Rabu, 24 Mei 2017

Dipusingkan Laju Pertumbuhan Penduduk Dan Perkawinan Usia Dini, DP3AK Pemkot Mojokerto Bentuk PIK-R Dan PIK-M

Baca Juga

Kepala DP3AKB Pemkot Mojokerto Moch. Ali Imron ketika mendapingi Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus saat memberikan penghargaan kepada sejumlah Siswa Berprestasi.

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Dipusingkan dengan persoalan laju kepadatan penduduk dan maraknya perkawinan usia dini pada Daerah yang hanya membawahi 3 (tiga) Kecamatan, Pemerintah Kota (Penkot) Mojokerto melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) setempat membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) juga Pusat Indirmasi dan Konseling Masyarakat (PIK-M).

Sebagaimana diterangkan oleh Kepala DP3AKB Pemkot Mojokerto Moh. Ali Imron kepada wartawan, bahwa pihaknya dipusingkan dengan persoalan laju kepadatan penduduk dan persoalan perkawinan usia yang akhir-akhir kian marak. "Saat ini, Kota Mojokerto menduduki peringkat ketiga kawasan padat penduduk di Jatim, setelah Surabaya dan Malang. Perkawinan usia dini menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan penduduk di daerah ini", terang Kepala DP3AKB Pemkot Mojokerto, Moch. Ali Imron, usai Rakor KB di Pendopo Graha Praja Wijaya, Rabu (24/05/2017) siang.

Dijelaskannya, bahwa pada tahun 2015 lalu, Kota yang hanya membawahi 3 (tiga) Kecamatan ini, tingkat perkawinan usia dini mencapai 51 kasus dan pada tahun 2016 turun menjadi 48 kasus. Dimana, untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut, pihaknya membentuk Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) juga pusat Infirmasi dan Konseling Masyarakat (PIK-M). "Target tahun ini, membentuk Forum Komunikasi Anak dengan merekrut 115 kader di 12 kelurahan. Namun belum tuntas seluruhnya, karena terbentur puasa. Perkiraan, akhir tahun ini selesai", jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menyatakan puas dengan kinerja DP3AKB. Dituturkannya, bahwa untuk menyukseskan program KB, langkah promotif dan preventif yang dilakukan Pemkot Mojokerto adalah dengan menekan angka perkawinan usia dini, yaitu perkawinan di bawah usia 20 tahun. "Alhamdulillah angka kelahiran kita cuma 1,8. Ini sudah dibawah rata-rata Jawa Tmur. Artinya, berkat dorongan dan dukungan dari semua pihak, program KB di Kota Mojokerto dapat sukses", tutur Wali Kota Mas'ud Yunus.

Menurut Wali Kota Mas'ud Yunus, salah-satu yang dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan perkawinan usia dibawah 20 tahun, adalah dengan memberikan dorongan semangat belajar kepada para remaja. "Salah satu yang dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto yaitu dengan memberikan motivasi. Diantaranya, Pemkot memberikan beasiswa kepada warga yang tidak mampu. Setelah lulus SMA, bagi yang melanjutkan ke Perguaruan Tinggi akan diberikan beasiswa. Dengan demikian, anak-anak setelah lulus SMA tidak buru-buru nikah", pungkas Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus. *(DI/Red)*