Senin, 16 Oktober 2017

Wali Kota Mojokerto Sambut Kunjungan 8 Kepala OPD Kabupaten Karawang Ke TPA Randegan

Baca Juga



8 Kepala OPD Kab. Kerawang Jawa Barat saat disambut Wali Kota Mas'ud Yunus, diruang kerja Wali Kota Mojokerto, Senin (16/10/2017).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Tempat pengolahan sampah akhir yang lazimnya identik sebagai tempat yang kotor, menyebarkan bau busuk dan sarang lalat, tidak demikian dengan kondisi TPA Randegan Kota Mojokerto. Sejak awal tahun 2016 lalu, TPA yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto ini disulap menjadi tempat wisata dan edukasi dengan taman-taman, perpustakaan dan kafe yang menarik pengunjung.

Lebih dari 116 rombongan baik dari TK, PAUD, Mahasiswa hingga jajaran Pemerintah dari luar kota berkunjung ke TPA Randegan untuk kunjungan wisata hingga studi banding. Hal ini membuat DLH Kota Mojokerto terus berbenah untuk melengkapi beberapa wahana yang dapat membuat pengunjung betah berlama-lama di TPA Randegan yang ada Kota Mojokerto.

Terakhir, tertarik atas kondisi TPA Randegan yang justru menjadi tempat kunjungan wisata hingga studi banding, Senin (16/10/2017), 8 (delapan) Kepala OPD Kabupaten Karawang Jawa Barat mengadakan studi banding ke TPA Randegan untuk melihat dari dekat proses pengolahan sampah hingga Kota Mojokerto dapat meraih Piala Adipura.

Kepala DLH Kabupaten Karawang Wawan Setiawan dan Kepala Bappeda Kerawang Eka memimpin rombongan langsung mendatangi TPA Randegan dan diterima oleh Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wachid. Setelah beberapa jam berkunjung ke TPA Randegan, rombongan menuju Kantor Pemkot Mojokerto dan disambut  langsung oleh Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus di ruang kerjanya.

Dalam sambutan sekaligus arahannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus memamaparkan secarai detail tentang manajemen persampahan di Kota Mojokerto. Hal ini membuat rombongan dari Kabupaten Karawang tersebut sangat antusias.

Salah-satu paparannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus memaparkan, bahwa manajemen persampahan di Kota Mojokerto dimulai dari tingkat rumah tangga. "1600 kader motivator kesehatan setiap hari Jumat masuk ke rumah-rumah warga, mereka bertugas untuk mencari jentik nyamuk juga bertugas sebagai pemilah sampah warga. Disini, peran serta masyarakat dilibatkan", papar Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Senin (16/10/2017).

Diterangkannya, bahwa sampah kering yang masih bernilai ekonomis dipilah untuk masuk ke Bank Sampah. Hasil dari bank sampah, bisa untuk membayar pajak. "Kita beri reward. Bagi siapapun yang bayar pajak melalui bank sampah, bisa mengikuti undian umroh atau wisata religi gratis. Ini untuk menambah semangat masyarakat dalam mengelola sampah", terang Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

Lebih jauh, birokrat yang juga seorang ulama ini menjelaskan, bahwa masalah persampahan merupakan masalah yang sangat jamak ditemui di kota yang padat penduduk seperti Kota Mojokerto. Keberhasilan Kota Mojokerto dalam mengelola bank sampah yang membuat kota-kota padat penduduk di Indonesia tertarik untuk belajar manajemen persampahan di Kota Mojokerto. "Dari awal saya berpesan ke DLH bagaimana sampah ini harus dapat bermanfaat untuk masyarakat. Seperti menjadi pupuk, gas metan, jadi sampah benar-benar bermanfaat. Hal ini juga didukung dengan program Kasih Setia", jelas KH. Mas'ud Yunus.

Ditandaskannya, Kasih setia merupakan program andalan Pemkot Mojokerto dalam rangka menjadikan Kota Mojokerto menjadi Kota Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman. "Kasih Setia merupakan akronim dari Kampung Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman, juga menjadi program andalan untuk mengubah pola hidup bersih masyarakat", tandas KH. Mas'ud Yunus.

Sementara itu Wawan Setiawan, Kepala DLH Kabupaten Karawang kagum dengan manajemen pengolahan sampah di Kota Mojokerto. "Kita banyak belajar disini dan akan kita adopsi untuk TPA Karawang. Karena kita masih open dumping atau sampah yang hanya ditumpuk saja. Kita di Kota Mojokerto belajar sistem pengolahan sampah, sanitasi landfill, gas metan, air lindi dan semuanya", ungkap Wawan, dengan antusias.

Rombongan Pemkab Kerawang Jawa Barat saat menilik pemanfaatan gas oleh Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto yang didistribusikan secara gratis kepada 24 warga sekitar TPA Randegan, di Lingkungan Randegan Kel. Kedundung Kec. Magersari, Senin (16/10/2017).

Sebelumnya, rombongan Pemkab Kerawang Jawa Barat menilik pemanfaatan gas oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang didistribusikan secara gratis kepada 24 warga di Lingkungan Randegan, Kelurahan Kedundung. "Jujur, pengolahan sampah kami jauh tertinggal dari Kota Mojokerto. Pemanfaatan potensi sampah mulai dari gas metan, air lindi, berikut sistem TPA harus kami apresiasi", aku Kepala DLH Kerawang, Wawan Setiawan, Senin (16/10/2017), dilokasi pengolah dan pemanfaatan gas TPA Randegan.

Wawan bersama rombongan termasuk Kepala Bappeda Kabupaten Kerawang dan instansi lainnya, memantau TPA inspiratif tersebut. "Kami tertarik dan kagum pada manajemen TPA Kota ini. Kurang dari tempo dua tahun pengelolaan sampah terminute dengan baik, seperti pengadaan taman, pengelolaan komposting hingga pemanfaatan gas metan untuk warga", tandasnya.

Kepala DLH Pemkab Kerawang mengungkapkan, produksi sampah di Kerawang jauh lebih besar dibanding Kota Mojokerto. "Produksi sampah kami 1.600 ton perhari dengan daya dukung lahan 6 hektar. Memang tingkat kesulitan kita berbeda, bahkan dengan kekuatan anggaran Rp 4,2 T kami dengan pola pengelolaan kami", ungkapnya.

Ali Mihardja, Kepala Desa (Kades) Wanci Mekar yang turut serta dalam kunjungan kerja ini membenarkan statemen Wawan. Bahkan, Kades Wanci Mekar ini sempat terkagum-kagum dengan kondisi TPA Randegan ini. "Memang beda, disini tidak seperti TPA", celetuk Kades Wanci Mekar, Ali Mihardja, dilokasi.

Ditemui usai menerima tamu, Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wakhid mengungkapkan, pihaknya akan meningkatkan kapasitas gas metannya tahun 2018 mendatang. "Kami mengajukan anggaran pengembangan pengelolaan gas metan tahun depan sehingga bisa menjangkau lebih banyak warga sekitar", ungkapnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya baru bisa mengaliri gas metan gratis bagi 24 warga sekitar, karena terkendala minimnya instalatir. "Kemampuan produksi gas metan kami bisa untuk 100 rumah. Tahun depan kami usulkan anggaran Rp. 140 juta untuk menjangkau sekeliling TPA", pungkas Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid.  *(DI/Red)*