Senin, 20 Maret 2017

Kalangan Legeslator Kagumi Penataan TPA Randegan

Baca Juga


Sejumlah jajaran PNS Pemkot Mojokerto saat ngopi bersama dilokasi Rumah Baca yang berada didalam area TPA Randegan

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Kalangan legeslator Kota Mojokerto dibuat kagum dengan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dikawasan Lingkungan Randegan Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Pasalnya TPA sampah di Randegan itu ternyata disulap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto tak ubahnya seperti kawasan wisata edukasi.

Sebagaimana diungkapkan oleh anggota Komisi I DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto kepada wartawan, bahwa pihaknya dibuat kagum atas penataan TPA sampah di Randegan yang sekarang ini. Bahkan, Deny pun sempat dibuatnya kaget saat mininjau lokasi TPA tersebut bisa dijadikan taman wisata keluarga. “Kaget juga jika melihat TPA yang sekarang. Dahulu penuh sampah dan berbau, sekarang menjadi bersih yang sekaligus bisa menjadi taman edukasi dan wisata keluarga", ungkap Deny, Rabu (15/03/2017).

Keindahan dan kebersihan TPA Randegan Kota Mojokerto sudah tampak sejak masuk dalam area penampungan sampah akhir.

Tak hanya itu saja, politisi dari Partai Demokrat Kota Mojokerto ini mengapresiasi kinerja DLH Pemkot Mojokerto yang dianggap cerdas dalam mengelola TPA seluas 2,6 hektare ini yang juga dengan memanfaatkannya sebagai tempat pengolahan sampah menjadi biogas dan pupuk kompos dengan menggunakan sistem controll land-fill. “Terus terang saja, saya merasa nyaman dan  jadi krasan disini. Bisa dibuat ngopi (Red : minum kopi) sambil melihat keindahan ragam pepohonan atau baca-baca buku perpustakaan. Dulu, pikir-pikir bahkan siapa yang mau berlama-lama disini. Disamping jalannya jeblok baunya juga busuk. Sekarang, jalannya cor", pungkas Deny.

Terpisah kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid menjelaskan, bahwa konsep pembangunan TPA ini sengaja dibuat dengan sebaik dan senyaman mungkin. Harapannya, agar masyarakat bisa mengenal lebih dekat dan berminat belajar tentang pengelolaan sampah, sehingga tidak lagi memandang sampah sebagai momok yang menakutkan, apalagi menjadi musuh yang harus dimusnahkan. "Sebenarnya, sampah bisa menjadi sahabat baik bila tahu cara mengelolanya serta mau mengelola dan memanfaatkannya. Tahu belum tentu mau, nah disinilah kuncinya. Kita terus melakukan pendekatan-pendekatan sehingga masyarakat tertarik untuk terlibat didalamnya", terang Amin Wachid. *(DI/Red)*