupun jenjang sekolah untuk berfoto selphie ria. Bahkan, ketika hari Sabtu dan Minggu, area dulunya kotor dan diselimuti bau sedap itu, kini banyak didatangi kelompok keluarga untuk dijadikan obyek wisata keluarga atapun tempat melepas penat setelah sepekan penuh bekerja dikantor ataupun diperusahaannya  dengan tidak melupakan acara berfoto selphie ria.

Pantauan awak media, area TPA sampah yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Magersari Kota Mojokerto ini, selain dulunya kotor dan diselimuti bau busuk yang menyengat itu, diarea ini juga dihiasi adanya beberapa gunungan sampah yang dikerubuti ratusan hewan kambing milik warga dan jutaan lalat liar. Hanya saja, beberapa gunungan sampah yang dulu ketinggiannya mencapai sekitar 30 meter itu, saat ini telah disulap oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menjadi tempat menarik untuk berfoto selphie.

Tak hanya menyediakan obyek foto selphie saja, direst area, pengunjung juga dapat menikmati eksotisme saat matahari terbit dan terbenam dari tempat ini. Tak ayal lagi, TPA yang lokasinya dipinggiran Kota Onde-onde ini kini menjadi sarana rekreasi dadakan yang tak mengecewakan. Menariknya pula, pengunjung ditempat wisata dadakan ini tidak hanya warga Kota setempat saja, pengunjung dari luar Kota pun mulai mencoba sensasi naik bukit Teletubies lengkap dengan 27 anak tangganya itu. 

Salah seorang pengunjung yang dijumpai dilokasi mengaku, bahwa dirinya tahu adanya tempat penampungan sampah yang telah disulap menjadi tempat wisata ini dari grup sosial media (Sosmed) ILM (Info Lantas Mojokerto). "Saya tahu dari grup ILM di Sosmed mas...! Kami dari Lamongan. Karena penasaran kami bersama keluarga datang kesini. Kadang masih sedikit berbau sampahnya, tapi kadang hilang. Sepertinya tergantung angin", aku Suwono yang datang bersama keluarga besarnya, Senin (20/03/2017), dilokasi.

Pengunjung lainnya, yakni Arief Rahman yang mengaku warga Cerme Kabupaten Gersik mengatakan, jika puncak bukit ini menarik dan sangat cocok untuk melihat sunrise. "Viewnya bagus untuk memotret sunrise. Sebab pandangannya kearah timur los", Arief Rahman.

Sebagaimana diketahui, sejak sekitar 6 bulan terakhir, pihak pengelola yang dalam hal ini DLH Pemkot Mojokerto berusaha menyulap lahan seluas 6,5 hektar ini menjadi kawasan hijau. Kerja cerdas DLH Pemkot Mojokerto atas keberhasilnnya mengubah kawasan yang dulunya tampak menjijikan menjadi tempat wisata edukasi ini, patut untuk mendapat aparesiasi.

Wal-hasil, area yang dulunya kotor, menjijikkan dan diselimuti bau busuk serta menjadi sarang jutaan lalat itu, kini berubah menjadi taman hijau lengkap dengan spot foto dan arena bermain anak. Free wifi, taman baca, taman bermain, pembibitan, pengolahan kompos tersedia lengkap disini.

Sementara itu, meski tempat penampungan sampah di Kota Mojokerto ini kini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal, namun pihak pengelola area ini menggratiskannya. Bahkan, agar pengunjung tidak terganggu dengan akrivitas sebenarnya kawasan ini, pada akhir tahun lalu, Pemda setempat telah membagi akses keluar masuk truk sampah dengan membuatkan 2 jalan cor yang masing-masing selebar 5 meter. "Kami menggratiskan untuk masuk ke kawasan ini. Tidak ada pungutan apapun. Terkait adanya keinginan warga agar TPA dibuka malam hari dan adanya permintaan pendirian cafe ditempat ini, kami harus mengkajinya lebih dalam bersama Dinas Satpol PP", ungkap Kepala DLH Pemkot Mojokerto, Amin Wakhid.  *(Yd/DI/Red)*