Kamis, 30 Mei 2024

Langgar Kesepakatan, CV. SKS Di Deadline 30 Hari Bersihkan Ayam Dan Kandang


Warga Dusun Karangan dan Manajemen CV. SKS berunding ulang di Balai Dusun Karangan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dan sepakat bersihkan ayam dan kandangnya dalam tenggang waktu 30 hari disertai surat pernyataan bersama, Kamis (30/05/2024) malam.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Ratusan warga Dusun Karangan Desa Kesimantengah Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto marah dan nyaris menggeruduk tempat usaha kandang ayam dan menutup paksa sekaligus mengobrak-abrik ayamnya. Hal Ini dikarenakan pihak CV. Subur Karunia Sejahtera (CV. SKS) melanggar komitmennya  yang sudah disepakati kedua belah pihak antara warga dan CV. SKS untuk tidak membuang limbah ke sungai dan pihak CV akan membuangnya ke tempat penampungan limbah wilayah surabaya.

Pengurus Karangtaruna dusun setempat yang mewakili emak-emak warga Dusun Karangan, Irfan dan Pendik didampingi Ketua BPD Desa Kesiman Tengah, Lita, saat dikonfirmasi Kamis (30/05/2024) malam menjelaskan, setelah ada kesepakatan antara warga dan pihak CV. SKS pada Kamis (30/05/2024) siang, pihak CV. SKS bersedia membuang libah keluar kota agar tidak mencemari sugai yang dimanfaatkan emak-emak untuk kebutuhan mencuci pakaian serta dimanfaatkan petani untuk mengairi sawahnya.

Namun, setelah Maghrib, Kamis (30/05)2024) sore sekitar pukul 18.15 WIB, warga setempat yang hendak mengairi sawahnya memergoki limbah kotoran ayam dari kolam kandang ayam CV. SKS digelontor ke sungai. Parahnya lagi, yang mengalir ke sungai tersebut bukan hanya air yang pekat dan berbau bangkai, melainkan jutaan belatung (set) mengambang di sungai.

Pantauan di lokasi, dihalaman balai dusun setempat, setelah melihat peristiwa itu, warga sepakat menggeruduk ke lokasi kandang ayam untuk menutup dan membubarkan ternak ayam secara paksa. Dalam waktu kurang dari 1 jam, sedikitnya 300 warga sudah berkumpul di halam balai dusun Karangan dan siap berangkat meluluh-lantakan kandang ayam milik CV. SKS.

Beruntung dengan respon cepat perangkat dusun setempat bersama Ketua RT/vRW dan perangkat desa Kesiman Tengah dengan bantuan petugas Polisi, TNI (Koramil) dan Satpol PP Kecamatan Pacet berhasil meredam amarah warga yang sudah emosional dan nekat ingin berangkat menggeruduk ke lokasi kandang ayam.

Dengan Sigap Kapolsek Pacet, AKP Agus Setiawan bersama Sekcam dan Danramil Pacet minta Kades Kesiman Tengah Bangga Al Hakim mengumpukan perangkat desa serta RT/RW dusun Karangan dan Pengurus Karang Taruna berunding kembali sebelum melakukan tindakan penutupan paksa.

“Kita tidak perlu melakukan penutupan paksa keberadaan kandang ayam yang mencemari sungai dan polusi. Warga harap bersabar, kami panggil pihak CV. SKS untuk bisa menuntaskan permasalahan limbah pada malam ini", ajak Kapolsek Pacet kepada warga.

Selang beberapa menit, pihak CV. SKS yang diwakili 2 stafnya datang dan berunding dengan warga di Balai Dusun Karangan. Meski menemukan jalan tengah cukup alot, pada akhirnya ditemukan solusi yang sesuai dengan keinginan warga.

“Kalau hasil perundingan sebelumnya pihak CV. SKS bersedia membuang limbah diluar wilayah Kabupaten Mojokerto dengan waktu yang agak longgar, maka pada kesepakatan malam ini atas kesepakatan yang dilanggar CV. SKS sendiri, sepakat mengosongkan 9.000 ternak ayam dan membongkar kandang sekaligus membersihkan limbahnya dengan batas waktu maksimal 30 hari”, tegas Kades Bangga Al Hakim, didampingi Sekdesnya, Juwadak.

Tengang waktu ini lebih ringan dari tuntutan warga yang minta 2 minggu untuk menggosongkan ternak beserta kandang dan limbahnya. Kemudian kedua belah pihak membuat surat pernyataan bermaterai untuk kesanggupan kesepakatan tersebut. Dan apabila pihak CV. SKS tidak memenuhi janjinya dalam waktu 30 hari, maka warga akan bertindak lebih brutal dan tidak mau lagi dikibuli seperti ini.

“Warga Dusun Karangan sudah hilang kesabarannya. Mudah-mudahan ini kesepakatan akhir yang harus dijalan pihak CV. SKS. Kalau dalam waktu 30 hari masih ada pencemaran dan piaraan ayam berikut kandangnya masih belum dirobohkan, warga akan bertindak lebih serius", ancam  warga  dusun Karangan.

Secara terpisah, Uky staf CV. SKS (Subur Karunia Sejahtera) jalan Raya Wisata Pacet Mojokerto yang mengelola usaha penginapan (Hotel dan Resto) serta holtikultura, setelah mendengar langsung keluhan dan celotehan warga, hingga malam pukul 21.00 WIB yang awalnya keberatan dengan tenggang waktu 30 hari, kemudian menawar 3 bulan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Namun imbas kesalahan munculnya akibat keteledoran pihak CV. SKS sendiri, akhirnya menyetujui dan sepakat menuntaskan permasalahan dengan warga tepat 30 hari dan bersedia menandatangi pernyataan bermaterai. *(get/DI/HB)*


BERITA TERKAIT:

Cemari Sungai, Warga Dusun Karangan - Pacet Protes Usaha Ayam CV. SKS Ditutup


Kandang ayam yang diprotes warga karena limbahnya milik CV. SKS yang berlokasi di Jl. Raya Wisata Pacet, Desa Kesiman Tengah Kecamatan Pacet yang juga mengelola usaha Hotel dan Resto serta holtikultura bidang peternakan dan pertanian.


Kab. MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Ratusan warga Dusun Karangan Desa Kesimantengah Kec. Pacet mendatangi tempat usaha CV SKS (Subur Karunia Sejahtera) jalan raya wisata Pacet Mojokerto yang mengelola usaha penginapan (Hotel dan Resto) serta holtikultura bidang peternakan dan pertanian.

Mereka yang kebanyakan emak-emak (kaum hawa) tersebut tanpa ada komando beramai-ramai mendatangi lokasi usaha CV SKS untuk menemui Pemiliknya, Yansen dengan maksud  protes terkait pembuangan limbah cair dari ternak ayam di lokasi CV SKS agar secepatnya dihentikan.

Pantauan di lokasi kandang yang menampung 9.000 ekor ayam petelur tersebut ditempatkan pada bangunan kandang semi permanen yang terbagi dua bagian.  Kandang (1) dasarnya dibuat kolam ikan dan kotorannya langsung jatuh ke kolam dengan maksud untuk santapan ternak ikan lele. Sedangkan kandang (2) kotorannya langsung jatuh ke lantai. Kemungkinan kotoran tersebut dibersihkan dan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman yang juga berlokasi di usaha CV SKS tersebut.

Kotoran yang jatuh ke kolam untuk santapan ikan, terlihat cukup pekat seperti cairan lumpur dan bau menyengat serta mengeluarkan polusi yang menyesakkan dada saat dihirup. Sedangkan cairan dalam yang mengeluarkan bau tak sedap tersebut, tanpa diolah di UPL (Unit Pengelolaan Limbah) yang  benar, langsung terbuang ke sungai dalam kampung dan ke pengairan pertanian warga.

Pendik dan Irvan pengurus Karang Taruna dusun setempat saat mendampingi emak-emak untuk menemui Pemilik/Pimpinan CV SKS atau yang dikenal Papa Kana tidak berhasil menemuinya dan hanya ditemui karyawannya saja sehingga tidak menghasilkan jalan keluar.

Tujuan menemui langsung pemilik usaha tersebut, agar mendengar langsung apa yang dikeluhkan warga terkait limbah kandang tersebut yang mencemari sungai dan lahan pertanian warga. Kemudian mengajak  pimpinannya untuk menyaksikan dan merasakan sendiri pencemaran limbah diluar area usaha, kemudian bisa mencari jalan keluarnya agar sama sama tidak dirugikan.

"Kami warga yang sangat dirugikan sudah beritikad baik untuk menemui pimpinan sekaligus pemilik CV SKS, guna mencari solusi dengan cara kondusif. Namun tidak ditanggapi dengan bijak oleh  Pak. Yansen sebagai pemilik sekaligus pimpinan usaha CV SKS", jelas Irfan dan Pendik beserta Supar dan Kusman, masing-masing perwakilan warga RT. 06 dan RT.01 Dusun Karangan Desa Kesimantengah, Kamis (30/05/2024) siang.

Agar permasalah limbah yang meresahkan warga Dusun Karangan cepat tuntas lanjut  Irfan dan Pendik, akhirnya kami berembuk di Balai Dusun dengan mengundang perangkat desa, BPD bersama Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Kesimantengah, untuk membuat surat tuntutan warga secara resmi kepada pemilik CV SKS.

Kades Kesiman Tengah, Bangga Al Hakim dikonfirmasi usai melakukan mediasi bersama warga dusun Karangan terkait pembuangan limbah tersebut mengakui ada pencemaran limbah dari kandang ayam milik CV. SKS, karena sebelum melakukan mediasi pihaknya bersama RT setempat turun langsung ke lokasi pencemaran limbah tersebut.

Menurut Angga, panggilan Kades setempat, surat hasil kesepakatan rembuk dusun warga setempat, dengan segala tuntutannya akan diserahkan dengan pihak manajemen CV SKS, untuk melakukan mediasi mencari solusi tuntutan warga.

“Perangkat Desa dan perwakilan warga dusun Karangan besama perwakilan Polsek, Koramil dan Kecamatan Pacet melakukan mediasi dengan pihak manajemen CV SKS dan menghasilkan kesepakatan untuk tidak membuang limbah ke sungai desa setempat", tukas Kades Angga.

Pimpinan sekaligus Pemilik CV SKS (Subur Karunia Sejahtera), Yansen dikonfirmasi via Telepon Genggam pribadinya No. 0812-3223 ........ sampai 2 kali pada Kamis (30/5/2024) siang, tidak merespon. Namun ketika dikonfirmasi untuk memberikan penjelasan singkat terkait solusi tuntutan warga Dsn. Karangan masalah limbah via pesan WA (WhatsApp), Pimpinan  CV. SKS Yansen menyarankan untuk menghubungi asistennya bernama Topan.*(get/DI/HB)*

Selasa, 13 Juni 2023

Hadir Di Sosialisasi Dan Pelatihan Budidaya Magod Se Kota Mojokerto, Ning Ita: Genetis Kita Ini Dari Mojopahit

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Plt. Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid dan dua narasumber dari Universitas Brawijaya Malang hadir dalam Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Selasa (13/06/2023) siang.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat hari ini, Selasa 13 Juni 2023, menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Tama dan Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto, jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Pelaksana-tugas (Plt.) Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid hadir sekaligus berkesempatan menyampaikan sambutan pengarahan dalam Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto yang diikuti oleh 174 orang dari 3 kecamatan se Kota Mojokerto 

Sosialisasi Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto tersebut juga dihadiri 3 camat dari 3 kecamatan dan 18 lurah dari 18 kelurahan yang ada di Kota Mojokerto serta dihadiri 2 (dua) orang narasumber dari Universitas Brawijaya (Unbra) Malang, Bagus dan Nur Hidayat.

Dalam sambutan dan pengarahannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di antaranya menyampaikan pentingnya akuntabilitas, maka dalam kegiatan Sosialisasi Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto ini, para peserta tidak sebatas hanya dilatih di ruangan ini, tapi setelahnya bagaimana ilmu yang sudah dilatihkan bisa dilaksanakan dan diimplementasikan.

"Kalau sudah dilaksanakan ada hasilnya yang bisa diukur supaya memenuhi akuntabilitas. Saya berterima-kasih kepada seluruh masyarakat yang hari ini berkenan hadir. Karena di dalam program ini, pemerintah tidak bisa melaksanakan tanpa ada partisipasi masyarakat", kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Selasa (13/06/2023) siang.

"Keberadaan kami, pemerintah itu tugasnya ada 3 (tiga). Tugas pertama adalah menyelenggarakan pemerintahan. Yang kedua, memberikan pelayanan publik, termasuk pada panjênêngan (Red: Bhs. Jawa = anda) ini. Dan, yang ketiga adalah melaksanakan pembangunan", lanjutnya.


Salah-satu suasana Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Selasa (13/06/2023) siang.


Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menerangkan, bahwa tiga tugas utama itu menjadi perhatian pemerintah. Yang mana, dalam poin pertama, kedua dan ketiga tersebut, dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi masyarakat.

"Membangun, misalnya. Kita membangun tujuannya untuk siapa? Ya untuk bermanfaat bagi masyarakat. Kita bangun Alun-alun, kita bangun pasar. Kalau di DLH (Dinas Lingkungan Hidup), kita bangun taman-taman, area publik. Yang menggunakan kan masyarakat?", terang Ning Ita.

Dijelaskan Ning Ita, di dalam tiga tugas utama pemerintah tersebut, harus ada keterlibatan langsung dan partisipasi masyarakat. Maka dari itu, didalam program budidaya Magod ini, juga melibatkan peserta sosialisasi sebagai bagian dari masyarakat untuk terlibat secara aktif.

"Pemerintah yang memfasilitasi, tapi pelaksananya, sasarannya adalah masyarakat. Hasilnya, ya juga untuk masyarakat. Kita sebatas fasilitator, pemberi stimulan, stimulus, seperti saat ini. Diberikan ilmunya, pelatihannya. Nanti untuk budidayanya disediakan sarana prasarana. Pelakunya tetap masyarakat. Manfaatnya, seperti yang sampaikan diawal tadi, tentu untuk peningkatan kesejahteraan", jelas Ning Ita.

Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto tersebut mengulik soal persampahan yang sejauh ini masih diperlukan keterlibatan dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaannya.

"Kalau jumlah sampah di Kota Mojokerto ini berkurang, maka tentu masyarakat ini kan bisa tinggal, bisa berusaha kalau yang punya usaha, bisa bekerja dengan nyaman di Kota Mojokerto. Tapi kalau kita tidak bisa menyelesaikan urusan sampah, maka kota ini akan tenggelam oleh sampah. Terus orangnya mau tinggal di mana?", lontar Ning Ita.

Wali Kota Perempuan Pertama di Kota Mojokerto ini menyampaikan, bahwa semua kalangan pasti membutuhkan tempat tinggal yang bersih, tempat tinggal yang sehat, tempat tinggal yang nyaman untuk keluarga, untuk tempat usaha hingga tempat untuk bekerja.

Untuk terciptanya hal itu, lanjut Wali Kota Perempuan Pertama di Kota Mojokerto tersebut, harus dilakukan sinergi untuk kebaikan bersama. Sinergi yang manfaatnya untuk masyarakat Kota Mojokerto, Pemerintah Kota Mojokerto hadir sebagai fasilitator, memberikan fasilitas, memberikan ruang. Masyarakat sebagai pelaku dan pelaksana. 

"Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, terima kasih panjênêngan sudah mau hadir. Apalagi tadi di sampaikan oleh Pak Kadis LH (Red: Lingkungan Hidup), bahwa yang terlibat (Red: peserta sosialisasi) sangat variatif, mulai dari yang usia menjelang 20 tahun sampai yang Lansia. Nah... ini menunjukkan betapa masyarakat Kota Mojokerto ini punya kepedulian untuk satu, produktif. Yang kedua, untuk peduli dalam membangun kotanya", ujar Ning Ita.

Ning Ita sangat mengapresiasi atas keterlibatan peserta sosialisasi yang usianya baru menjelang 20 tahun sudah punya kepedulian untuk produktif dan peduli untuk turut membangun Kota Mojokerto. Terlebih, di antara 174 peserta sosialisasi tersebut terdapat banyak peserta yang tergolong Lansia.

"Ini Lansia (Red: lanjut usia) ini berarti tidak melihat, bahwa aku tidak melihat angka (Red: umur) yang penting aku masih bisa produktif. Nggih... lêrês nggih? (Red: Bhs. Jawa = Ya..., benar ya? Ini luar biasa. Memang Kota Mojokerto ini kan turunané (Red: Bhs. Jawa = keturunan) Mojopahit, jadi semangat pejuang kabéh (Red: Bhs. Jawa = semua). Ini yang dibanggakan", ujar Ning Ita pula.

"Jadi, genetis itu tidak bisa dibohongi. Genetika, darah yang mengalir di dalam tubuh kita, susunan gen-gen di dalam tubuh kita. Genetis kita ini dari Mojopahit. Bagaimana dulu Nusantara bisa disatukan oleh nenek moyang kita. Di antara petarung-petarung, yang ahli negosiasi di Mojopahit ini", lanjut Ning Ita.

"Kita sebagai keturunannya, pewarisnya tentu yang mewarisi genetis dari para leluhur kita. Ada orang yang kreatif yang memiliki semangat juang luar biasa, yang produktifitasnya sangat tinggi, yang kemandiriannya sulit untuk dikalahkan, karena fakta sejarah itulah yang membuktikan, bahwa luar biasa keunggulan Mojopahit di abad 13–14", tambahnya.

"Nah.., meskipun itu sudah 700–800 tahun yang lalu, tapi kan kita sebagai keturunannya genetisnya kan terus menurun sampai ke kita sebagai generasi penerus. Ini yang harus menjadi keunggulan yang kita banggakan, sehingga saya sangat mengapresiasi, berterima-kasih kepada Bapak Ibu semua sebagai warga Kota Mojokerto tidak memandang usia, tetapi ingin menjadi warga yang produktif tanpa melihat angka usia tapi tetap ingin berkontribusi dalam membangun kota ini. Matur-nuwun, matur-nuwun (Red: Bhs. Jawa = terima-kasih, terima-kasih)", pungkas Ning Ita. *(DI/HB/Adv)*

Jumat, 19 Mei 2023

Ning Ita Tanam Mangga Di Alun-alun Kota Mojokerto Untuk Generasi Mendatang


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Pelaksana-tugas (Plt.) Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid dengan disaksikan Corporate Affair & Legal Manager Lautan Natural Krimerindo Syaiful Amin dan Ketua IKAPMII Mojokerto Hidayat serta sejumlah anggota IKAPMII Mojokerto saat melakukan penanaman pohon mangga di area lahan tanah Alun-alun Kota Mojokerto sisi timur, Jum'at (19/05/2023) sore.
 


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Pelaksana-tugas (Plt.) Kepala  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto Amin Wachid, pada Jum'at (19/05/2023) sore melakukan penanaman pohon mangga di area lahan tanah Alun-alun Kota Mojokerto sisi timur.

Kegiatan penanaman pohon mangga di area lahan tanah Alun-alun Kota Mojokerto sisi timur tersebut, merupakan penanaman pohon mangga secara simbolis dari agenda penanaman 100 pohon mangga di wilayah Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menyampaikan, bahwa agenda penanaman 100 pohon mangga di Kota Mojokerto merupakan salah-satu upaya untuk menjaga ekosistem alam yang kelak diwariskan kepada generasi yang akan datang.

"Ini bagian dari upaya untuk bisa menjaga keberlanjutan dari alam ini yang kelak akan kita wariskan kepada generasi setelah kita. Agar kita bisa mewariskan bumi yang layak, yang nyaman untuk keberlanjutan generasi setelah kita", ujar Ning Ita saat ditemui  Jum'at (19/05/2023) sore, di lokasi.

Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan, bahwa suatu fakta belakangan ini marak terjadi bencana alam di berbagai belahan Bumi. Hal itu terjadi sebagai dampak abainya umat manusia dari upaya menjaga dan melestarikan lingkungan alam di sekitarnya.

Wali Kota Perempuan Pertama di Kota Mojokerto ini pun menjelaskan, bahwa polusi di era revolusi industri saat ini luar biasa besar. Hal ini, sangat berdampak pada menurunnya kualitas udara yang dihirup mahluk hidup terutama manusia yang tentunya berakibat terganggunya kesehatan manusia.

"Untuk itu, salah satu upayanya adalah kita harus berjariyah dengan menanam pohon. Menanam pohon, salah satu sisi manfaatnya, selain menjaga ekosistem, juga menjadi produsen bagi oksigen yang kita butuhkan untuk kehidapan saat ini", jelas Ning Ita.

Sebagai informasi, kegiatan penanaman 100 pohon mangga  kali ini merupakan rangkaian acara menuju 25 Tahun PMII Mojokerto. PMII Mojokerto bekerja sama dengan PT. Lautan Natural Krimerindo sebagai penyedia 100 bibit pohon mangga.

Seluruh bibit pohon mangga tersebut nantinya akan ditanam menyebar di berbagai titik Kota Mojokerto, termasuk di area sekitar pemukiman warga dan ruang terbuka hijau.

Penanaman pohon mangga di area lahan tanah Alun-alun Kota Mojokerto sisi timur pada Jum'at (19/5/2023) sore tersebut juga dihadiri Corporate Affair & Legal Manager Lautan Natural Krimerindo Syaiful Amin dan Ketua IKAPMII Hidayat serta sejumlah Anggota IKAPMII Mojokerto. *(EL/an/HB)*

Sabtu, 25 Maret 2023

Dukung Lisa Berdasi, Ning Ita Aksi Nyata Punguti Sampah Usai Kegiatan


Wali Kota Mojokerto punguti sampah saat acara Ruwah Desa di Kelurahan Prajurit Kulon Kecamatan Prajurit Kulon, Minggu (19/03/2023).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Program Lisa Berdasi (LIhat Sampah Ambil, Bersih saat Datang Bersih saat PergI) yang dilahirkan Forum Kota Mojokerto Sehat (FKMS), mendapat dukungan sepenuhnya dari Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Dukungan penuh atas program Lisa Berdasi yang ditunjukkan oleh Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita tersebut, di antaranya melalui aksi nyata usai kegiatan Senam Bersama dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-44 Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Gelora A. Yani Kota Mojokerto.

Dukungan penuh atas program  yang bertujuan mewujudkan Kota Mojokerto bebas sampah itu ditunjukkan melalui aksi nyata usai kegiatan Ruwah Desa di Lapangan Prajurit Kulon jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajurit Kulon Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto pada Minggu (19/03/2023) lalu.

Yang mana, usai acara, saat beranjak meninggalkan lokasi kegiatan sembari menyapa warga, Ning Ita meminta kantong kresek dan tanpa rasa canggung langsung memunguti sampah botol plastik yang berserakan di tempat acara. Aksi spontan orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto ini langsung diikuti oleh masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.

“Menjaga Kota Mojokerto bebas dari sampah adalah tugas kita bersama bukan hanya tugas DLH, bukan hanya FKMS. Apalagi dengan diraihnya penghargaan Adipura yang merupakan instrumen pengawasan kinerja pemerintah kabupaten/ kota dalam pengelolaan sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan yang bersih, teduh, serta berkelanjutan, ini harus menjadi motivasi kita untuk menjaga kebersihan kota kita", kata Ning Ita ditemui usai kegiatan.


Wali Kota Mojokerto bersama partisipan senam memunguti sampah usai Senam Bersama di HUT ke-44 GOW.


Lebih lanjut, Ning Ita menyampaikan, bahwa saat ini Pemerintah Kota Mojokerto telah membangun pusat-pusat perekonomian baru, jangan sampai tempat-tempat tersebut menjadi kotor karena sampah.

“Kami telah menyiapkan pusat-pusat perekonomian yang baru, jangan sampai tempat-tempat tersebut menjadi kotor, kumuh sehingga para pengunjung akan menjadi risih dan jera untuk berkunjung kembali ke kota kita", ujar Ning Ita.

Ditandaskan Ning Ita, bahwa menjaga kebersihan tidak hanya untuk saat ini saja, tetapi juga untuk masa yang akan datang hingga akan mewariskan kepada anak cucu kita suatu lingkungan yang bersih, alam yang sehat dan indah.

"Perlu kita ingat menjaga kebersihan lingkungan tidak hanya agar kita terbebas dari banjir, terbebas dari penyakit tetapi juga merupakan warisan agar anak cucu kita kelak bisa menikmati lingkungan yang bersih dan alam yang indah", tandasnya.

Untuk menjaga kebersihan dan pengelolaan sampah, di Kota Mojokerto ada berbagai program yang dijalankan, di antaranya Program Kali Bersih (Prokasih) juga program Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto (Bapak Samerto) berhadiah umroh dan program Gempa Genting. *(law/an/HB)*

Jumat, 17 Maret 2023

Peringati Hari Air Dunia, Pemkot Mojokerto Bersama Warga Kerja Bakti Bantaran Sungai


Salah-satu suasana saat beberapa petugas DLH Pemkot Mojokerto, Dinas PUPR Perakim Pemkot Mojokerto, warga dan anak-anak Pramuka Kota Mojokerto saat kerja bakti di bantaran Sungai Brangkal di kawasan Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon bersamaan momentum peringatan Hari Air Sedunia 2023 yang jatuh pada 22 Maret , Jum'at (17/03/2023) pagi
.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat bersama warga dan Pramuka menggelar kerja bakti membersihkan bantaran aliran Sungai Brangkal di kawasan Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon, Jum'at (17/03/2023) pagi.

Kerja bakti yang menjadi agenda rutin sebulan sekali tersebut, kali ini bertepatan dengan momentum peringatan Hari Air Sedunia 2023 yang jatuh pada 22 Maret mendatang. Sehingga, agenda tersebut sekaligus menjadi refleksi bersama.

"Ini menjadi salah-satu upaya menjaga air kita. Dengan merawat fasiltas penunjang yang ada, termasuk bantaran sungainya", ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkot Mojokerto Amin Wachid yang sekaligus menjabat sebagai Pelaksana-tugas (Plt.) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto, Jum'at (17/03/2023) pagi, di lokasi.


Beberapa petugas DLH Pemkot Mojokerto, Dinas PUPR Perakim Pemkot Mojokerto, warga dan anak-anak Pramuka Kota Mojokerto saat foto bersama, usai kerja bakti di bantaran Sungai Brangkal di kawasan Kelurahan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon bersamaan momentum peringatan Hari Air Sedunia 2023 yang jatuh pada 22 Maret , Jum'at (17/03/2023) pagi.


Sementara itu, perwakilan Bagian Sumber Daya Air pada Dinas PUPR Perakim Pemkot Mojokerto Basuki Ismail menjelaskan, air menjadi salah-satu entitas penting bagi keberlangsungan makhluk hidup. Sehingga, menjaga ketersediaan dan kualitas air sangat diperlukan.

Terlebih, di tengah perkembangan zaman saat ini, ancaman pencemaran air semakin marak. Sehingga, pada kerja bakti kali ini, bersih-bersih difokuskan untuk menyiangi rumput, ilalang serta tanaman liar yang tumbuh di atas tanggul bantaran sungai.

"Ada tanaman-tanaman yang tumbuh di area yang tidak sesuai peruntukannya. Keberadaan tanaman, pohon-pohon tersebut menyebabkan tanggul rawan ambrol", jelas ujar perwakilan Bagian Sumber Daya Air Dinas PUPR Perakim Pemkot Mojokerto Basuki Ismail.

Akar tanaman yang terus tumbuh, semakin kuat, dapat mengurangi kekuatan tanggul, ehingga tanggul semakin terkikis dan ambrol sewaktu-waktu. Hal ini, membahayakan masyarakat sekitar tanggul.

Selain memperingat Hari Air, kegiatan tersebut secara tidak langsung juga menjadi media edukasi bagi masyarakat agar senantiasa bahu-membahu, bekerja sama dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. *(EL/an/HB)*

Rabu, 21 September 2022

Ning Ita: Kondisi Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Tanggung-jawab Bersama


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan sambutan sekaligus arahan dalam Sosialisasi Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 5 Tahun 2021, di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Rabu (21/09/2022).


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat menggelar Sosialisasi Persetujuan Teknis Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 5 Tahun 2021, di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Rabu (21/09/2022).

Dalam sambutan sekaligus arahannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan, Pemerintah Kota Mojokerto melalui DLH siap mendampingi para pelaku usaha jika kesulitan dalam mengurus Persetujuan Teknis (Pertek) dan Surat Kelayakan Operasional (SLO).

"Saya sudah memberikan tanggung-jawab kepada DLH untuk mendampingi pelaku usaha di Kota Mojokerto yang merasa kesulitan dalam rangka mendapatkan Pertek ataupun SLO tersebut. Jika dipersulit, silahkan laporkan di CURHAT NING ITA", ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.

Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menjelaskan, usaha dengan nilai investasi dibawah 10 miliar kewenangan terkait Pertek dan SLO merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Tingkat II. Namun, jika nilai investasi diatas 10 miliar, kewenangan terkait Pertek dan SLO ada di pemerintah provinsi.

Dijelaskan Ning Ita pula, bahwa Kota Mojokerto memiliki luas wilayah yang kecil dengan penduduknya yang padat, untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat agar bersama-sama menjaga kesehatan lingkungan, termasuk ketersediaan air bersih.

"Kondisi kesehatan manusia dan lingkungannya ini tidak hanya menjadi tanggung-jawab pemerintah, tapi tanggung-jawab bersama, kami ngatur regulasi dan perundang-undangan. Masyarakat dan stake holder lainnya memiliki tanggung-jawab bagaimana menjaga sekaligus menaati aturan yang ada", jelas Ning Ita.

Dalam sosialisasi tahap pertama ini, hadir sebanyak 40 peserta terdiri dari pelaku usaha di sektor perindustrian, perhotelan, pelayanan kesehatan, pariwisata, perdagangan, UMKM batik dan perangkat daerah.

Turut hadir dalam sosialisasi ini Kepala DLH Pemerintah Kota Mojokerto Bambang Mujiono serta Erika Hakasmanti dari DLH Provinsi Jawa Timur, sebagai narasumber. *(Dit/an/HB)*

Senin, 12 September 2022

Wali Kota Mojokerto Teken MoU Pengelolaan Sampah Dengan Gubernur Jatim


Wali Kota Mojokerto saat meneken MoU Pengelolaan Sampah Regional dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam rangkaian kegiatan Jatim Environment Exhibition & Forum (JEEF) 2022 di JX International Surabay, Senin (12/09/2022).


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meneken Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman tentang Pengelolaan Sampah Regional dengan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, Senin (12/09/2022)

Penanda-tanganan nota kesepahaman tentang Pengelolaan Sampah Regional tersebut menjadi salah-satu rangkaian kegiatan dalam Jatim Environment Exhibition & Forum (JEEF) 2022 di JX International, Surabaya.

Tidak hanya Wali Kota Mojokerto, penanda-tangan MoU dengan Gubernur Jatim ini juga dilakukan oleh sejumlah kepala daerah region Gerbangkertosusilo. Yaitu Bupati Gresik, Bupati Sidoarjo, Bupati Mojokerto, Bupati Lamongan, Bupati Kediri, Wali Kota Surabaya dan Wali Kota Kediri.

Penanda-tangan kesepakatan ini merupakan wujud komitmen antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dengan Pemda di region tersebut untuk bersinergi dalam memperbaiki pengelolaan sampah di Jatim. Mengingat, belakangan ini pengelolaan sampah menjadi salah-satu persoalan dalam isu lingkungan yang makin butuh untuk segera diselesaikan.

“Untuk itu, perbaikan pengelolaan sampah menjadi perhatian kita untuk diupayakan bersama pencapaian targetnya", tegas Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam event puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini, Senin (12/09/2022), di lokasi.

Sebagai informasi, pengembangan sistem pengelolaan sampah lintas kabupaten/ kota (regional) oleh Pemprov Jatim, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

Berdasarkan rilis data dari Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Jatim, terdapat 8 kluster pembangunan TPA sampah regional di Jawa Timur yang tercantum di dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah yang saat ini sedang dilakukan review RTRW menjadi 7 kluster.

Selain persoalan sampah, isu perubahan iklim menjadi agenda besar yang disorot pada event yang juga memperingati 50 tahun Konferensi Stockholm ini. Sehingga, Gubernur Khofifah pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk segera turut ambil bagian dalam upaya penyelamatan bumi.

"Tugas kita hari ini harus memulihkankan bumi dan dunia. Kita harus bisa menjaga bumi, menjaga alam dan mendukung pelestarian lingkungan dari ekosistem kita. Kapanpun dimanapun harus segera dimulai sekecil apapun", ujar Gubernur Khofifah

“Hari ini, kita tidak boleh menunggu. Apa yang bisa kita lakukan untuk pemulihan bumi, kita harus segera dilakukan", tandas Gubernur Khofifah. *(EL/HB)*

Senin, 20 Desember 2021

Gunernur Khofifah Tanam 4000 Bibit Tanaman Di Njulung Argo Edu Tourism Malang


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan pada acara Pengkayaan Vegetasi di Njulung Argo Edu Tourism, Desa Bambang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, Senin (20/12/2021). 


Kab. MALANG – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan penanaman 4000 bibit tanaman dalam acara Pengkayaan Vegetasi di Njulung Argo Edu Tourism, Desa Bambang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, Senin (20/12/2021). 

Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mengembalikan dan memperbaiki kualitas ekosistem serta fungsi lahan. Adapun 4000 batang bibit tanaman yang ditanam, terdiri dari 1000 batang bibit Sawo kecik, 1000 batang bibit Alpukat, 1000 batang bibit Sukun dan 1000 batang bibit Nangka. Selain itu, juga dilakukan kegiatan pembersihan lahan dari semak belukar seluas 8 hektar. 

Dalam sambutannya, Khofifah  menyebut bahwa kegiatan pengkayaan vegetasi di Njulung Argo Edu Tourism ini menjadi pilot project dari upaya peningkatan kualitas ekosistem  dan fungsi lahan dengan menyesuaikan jenis tanaman dengan lahan dan ekosistem yang terbangun di sekitarnya. 

"Forum seperti ini ibaratnya hanya nabuh genderang selebihnya kita memang harus melakukan lebih banyak lebih luas dan lebih besar lagi  area yang harus kita tanami", ungkapnya. 

Untuk itu, Khofifah mengajak semua pihak untuk ikut dalam upaya menanam dan  memelihara serta  menjaga dan mengawasi tanaman pasca dilakukan penanaman baik oleh masyarakat, kampus,  private sektor ataupun kalangan media sebagai kekuatan pentahelix. Ini penting, karena itu adalah satu paket yang tidak dapat dipisahkan dalam  penanaman dan pemeliharaan  maka harus ada yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan tanaman tersebut. 

"Sampaikan pesan  pentingnya  tanam  dan pelihara jangan  tanam lalu  tinggal, tanam pelihara -  tanam pelihara jadi itu harus satu paket, pastikan   setelah di tanam di pelihara. Sehingga kegiatan pelestarian, peningkatan kualitas lahan dapat terus berkelanjutan", tegasnya. 

"Jadi setelah ditanam memang harus ada yang memelihara sehingga kebutuhan dari siklus tanaman yang sudah kita tanam disini bisa terjaga tumbuh kembangnya dengan baik", tandasnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menanam bibit pohon dalam kegiatan Pengkayaan Vegetasi di Njulung Argo Edu Tourism, Desa Bambang Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, Senin (20/12/2021). 


Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Prov. Jatim Ardo Sahak mengatakan, pelaksanaan kegiatan tersebut dimaksudkan agar Pemerintah Kabupaten/ Kota dapat mendukung upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dalam rangka perwujudan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan utamanya di Lokasi yang rawan bencana banjir dan longsor. 

Dijelaskan, Kegiatan Pengkayaan Vegetasi Njulung Agro Edu Tourism ini bertujuan untuk menambah keanekaragaman hayati dengan pengkayaan jenis vegetasi , pemulihan lahan akses terbuka (bekas tambang), lalu peningkatan ekologi dan ekonomi. Secara khusus, bagi BumDes terkait dapat dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan di Njulung Agroedu Tourism dan peningkatan  ekonomi masyarakat sekitar. 

"Kegiatan ini kami harapkan juga dapat  mengurangi erosi dan sedimentasi daerah aliran sungai Lesti sebagai  anak sungai DAS Brantas. Sebagai tampungan air hulu DAS Brantas. Serta sebagai perwujudan kerjasama Pentahelix", jelasnya.

Untuk diketahui, Njulung Agro Edu Tourism sendiri merupakan tanah kas desa Patok Picis dan Bringin yang sebelumnya terdapat aktivitas tambang rakyat berupa tambang pasir yang cukup luas. Kemudian menjadikan lahan tersebut tidak produktif. Njulung Agro Edu Tourism berdiri di atas tanah seluas ± 38 Ha dan secara geografis, lokasinya terletak di kaki Gunung Semeru dan terdapat sungai Lesti bagian dari anak sungai Brantas yang bermuara ke waduk Sengguru. 

Pada kesempatan yang sama Gubernur Khofifah juga memberikan penghargaan di bidang lingkungan dalam beberapa kategori. Diantaranya Kategori Eco Pesantren diraih Pondok Pesantren RoudatuI Malikiyah Kota Probolinggo, Pondok Pesantren Mambaul Hikam Kab. Jombang, dan Pondok Pesantren Al BaituI Hikmah Tempurejo Kab. Jember. 

Lalu Kategori  Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Timur Tahun 2021 diraih SDN 01 Klegen Kota Madiun, SMPN 1 Wagir Kab. Malang, MAN Sumenep. Dan Kategori Pelestari Fungsi Lingkungan Hidup Tahun 2021 katagori Perintis Lingkungan atas nama Da'im Dusun Berca Desa Sumberpetung Ke. Ranuyoso Kab. Lumajang. 

Turut hadir mendampingi Gubernur Jatim Sekda Kab. Malang, Ka. Dinas LH Prov. Jatim Ardo Sahak, Kepala Bakorwil Malang, dan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemprov Jatim. *(DI/HB)*

Kamis, 09 Januari 2020

Kota Mojokerto Masuk Nominasi LBS Tingkat Provinsi Jatim



Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Tim verifikasi lomba lingkungan bersih sehat (LBS) tingkat Jawa Timur, meninjau Lingkungan Kalimati, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Kedatangan rombongan tersebut, disambut langsung oleh Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria, Kamis (09/91/2020) pagi.

Peninjauan lomba lingkungan bersih sehat yang dipimpin langsung oleh drg Christina Ratih tersebut, guna memonitoring seluruh kegiatan secara langsung. Dan melihat berbagai inovasi yang dilakukan oleh warga di Lingkungan Kalimati, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Kranggan. 

Dalam sambutannya, drg Christina mengucapkan selamat kepada Kota Mojokerto yang sudah masuk sebagai nominator Lomba Bersih Sehat tingkat Provinsi Jawa Timur. Drg. Christina menekankan bahwa kedatangan tim adalah sebagai verifikator bukan penilai.


"Kami memverifikasi laporan yang sudah kami terima terkait program dan inovasi di Kota Mojokerto, dengan melihat secara langsung kondisi di lapangan. Apa saja upaya yang telah dilakukan oleh para kader dan bagaimana pembinaan yang telah dilakukan oleh OPD terkait", ujarnya.

Drg Christina berharap agar kegiatan ini dapat menjadi motor penggerak partisipasi semua pihak dalam wadah pembinaan, untuk memotivasi kader, keluarga dan tim penggerak PKK dalam mencapai target Program PKK - KB - Kesehatan.

Ketua TP PKK Kota Mojokerto Nur Chasanah menyampaikan bahwa, peran PKK dalam penggerakan masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih, dengan kegiatan lingkungan seperti pengelolaan atau pemilahan sampah menjadi kerajinan yang kreatif dan punya nilai jual.


"Kami memanfaatkan pekarangan rumah, sebagai media untuk menanam berbagai sayur mayur, yang dapat mendukung asupan gizi bagi bayi dan ibu hamil. Sekaligus mencegah stunting. Tak hanya itu, kami menggelar PSN yang terintegrasi secara rutin dan berbagai inovasi yang diterapkan guna mendukung terwujudnya lingkungan bersih dan sehat", jelasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Achmad Rizal Zakaria mengapresiasi seluruh kader, PKK dan warga Lingkungan Kalimati , sehingga Kelurahan Jagalan mampu terpilih mewakili Kota Mojokerto untuk menjadi nominasi pada kegiatan Lomba Lingkungan Bersih dan Sehat Tingkat Provinsi. "Kami berharap pada lomba ini Kota Mojokerto dapat meraih hasil terbaik", imbuhnya. 

LBS atau lomba Lingkungan Bersih dan Sehat merupakan upaya dalam meningkatkan mutu hidup sehat, baik dalam rumah maupun di lingkungan sekitar. Hal ini, tidak lain untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan. "Kami yakin, Kota Mojokerto mampu menjadi yang terbaik karena memiliki sumber kekuatan dari kekompakan warga yang mendukung", tandasnya. *(Ry/Hms/HB)*

Rabu, 06 Maret 2019

Sampah Seberat 12 Ton Diangkut Dari Bantaran Sungai Brangkal Mojokerto

Sampah seberat sekitar 2 ton dibersihkan dan diangkut dari bantaran Sungai Brangkal Kab. Mojokertoa, Rabu (06/03/2019).


Kab. MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Belasan ton sampah dan limbah popok bekas bak gunung anakan di Sungai Brangkal di Kabupaten Mojokerto yang selama ini kondisinya sangat mengkhawatirkan, berhasil diangkut dari sungai dan area sekitarnya. Sampah seberat kurang-lebih 12 ton itu dibersihkan secara gotong-royong oleh Pemerintah Desa, TNI, Polri, Muspika Sooko dan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Mojokerto di bantu warga sekitar kawasan Sungai Brangkal.


Selain membersihkan sampah, kerja bakti secara gotong-royong itu juga membersihkan rumput liar yang tumbuh di tanggul sungai. Sampah yang menumpuk di bantaran sungai didominasi oleh popok, sampah rumah tangga, dan plastik yang dibuang oleh orang-orang tak bertanggungjawab.

“Kira-kira sudah ada 12 ton sampah yang sudah diangkut. Sampah itu diangkut dengan 6 bak truk dengan volume 6 kubik. Ini bukan pertama kali dilakukan. Kami membersihkan dengan alat sederhana dan dibantu dengan alat berat", terang Camat Sooko Masluchman, Rabu (06/03/2019).

Masluchman menyindir rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, terutama kawasan sungai, yang membuat Muspika dan DLH rutin melakukan kerja bakti pembersihan sungai ini. Untuk mencegah aksi membuang sampah sembarangan terulang, Muspika Kecamatan Sooko dan DLH Mojokerto akan memasang pagar tembok di sekitar bantaran dan tanggul sungai. Pihaknya juga berencana mempersiapkan orang sebagai pengintai di sekitaran Sungai Brangkal.

“Sungai dan bantaran sudah bersih. Jangan ada lagi yang membuang sampah di bantaran sungai. Kalau ada orang yang kedapatan membuang sampah di Sungai Brangkal akan di kejar dan di tangkap dan diberikan sanksi, agar mereka jera. Pihak desa juga akan menggodok Perdes", jelas Masluchman, tandas.

Kepala Desa Brangkal Sadi menegaskan, Perdes yang mengatur terkait sanksi bagi masyarakat yang kepergok membuang sampah di Sungai Brangkal perlu dibuat. Dia menilai, Perdes bakal efektif membuat masyarakat tak lagi membuang sampai di Sungai Brangkal.

“Karena selama ini kan, himbauan spanduk dan tulisan, itu sudah tidak mempan. Kita pasang sekarang, tiga hari lagi sudah hilang. Nantinya sanksi yang diberikan berupa denda uang sebesar Rp 500.000 sampai Rp 1 juta", tegasnya*(DI/HB)*

Jumat, 22 Februari 2019

PSN Di Lingkungan Sabuk Alu, Ning Ita Himbau Giatkan Bank Sampah



Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pelaksanaan Pemantauan Jumat Berseri dan PSN Terintegrasi 60 Menit pada Jumat (22/2) diadakan di Lingkungan Sabuk Alu 3, Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon. Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama dengan Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto Nur Chasanah Achmad Rizal serta segenap Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto. Dengan gowes menuju lokasi PSN dari Kantor Wali Kota Mojokerto.

Dalam pantauannya di lingkungan Sabuk, Ning Ita menemukan jentik nyamuk. Ning Ita menyampaikan agar semua warga terutama kader kesehatan dan tokoh masyarakat meningkatkan kerjasamanya untuk menjaga lingkungan. “Tahun ini angka penderita DBD cukup banyak dibanding tahun sebelumnya. Maka kita harus ekstra bersih-bersih setidaknya dirumah masing-masing, itu harus benar-benar dijaga,” kata Ning Ita.


Ning Ita  menjelaskan bahwa fogging bukanlah solusi untuk menangani demam berdarah. “Jadi kalau banyak masyarakat yang menginginkan fogging, sebenarnya sudah sering kali disampaikan kalau fogging tidak mematikan jentiknya, karna jentik yang ada dalam air akan tetap hidup,” jelas Ning Ita.

Ning Ita juga menyampaikan bahwa efek fogging juga dapat mengganggu pernapasan. Selain itu fogging akan meninggalkan bekas obat yang lengket yang juga berbahaya terutama jika sesudah fogging rumah tidak dibersihkan dengan benar. Lebih lanjut Ning Ita mengapresiasi bank sampah yang ada di Lingkungan Sabuk. "Bank sampah di Kota Mojokerto semakin banyak, hal ini berarti mendorong  pola hidup bersih masyarakat akan lebih baik lagi," kata Ning Ita.


Wali Kota berharap di setiap lingkungan, satu RW ada satu bank sampah. Untuk mendorong tumbuhnya bank sampah akan didakan lomba bagi para pegiat bank sampah. Sehingga bisa meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengelola sampah dan menjaga lingkungannya agar semakin bersih dan sehat.

Terkait hasil temuan selama PSN, terdapat warga yang menderita kelainan jantung, Ning Ita menghimbau pihak Dinas Sosial untuk memberikan bantuan berupa kursi roda. Sedangkan untuk siswa yang putus sekolah, Ning Ita meminta para tokoh masyarakat agar memberikan pendekatan persuasif kepada orang tuanya agar anaknya tidak putus sekolah. “Saya mohon kepada para tokoh masyarakat agar memberikan pendekatan persuasif supaya anak yang putus sekolah mau sekolah lagi minimal sesuai dengan rintisan program wajib belajar 12 tahun,” tuturnya.

Hal terakhir yang disampaikan oleh Ning Ita pada kesempatan ini adalah bahwa Pemerintah Kota Mojokerto akan membangun Moka Space (Mojokerto Academy Space). “Moka space adalah tempat belajar, tempat berdiskusi saling tukar pikiran anak muda yang punya energi luar biasa untuk berkreasi. Yang punya imajinasi tinggi, yang punya inovasi, juga para pekerja yang ingin berinovasi apa yang akan dikerjakan,” pungkas Ning Ita. *(Na/Kha/Humas/HB)*

Jumat, 08 Februari 2019

Kodim 0815 Kerahkan 1 SST Prajurit Untuk Karya Bakti Bersihkan Sungai Empu Nala

"Peran Serta Kodim 0815 Mojokerto Dalam Prokasih"

Salah-satu suasana karya bakti pembersihan sungai sepanjang jalan Empu Nala – simpang empat Sekar Putih, Jum'at (08/02/2019) pagi.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Kodim 0815 Mojokerto mengerahkan Satu Pleton (SST) Prajurit dari Koramil seluruh jajarannya untuk melaksanakan karya bakti pembersihan sungai sepanjang jalan Empu Nala – simpang empat Sekar Putih, di kawasan wilayah Kecamatan Magersari Kota Mojokerto – Jawa Timur, Jum’at (08/02/2019).

Menariknya, para personil Kodim 0815 yang diterjunkan itu tampak tanpa canggung sedikitpun melaksanakan Karya bakti dengan target membersihan sampah yang menyangkut disepanjang penampang dan bantaran sungai mulai dari sungai yang berada di kawasan jalan Empu Nala hingga Kelurahan Balongsari hingga penampang dan bantaran sungai di simpang empat Sekar Putih Kelurahan Kedundung yang lebih kurangnya berjarak sepanjang 2 KM.

Selain dari Kodim 0815 Mojokerto, kegiatan karya bakti Prokasih yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini juga melibatkan Polres Mojokerto Kota, perwakilan OPD di lingkup Pemkot Mojokerto, Camat dan Lurah se-Kota Mojokerto, Tagana, Karang Taruna serta warga masyarakat Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Kedundung.

Danramil 0815/19 Magersari Kodim 0815 Mojokerto Kapten Inf Desto Jumeno selaku Perwira Pengendali dari SST Kodim 0815 Mojokerto menerangkan, bahwa pengerahan personil Kodim 0815 dan Koramil jajaran dalam kegiatan ini guna mendukung Program Kali Bersih (Prokasih) yang di gagas Pemkot Mojokerto.

"Program Kali Bersih ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai agar tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Keterlibatan personil Kodim 0815 dalam kegiatan Prokasih ini merupakan bentuk Sinergitas TNI dengan Pemda beserta masyarakat guna mendukung dan menyukseskan program pemerintah daerah", terang Danramil 0815/19 Magersari Kodim 0815 Mojokerto, Kapten Inf Desto Jumeno bersama Camat Kranggan Rachmi Widjajanti, SSos., MM. saat dijumpai di lokasi, Jum'at (08/02/2019) pagi.

Gabungan aparat TNI – Polri – Pemkot Mojokerto dan komponen masyarakat itu saling bahu-membahu dan bergotong-royong membersihkan sampah secara manual menggunakan garpu, sabit, cangkul dan garu. Tampak suasana penuh keakraban saat kegiatan berlangsung yang ditandai dengan obrolan santai yang diselingi dengan senda gurau.

Tampak pula, dua unit mobil pick up dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto disiapkan untuk mengangkut dan membuang sampah ke TPA Randegan yang ada di wilayah Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

Sebagai informasi, bahwa Program Kali Bersih ini merupakan program nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dalam upaya pengendalian pencemaran air, yang pelaksanaannya dilakukan Pemerintah Daerah, baik Pemprov maupun Pemkab/Pemkot. *(DI/HB)*

Selasa, 15 Januari 2019

Usai Kirab Adipura, Ning Ita Nyanyi Bareng Ratusan Pasukan Kuning

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Sekdakot Mojokerto Harlistyati saat bernyanyi dan berjoged bersama
ratusan Pasukan Kebersihan dan Pertamanan, Selasa (15/01/2019) pagi, di rumah dinas Wali Kota Mojokerto jalan Hayam Wuruk Kota Mojokerto.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Ratusan pasukan kuning dan pasukan hijau se-Kota Mojokerto, pada Selasa (15/01/2019) siang berkumpul di halaman Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto, jalan Hayam Wuruk Kota Mojokerto. Nampaknya, hari ini menjadi hari paling bahagia bagi mereka di awal tahun 2019 ini.

Pasukan kebersihan dan pertamanan dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto siang itu bernyanyi dan berjoged bersama Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Tak hanya joged bersama, sebelumnya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapa'an "Ning Ita" ini juga makan bersama di tengah-tengah pasukan penjaga keindahan kota tersebut.

Ungkapan rasa syukur dan kegembiraan saat itu terwujud setelah mereka melakukan kirab keliling Kota Mojokerto Piala Adipura kategori "Kota Sedang" yang telah diterima oleh Ning Ita dari Wapres RI Jusuf Kalla pada Senin (14/01/2019) kemarin, di Jakarta.

Rombongan Kirab Anugerah Adipura diikuti oleh Rombongan VW, Harley Davidson, motor Lurah, mobil crane DLH, motor roda tiga pengangkut sampah, mobil tangki air taman. Rombongan inti dengan menaiki mobil VW dan membawa piala Adipura di isi Kepala DLH Ikromul Yasak, Kepala Satpol PP Heryana Dodik Murtono, Gus dan Yuk Kota Mojokerto.


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat selfi bersama puluhan Pasukan Kebersihan dan Pertamanan, Selasa (15/01/2019) pagi, di rumah dinas Wali Kota Mojokerto jalan Hayam Wuruk Kota Mojokerto.

Menyusul dibelakangnya, Camat, 18 Lurah mengendarai motor, pasukan kuning dan pasukan hijau. Rute yang ditempuh, start di halaman kantor Wali Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 menuju jalan Pahlawan, jalan Raden Wijaya, jalan Brawijaya, melewati depan Kantor PMI, Alun-alun Kota Mojokerto, jalan Mojopahit, jalan Gajah Mada (seberang jalan kantor Wali Kota Mojokerto), jalan Hayam Wuruk dan finish di rumah dinas Wali Kota Mojokerto di jalan Hayam Wuruk.

Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapa'an "Ning Ita" ini menyampaikan, bahwa penganugerahan Adipura tahun ini adalah merupakan yang ketiga kalinya berturut-turut mulia tahun 2016. "Saya berharap Adipura ini bisa ada tindak lanjut yang lebih baik. Kita punya tenaga / kader PSN yang jumlahnya lebih dari 1000 orang, Ketua RT, Lurah dan 240 orang lebih pasukan kuning. Ini bisa menjadi penggerak motivasi kepada masyarakat dalam mengelola sampah yang bersumber dari rumah tangga", kata Ning Ita.

Pada kesempatan ini, Ning Ita sempat mengungkapkan tentang keinginannya terkaut adanya inovasi tentang persampahan, sehingga Kota Mojokerto bisa menjadi kota yang bebas dari sampah atau zero waste.

“Saya kira ini bukan hanya angan-angan dan khayalan tetapi kita semua harus yakin karena sudah ada daerah yang berhasil menjadi zero waste. Kedepan untuk membebaskan kota kita dari sampah dengan sistem zero waste harus kita realisasikan bersama-sama, dengan peran aktif seluruh masyarakat. Kita harus yakin di 2020 nanti kota kita akan bebas dari sampah", ungkap Ning Ita.


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari beserta Kapolresta Mojokerto, perwakilan Kodim 0815 Denpom 082 juga beberapa pejabat lainnya saat selfi bersama puluhan Pasukan Kebersihan dan Pertamanan, Selasa (15/01/2019) pagi, di rumah dinas Wali Kota Mojokerto jalan Hayam Wuruk Kota Mojokerto.

Dengan diraihnya penghargaan Adipura ketiga ini, Ning Ita berencana merevitalisasi tugu Adipura yang ada di perempatan jalan Bhayangkara. Disamping itu, Ning Ita juga berencana membangun tugu Adipura minimal setinggi 20 meter di pertemuan Sungai Brantas dan Kali Kothok, yang menurutnya sebagai penanda bahwa Mojokerto adalah kota peraih Adipura dan kota yang sehat.

“Revitalisasi ini sebagai bentuk rasa syukur dan rasa bangga kita karena itu menunjukkan sebagai pengakuan bahwa kota kita adalah kota bersih", cetus Ning Ita.

Mengakhiri sambutan sekaligus arahannya, Ning Ita kembali menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pasukan kuning, pasukan hijau dan dukungan seluruh masyarakat Kota Mojokerto.

"Atas kerja keras pasukan kuning, pasukan hijau dan dukungan seluruh elemen masyarakat, sehingga Kota Mojokerto menjadi kota yang bersih dan indah dengan mendapatkan penghargaan Adipura", pungkas Ning Ita. *(Na/Kha/Hms/HB)*

Senin, 14 Januari 2019

Kota Mojokerto Terima Anugerah Adipura, Ning Ita Berterima Kasih Pada Pasukan Kuning Dan Masyarakat

 Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menerina anugerah perhargaan Kota Adipura kategori kota sedang untuk periode 2017-2018 dari Wakil Presiden RepubIik Indonesia Jusuf Kalla, Senin (14/01/2019), di auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabhakti, Lingkungan Hidup dan Kehutanan – Jakarta.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Kota Mojokerto kembali menerima penghargaan anugerah sebagai Kota Adipura kategori kota sedang untuk periode 2017-2018. Anugerah yang diraih untuk yang ketiga kalinya ini diserahkan oleh Wakil Presiden RepubIik Indonesia Jusuf Kalla kepada Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Senin (14/01/2019), di auditorium Dr. Soedjarwo, gedung Manggala Wanabhakti, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.

Pada kesempatan ini Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan (KLHK) memberikan sebanyak 146 penerima penghargaan, yang terdiri dari 1 Adipura Kencana, 119 Adipura, 10 Sertifikat Adipura, dan 5 Plakat Adipura, serta  Penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah kepada 11 Kabupaten/Kota.

Dalam laporannya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa Anugerah Adipura diberikan kepada kota yang mampu menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan yang baik.

Dalam pengarahannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan, bahwa penghargaan Adipura adalah kebanggaan yang dengan kerja keras bisa memperbaiki kehidupan masyarakat. “Ada tiga hal yang menjadi isu dunia. Pertama adalah demokrasi, kedua adalah masalah HAM dan yang ketiga adalah masalah lingkungan hidup,” kata Jusuf Kalla.


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menerima jabat-tangan dan ucapan selamat selamat dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya usai memerima anugerah perhargaan Kota Adipura kategori kota sedang untuk periode 2017-2018 dari Wakil Presiden RepubIik Indonesia Jusuf Kalla, Senin (14/01/2019), di auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabhakti, Lingkungan Hidup dan Kehutanan – Jakarta.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menyampaikan bahwa yang penting adalah memberi contoh kepada kepada masyarakat dan memberikan stimulan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. “Bersih akan membawa hidup bersih, kalau kita hidup bersih maka orang akan merasa bersalah buang sampah di jalan dan demikian kalau kotor akan membawa kotor lebih banyak lagi,” lanjut Wakil Presiden.

Ning Ita, sapaan Wali Kota Mojokerto, setelah menerima pernghargaan menuturkan rasa syukur dan bahagianya menjadi bagian dari salah satu penerima penghargaan Adipura dari Wakil Presiden Jusuf Kalla diantara 119 Kabupaten / Kota di Indonesia. Penghargaan yang telah diterima tiga tahun berturut-turut oleh Kota Mojokerto ini diapresiasi khusus oleh Ning Ita.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Mojokerto juga seluruh pasukan kuning yang bekerja membersihkan Kota Mojokerto dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto,” ucapnya.

Kedepan, untuk kembali meraih Adipura kembali, Ning Ita ingin bisa berinovasi lebih dalam menangani urusan persampahan di Kota Mojokerto. Bahkan beberapa waktu lalu, Ning Ita bersama Cak Rizal dan DLH sempat melihat secara langsung proses pengolahan sampah yang akan diadopsi dari daerah tetangga. “Saya ingin pengolahan sampah di Kota Mojokerto menuju zero waste,” tuturnya.

Disampaikan Ning Ita bahwa upaya ini membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk mewujudkannya. “Khususnya kepada seluruh masyarakat untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Menjaga kota kita menjadi kota yang lebih bersih dan lebih cantik, karena small is beautiful,” lanjutnya.

Semakin padatnya penduduk maka persoalan sampah menjadi urusan yang sangat penting. Pemerintah Daerah bisa mengupayakan melalui APBD namun yang paling penting adalah peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan.

“Masyarakat harus terlibat secara aktif minimal di lingkungan rumahnya sendiri untuk selalu membuang sampah, memilah sampah sebelum diangkut oleh pasukan kuning kita. Supaya tugas dari teman-teman yang ada di TPS, TPST dan juga TPA menjadi lebih ringan lagi,” seru Ning Ita.

Piala adipura yang telah diterima oleh Ning Ita dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, rencananya akan di kirab dari kantor Wali Kota Mojokerto menuju rumah dinas Wali Kota Mojokerto pada hari Selasa (15/01/2019) pagi. *(Na/Kha/Humas/HB)*

Kamis, 03 Januari 2019

Ning Ita Tinjau Pengelolaan Sampah Terpadu Di Sidoarjo

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad didampingi Kepala DLH Pemkot Mojokerto saat mendapat penjelasan dari pengelola TPST Taman Kabupaten Sidoarja – Jawa Timur, Kamis (03/01/2018), di lokasi TPST Taman Sidoarjo.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Dalam pembangunan infrastruktur di Kota Mojokerto, masalah sampah masih menjadi perhatian Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Untuk itu, pada Kamis 03 Januari 2019, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapa'an "Ning Ita" ini melakukan kunjungan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di Kecamatan Taman Kabuaten Sidoarjo – Jawa Timur.

Turut serta mendampingi Ning Ita berkunjung ke TPST tersebut, Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad Rizal Zakaria dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemeruntah Kota (Pemkot) Mojokerto Ikromul Yasak.

Maksud kunjungan Ning Ita ke TPST Taman itu sendiri, adalah untuk meninjau secara langsung tentang proses pengelolaan sampah serta alat-alat yang digunakan untuk mengelola sampah.di Kabupaten Sidoarjo. “Kami berencana mengadopsi sistem pengelolaan sampah yang ada di TPST Taman ke Kota Mojokerto”, jelas Ning Ita di tengah kunjungannya.


Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Wakil Wali Kota Mojokerto Achmad didampingi Kepala DLH Pemkot Mojokerto saat mendapat penjelasan dari pengelola TPST Taman Kabupaten Sidoarja – Jawa Timur, Kamis (03/01/2018), di lokasi TPST Taman Sidoarjo.

Pada kesempatan ini, Ning Ita mendapat penjelasan secara langsung dari pengelola TPST Taman, bahwa TPST Taman adalah salah satu bentuk kerja sama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan pihak swasta. Dalam kerja sama ini Pemkab Sidoarjo hanya menyediakan lahan untuk tempat mengelola sampah, sedangkan untuk operasional sepenuhnya dikerjakan oleh pihak swasta.

Pada kesempatan ini pula, Ning Ita juga mendapat penjelasan tentang cara kerja mesin-mesin pengolah sampah, seperti conveyor yang digunakan untuk memilah sampah, mesin pencacah (crusher machine) yang berfungsi untuk mencacah sampah dan dipilah menggunakan mesin blower.

Mesin pengelola sampah di TPST Taman Kabupaten Sidoarja – Jawa Timur, Kamis (03/01/2018), di lokasi TPST Taman Sidoarjo.

“Meski TPST Taman yang sudah menggunakan mesin-mesin modern, tetapi masih tetap menggunakan tenaga manusia, salah satunya adalah untuk pengangkut sampah dari rumah-rumah warga ke TPST sehingga keberadaan TPST tidak akan mematikan ekonomi masyarakat, justru bisa menjadi mata pencarian", jelas pengelola TPST Taman.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto Ikromul Yasak menerangkan, bahwa kondisi sampah di Kota Mojokerto tidak separah sampah di Sidoarjo. "Sampah di Kota Mojokerto kondisi lebih bersih dan tidak sebau ini. Namun pengadaan mesin yang dipunyai TPST Taman menjadi pertimbangan untuk diadakan di TPA yang ada di Kota Mojokerto", terang Yasak. *(Na/Kha/Hms/HB)*

Senin, 16 Oktober 2017

Wali Kota Mojokerto Sambut Kunjungan 8 Kepala OPD Kabupaten Karawang Ke TPA Randegan



8 Kepala OPD Kab. Kerawang Jawa Barat saat disambut Wali Kota Mas'ud Yunus, diruang kerja Wali Kota Mojokerto, Senin (16/10/2017).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Tempat pengolahan sampah akhir yang lazimnya identik sebagai tempat yang kotor, menyebarkan bau busuk dan sarang lalat, tidak demikian dengan kondisi TPA Randegan Kota Mojokerto. Sejak awal tahun 2016 lalu, TPA yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto ini disulap menjadi tempat wisata dan edukasi dengan taman-taman, perpustakaan dan kafe yang menarik pengunjung.

Lebih dari 116 rombongan baik dari TK, PAUD, Mahasiswa hingga jajaran Pemerintah dari luar kota berkunjung ke TPA Randegan untuk kunjungan wisata hingga studi banding. Hal ini membuat DLH Kota Mojokerto terus berbenah untuk melengkapi beberapa wahana yang dapat membuat pengunjung betah berlama-lama di TPA Randegan yang ada Kota Mojokerto.

Terakhir, tertarik atas kondisi TPA Randegan yang justru menjadi tempat kunjungan wisata hingga studi banding, Senin (16/10/2017), 8 (delapan) Kepala OPD Kabupaten Karawang Jawa Barat mengadakan studi banding ke TPA Randegan untuk melihat dari dekat proses pengolahan sampah hingga Kota Mojokerto dapat meraih Piala Adipura.

Kepala DLH Kabupaten Karawang Wawan Setiawan dan Kepala Bappeda Kerawang Eka memimpin rombongan langsung mendatangi TPA Randegan dan diterima oleh Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wachid. Setelah beberapa jam berkunjung ke TPA Randegan, rombongan menuju Kantor Pemkot Mojokerto dan disambut  langsung oleh Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus di ruang kerjanya.

Dalam sambutan sekaligus arahannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus memamaparkan secarai detail tentang manajemen persampahan di Kota Mojokerto. Hal ini membuat rombongan dari Kabupaten Karawang tersebut sangat antusias.

Salah-satu paparannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus memaparkan, bahwa manajemen persampahan di Kota Mojokerto dimulai dari tingkat rumah tangga. "1600 kader motivator kesehatan setiap hari Jumat masuk ke rumah-rumah warga, mereka bertugas untuk mencari jentik nyamuk juga bertugas sebagai pemilah sampah warga. Disini, peran serta masyarakat dilibatkan", papar Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Senin (16/10/2017).

Diterangkannya, bahwa sampah kering yang masih bernilai ekonomis dipilah untuk masuk ke Bank Sampah. Hasil dari bank sampah, bisa untuk membayar pajak. "Kita beri reward. Bagi siapapun yang bayar pajak melalui bank sampah, bisa mengikuti undian umroh atau wisata religi gratis. Ini untuk menambah semangat masyarakat dalam mengelola sampah", terang Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

Lebih jauh, birokrat yang juga seorang ulama ini menjelaskan, bahwa masalah persampahan merupakan masalah yang sangat jamak ditemui di kota yang padat penduduk seperti Kota Mojokerto. Keberhasilan Kota Mojokerto dalam mengelola bank sampah yang membuat kota-kota padat penduduk di Indonesia tertarik untuk belajar manajemen persampahan di Kota Mojokerto. "Dari awal saya berpesan ke DLH bagaimana sampah ini harus dapat bermanfaat untuk masyarakat. Seperti menjadi pupuk, gas metan, jadi sampah benar-benar bermanfaat. Hal ini juga didukung dengan program Kasih Setia", jelas KH. Mas'ud Yunus.

Ditandaskannya, Kasih setia merupakan program andalan Pemkot Mojokerto dalam rangka menjadikan Kota Mojokerto menjadi Kota Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman. "Kasih Setia merupakan akronim dari Kampung Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman, juga menjadi program andalan untuk mengubah pola hidup bersih masyarakat", tandas KH. Mas'ud Yunus.

Sementara itu Wawan Setiawan, Kepala DLH Kabupaten Karawang kagum dengan manajemen pengolahan sampah di Kota Mojokerto. "Kita banyak belajar disini dan akan kita adopsi untuk TPA Karawang. Karena kita masih open dumping atau sampah yang hanya ditumpuk saja. Kita di Kota Mojokerto belajar sistem pengolahan sampah, sanitasi landfill, gas metan, air lindi dan semuanya", ungkap Wawan, dengan antusias.

Rombongan Pemkab Kerawang Jawa Barat saat menilik pemanfaatan gas oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto yang didistribusikan secara gratis kepada 24 warga sekitar TPA Randegan, di Lingkungan Randegan Kel. Kedundung Kec. Magersari, Senin (16/10/2017).

Sebelumnya, rombongan Pemkab Kerawang Jawa Barat menilik pemanfaatan gas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang didistribusikan secara gratis kepada 24 warga di Lingkungan Randegan, Kelurahan Kedundung. "Jujur, pengolahan sampah kami jauh tertinggal dari Kota Mojokerto. Pemanfaatan potensi sampah mulai dari gas metan, air lindi, berikut sistem TPA harus kami apresiasi", aku Kepala DLH Kerawang, Wawan Setiawan, Senin (16/10/2017), dilokasi pengolah dan pemanfaatan gas TPA Randegan.

Wawan bersama rombongan termasuk Kepala Bappeda Kabupaten Kerawang dan instansi lainnya, memantau TPA inspiratif tersebut. "Kami tertarik dan kagum pada manajemen TPA Kota ini. Kurang dari tempo dua tahun pengelolaan sampah terminute dengan baik, seperti pengadaan taman, pengelolaan komposting hingga pemanfaatan gas metan untuk warga", tandasnya.

Kepala DLH Pemkab Kerawang mengungkapkan, produksi sampah di Kerawang jauh lebih besar dibanding Kota Mojokerto. "Produksi sampah kami 1.600 ton perhari dengan daya dukung lahan 6 hektar. Memang tingkat kesulitan kita berbeda, bahkan dengan kekuatan anggaran Rp 4,2 T kami dengan pola pengelolaan kami", ungkapnya.

Ali Mihardja, Kepala Desa (Kades) Wanci Mekar yang turut serta dalam kunjungan kerja ini membenarkan statemen Wawan. Bahkan, Kades Wanci Mekar ini sempat terkagum-kagum dengan kondisi TPA Randegan ini. "Memang beda, disini tidak seperti TPA", celetuk Kades Wanci Mekar, Ali Mihardja, dilokasi.

Ditemui usai menerima tamu, Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wakhid mengungkapkan, pihaknya akan meningkatkan kapasitas gas metannya tahun 2018 mendatang. "Kami mengajukan anggaran pengembangan pengelolaan gas metan tahun depan sehingga bisa menjangkau lebih banyak warga sekitar", ungkapnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya baru bisa mengaliri gas metan gratis bagi 24 warga sekitar, karena terkendala minimnya instalatir. "Kemampuan produksi gas metan kami bisa untuk 100 rumah. Tahun depan kami usulkan anggaran Rp. 140 juta untuk menjangkau sekeliling TPA", pungkas Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid.  *(DI/Red)*