Minggu, 12 Januari 2025

Terindikasi Jugun Ianfu Dan Telantarkan Keluarga, Ketum PPWI Surati Kedubes Jepang



Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Seorang lelaki berkewarganegaraan Jepang, Makoto Wakimoto terindikasi melakukan praktek jugun ianfu, yakni mengambil wanita untuk memenuhi kebutuhan seksualnya semata selama berada di Indonesia dengan modus menikahi gadis Indonesia. Indikasi tersebut muncul ketika lelaki berusia 69 tahun itu meninggalkan dan menelantarkan istri, Siti Maesaroh (PR/49)iìi di tahun 2008 setelah menikahinya di tahun 2002.

Selama belasan tahun ditinggalkan suaminya begitu saja, Siti Maesaroh berusaha membesarkan anak hasil perkawinanya dengan Wakimoto bernama Azusa Wakimoto dengan berbagai upaya yang bisa dilakukannya. Siti Maesaroh yang tinggal di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat ini, juga beberapa kali mengadukan nasibnya ke Konsulat Jenderal Jepang di Jakarta, namun tidak mendapatkan pelayanan semestinya.

Hal tersebut diceritakan wanita yang dinikahi secara resmi oleh Makoto Wakimoto itu kepada Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke, awal November 2024 lalu. Dalam keterangannya, Siti Maesaroh menjelaskan, bahwa saat dinikahi Makoto Wakimoto, warga Jepang itu sedang berada di Indonesia untuk sebuah pekerjaan proyek.

Pernikahan Maesaroh dengan Wakimoto dilangsungkan secara Islam bertempat di Kantor Urusan Agama Kemayoran Jakarta Utara, dengan bukti Akta Nikah nomor: 888/109/VII/2002 tertanggal 16 Juli 2002. Pada tahun itu juga, anak pertama mereka lahir berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Azusa Wakimoto.

Pasangan Suami–Istri beda kewarganegaraan itu hidup bersama selama 6 tahun sebelum akhirnya pria Jepang (jika masih hidup saat ini berumur 69 tahun) itu meninggalkannya. “Pada sekitar pertengahan tahun 2008, saat usia Azusa Wakimoto baru berusia 6 tahun, suami saya Makoto Wakimoto pamit pulang ke Jepang, dan hingga kini tidak ada kabar beritanya lagi", ungkap Siti Maesaroh beberapa waktu lalu.

Bersama anak semata wayangnya, Siti Maesaroh terus berharap mendapatkan kabar tentang suaminya. Beberapa kali ia mendatangi Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang di Jakarta untuk meminta bantuan menghubungi keluarga Makoto Wakimoto di Jepang, namun sia-sia.

“Jawaban terakhir dari Konjen Jepang ke saya mengatakan bahwa keluarga Makoto Wakimoto di Jepang juga tidak punya informasi tentang warganya itu. Hingga saat ini saya merasa masih sebagai istri Makoto Wakimoto, jadi saya tidak pernah berpikiran untuk menikah lagi dan berusaha sendiri sekuat tenaga menghidupi anak saya Azusa Wakimoto", tambah Maesaroh dengan nada sedih.

Terkait pengaduan Siti Maesaroh tersebut, Ketum PPWI Wilson Lalengke melayangkan surat ke Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, yang ditujukan langsung kepada Duta Besar Jepang, Mr. Masaki Yasushi. Surat yang dikirimkan pada 6 Desember 2024 lalu ditembuskan juga ke Presiden Republik Indonesia, Wakil Presiden RI, Menlu RI jdan Menteri HAM RI.

“Amat disayangkan, sudah sebulan sejak surat itu kami kirimkan ke Kedubes Jepang, namun hingga hari ini belum ada respon sama sekali dari pihak Kedubes. Istana juga tidak merespon apa-apa tentang pengaduan warga negaranya yang ditelantarkan oleh warga Jepang itu", jelas Wilson Lalengke mempertanyakan komitmen nilai moralitas Kedubes Jepang, Sabtu (11/01/2025)

Dalam suratnya kepada Duta Besar Jepang, PPWI meminta agar Kedubes Jepang memberikan penjelasan resmi terkait kasus dugaan penelantaran keluarga (Siti Maesaroh sebagai istri dan Azusa Wakimoto sebagai anak – red) oleh pria Warga Negara Jepang bernama Makoto Wakimoto. PPWI juga berharap mendapatkan keterangan tentang kebijakan Pemerintah Jepang dalam menangani kasus dugaan penelantaran keluarga yang berpotensi kuat sebagai perbuatan melanggar hukum (PMH) tersebut.

Selain itu, PPWI meminta agar Pemerintah Jepang memberikan informasi tentang keberadaan Makoto Wakimoto untuk kemudian, jika masih hidup, dipertemukan dengan istri dan anaknya, Siti Maesaroh dan Azusa Wakimoto sesegera mungkin serta meminta pertanggung-jawaban atas kasus dugaan penelantaran keluarga dimaksud.

Pada bagian berikutnya, PPWI juga menegaskan kepada Kedutaan Besar Jepang, bahwa sebagai bangsa yang dikenal menjunjung tinggi kemanusiaan dan hak hidup layak di muka bumi ini, Pemerintah Jepang semestinya tidak dibenarkan lepas tangan dan bersikap tidak peduli terhadap keberadaan seorang anak yang merupakan hasil perkawinan seorang lelaki Warga Negara Jepang dengan seorang wanita dari manapun asalnya.

“Praktek menikahi warga negara Indonesia dapat dianggap sebagai modus untuk mendapatkan layanan seksual dan atau sebagai pelampiasan hasrat seksual belaka untuk kepentingan diri sendiri Makoto Wakimoto selama di Indonesia, yang dapat dipersamakan dengan praktek jugun ianfu di zaman penjajahan Jepang atas Indonesia di masa lalu", tulis Ketum PPWI Wilson Lalengke, dalam suratnya.

Oleh karena itu, tambah lulusan program pasca sarjana bidang Applied Ethics dari Utrecht University dan Linkoping University itu, Pemerintah Jepang hendaknya menunjukkan tanggung-jawab atas perilaku warganya, Makoto Wakimoto yang telah menelantarkan warga negara Indonesia atas nama Siti Maesaroh dan anaknya Azusa Wakimoto. 

“Pemerintah Jepang yang dikenal sangat memanusiakan manusia semestinya memberikan perlindungan kepada anak-anak hasil perkawinan warganya dengan perempuan dari manapun asalnya, dengan memberikan kompensasi biaya hidup berupa layanan kesehatan dan kesejahteraan ditambah biaya pendidikan bagi Azusa Wakimoto sebagaimana layaknya anak-anak warga negara Jepang lainnya", tegas Wilson Lalengke.

Sebagai referensi dan pertimbangan bagi Kedutaan Besar Jepang dalam menganalisis dan mengambil kebijakan atas kasus dugaan penelantaran keluarga oleh pria Warga Negara Jepang dimaksud itu, PPWI menyertakan sebanyak 16 berkas dokumen. Dokumen-ini tersebut adalah:

1. Surat Kuasa dari Siti Maesaroh kepada DPN PPWI;
2. Surat Kuasa dari Azusa Wakimoto kepada DPN PPWI;
3. Salinan Surat Nikah Makoto Wakimoto dengan Siti Maesaroh;
4. Salinan Surat Keterangan Kelahiran atas nama Azusa Wakimoto;
5. Salinan Akte Kelahiran atas nama Azusa Wakimoto;
6. Salinan Surat Keterangan Pelaporan Kelahiran atas nama Azusa Wakimoto;
7. Salinan Family Register Certificate Nomor 1021 dari Konsulat Jenderal Jepang di Jakarta atas nama Makoto Wakimoto (suami), Siti Maesaroh (istri), dan Azusa Wakimoto (anak perempuan pertama);
8. Salinan Passport Jepang Nomor: TH4007027 atas nama Mokoto Wakimoto;
9. Salinan KTP atas nama Siti Maesaroh;
10. Salinan Passport Jepang Nomor: MZ0221103 dan MZ0530284 atas nama Azusa Wakimoto;
11. Salinan KTP atas nama Azusa Wakimoto;
12. Salinan Ijazah SMP dan SMA atas nama Azusa Wakimoto;
13. Salinan International Driving Permit atas nama Makoto Wakimoto;
14. Salinan Izin Tinggal Sementara hingga 06 Juni 2008 atas nama Makoto Wakimoto;
15. Salinan dokumen lainnya yang terkait dengan Makoto Wakimoto (versi bahasa Jepang).
16. Salinan Surat Balasan Kosulat Jenderal Jepang di Jakarta yang menolak permohonan bantuan dari Siti Maesaroh kepada Pemerintah Jepang tertanggal 17 Oktober 2011.

Sementara itu, hingga berita ini dipublikasikan, belum didapatkan tanggapan dari pihak Kedutaan Besar Jepang. Kepada semua pihak terkait, terutama Kedubes Jepang di Jakarta, jika ingin memberikan klarifikasi atas berita ini, silahkan kontak redaksi media ini, atau langsung ke Sekretariat PPWI Nasional di 081371549165 (Shony), email: ppwi.nasional2@gmail.com. *(APL/HB)*

Selasa, 17 Desember 2024

Laporan Ke UNESCO Tentang Kondisi Pekerja Media Ditolak, Kedubes Rusia Apresiasi Dukungan PPWI


Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke (kanan).


Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mr. Sergei Tolchenov menyampaikan apresiasi dan terima-kasih kepada organisasi pers Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) atas dukungan yang diberikan kepada organisasi pers Persatuan Wartawan Rusia (Russia Union of Journalists) dalam penyampaian protes atas draft laporan Direktur Jenderal UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation), Mrs. Audrey Azoulay. Ucapan terima kasih tersebut disampaikan Dubes Rusia melalui atase bidang media dan publikasi Kedubes Rusia Mr. Alexander Tumaykin melalui pesan WhatsApp ke Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke, Selasa 17 Desember 2024.

“Mrs. Azoulay’s report was not accepted, thanks to the efforts of all global community and your help, Wilson", tulis Alexander Tumaykin dalam pesan singkatnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, draft laporan UNESCO terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang disampaikan Audrey Azoulay pada Sidang ke-34 Dewan Kerja-sama Antar Pemerintah yang membahas Program Internasional untuk Pengembangan Komunikasi UNESCO di Paris, 21–22 November 2024, tidak menyertakan data dan informasi tentang kondisi wartawan dan perkerja media Rusia yang mengalami pembatasan akses informasi, penangkapan, penyiksaan dan bahkan pembunuhan secara sengaja, saat melakukan peliputan di medan perang Rusia melawan Ukraina.

Draft laporan UNESCO itu mendapat protes keras dari organisasi pers Persatuan Wartawan Rusia dan meminta kepada Kedutaan Rusia di berbagai negara untuk menggalang dukungan dari para wartawan di negara tempat bertugas masing-masing.

Kedubes Rusia untuk Indonesia meminta bantuan PPWI memberikan dukungan dalam bentuk surat dukungan dan seruan serta bentuk dukungan lainnya kepada organisasi pers Persatuan Wartawan Rusia tersebut. Ketum PPWI Wilson Lalengke selanjutnya membuat surat resmi dan video yang berisi Seruan Jurnalis Internasional yang dikirimkan ke koleganya di Persatuan Wartawan Rusia untuk diteruskan ke Dirjen UNESCO dan pihak terkait lainnya di badan dunia, Persatuan Bangsa-Bangsa.

Video Seruan Jurnalis Internasional dapat diakses di sini: The Call of International Journalists on Unacceptable UNESCO's Report (https://youtu.be/xVESZ6WcXEk)

Hasilnya, laporan Dirjen Audrey Azoulay terkait Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang diajukan ke lembaga dunia itu pada tanggal 13 Desember 2024 lalu di Markas PBB di New York Amerika Serikat ditolak oleh peserta sidang. Penolakan tersebut disambut gembira oleh Persatuan Wartawan Rusia dengan menyampaikan ucapan terima-kasih kepada rekan-rekan jurnalis di seluruh dunia yang sudah memberikan dukungan terhadap perjuangan mereka.

Berikut ini disadurkan kembali secara lengkap isi Seruan Jurnalis Internasional dari PPWI yang juga mengatasnamakan para anggota dan perwakilan PPWI di 25 negara, yang dikirimkan ke UNESCO melalui Persatuan Wartawan Rusia.


SERUAN JURNALIS INTERNASIONAL

Saya, Wilson Lalengke, atas nama segenap anggota organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang berpusat di Jakarta, Indonesia, bersama seluruh perwakilan PPWI di 25 negara di dunia menyerukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization – UNESCO), untuk merevisi laporannya terkait data dan informasi tentang keadaan dan kondisi para jurnalis yang bertugas dan menjadi korban perang Ukraina versus Russia. Sebagai bagian dari badan dunia, UNESCO wajib menjadi representase seluruh masyarakat dunia, termasuk bagi kalangan jurnalis dari negara manapun tanpa kecuali.

Dalam draft laporan UNESCO tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas Jurnalis yang disampaikan pada pertemuan Sesi Ke-34 Dewan Kerjasama Antar Pemerintahan dan Program Internasional tentang Pembangunan Komunikasi UNESCO di Paris pada tanggal 21–22 November 2024 lalu, lembaga tersebut terkesan diskriminatif dan kurang akurat dalam menyajikan data real terkait hambatan, pembatasan akses, penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan, yang dialami kalangan jurnalis, khususnya para jurnalis Rusia. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mendesak agar Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Azoulay, segera merevisi dan melengkapi draft laporannya, sebelum dipublikasikan pada tanggal 13 Desember 2024 mendatang, dengan mencantumkan data faktual tentang kondisi dan situasi yang dialami para wartawan Rusia saat melakukan peliputan di medan perang Rusia-Ukraina.

UNESCO semestinya menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan serta sebagai wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama, dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia. UNESCO juga harus memegang teguh komitmennya untuk melindungi setiap pekerja jurnalisme dan membela kebebasan berbicara bagi semua pihak.

Saya berharap Seruan Jurnalis Internasional ini menjadi perhatian bagi semua pihak, para jurnalis di manapun, dan teristimewa bagi Direktur Jenderal UNESCO, Ibu Audrey Asoulay. Terima kasih._

Jakarta, 11 Desember 2024.

DEWAN PENGURUS NASIONA PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA

Ketua Umum,

Mr. Wilson Lalengke.

Selain menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih melalui pesan WhatsApp, Kedutaan Besar Rusia juga mengundang Ketum PPWI bersama beberapa pekerja media lainnya, untuk menghadiri pertemuan (briefing) dengan Dubes Sergei Tolchenov pada tanggal 20 Desember 2024 mendatang di kediaman Dubes Rusia, Jl. Denpasar Raya, Kuningan Jakarta Selatan. Dalam undangan tersebut, disebutkan bahwa topik yang akan dibicarakan antara lain tentang: agenda geopolitik, jadwal kegiatan bilateral Rusia - Indonesia serta persiapan Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Rusia dengan Indonesia.

“Me and Ambassador hope to meet you in person at the briefing". Demikian disampaikan Alexander Tumaykin seakan menegaskan agar Ketum PPWI, Wilson Lalengke dapat meluangkan waktu untuk hadir langsung alias tidak diwakilkan ke pertemuan dengan Dubes Rusia yang belum lama bertugas di Indonesia itu.

Merespon undangan tersebut, Wilson Lalengke menyampaikan, bahwa dirinya akan hadir ke acara dimaksud ditemani oleh beberapa Pengurus Nasional PPWI. *(APL/HB)*


Sabtu, 14 Desember 2024

Terkesan Berat Sebelah, PPWI Dukung Persatuan Wartawan Rusia Surati UNESCO



Kota JAKARTA – (harianbuana com).
Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN PPWI) mengirimkan surat dukungan kepada Presiden Persatuan Wartawan Rusia (Russian Union of Journalists) untuk menyurati Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation – UNESCO) terkait laporan tahunan lembaga internasional itu tentang kondisi wartawan dan pemberitaan di wilayah perang Ukraina – Rusia yang dinilai tendensius dan berpihak kepada Ukraina dan sekutu baratnya. Surat DPN PPWI yang ditanda-tangani Ketua Umumnya, Wilson Lalengke tersebut dikirimkan pada Rabu (11/12/2024) malam (waktu Indonesia).

Pada bagian awal suratnya, Wilson Lalengke atas nama PPWI menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi Persatuan Wartawan Rusia dalam mendukung kebebasan jurnalisme, kemerdekaan berpendapat dan keamanan para pekerja media. Hal ini menurut PPWI sangat penting bagi setiap jurnalis dan pewarta di seluruh dunia.

DPN PPWI, lanjut tokoh pers Indonesia ini dalam suratnya, telah menganalisis dengan seksama Draft Laporan tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas yang disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, pada Sidang ke-34 Dewan Kerja-sama antar pemerintah yang membahas tentang Program Internasional untuk Pengembangan Komunikasi UNESCO di Paris pada 21–22 November 2024 silam. PPWI berpendapat, bahwa draft laporan tersebut didasarkan pada fakta yang tidak dapat diterima dan jelas mengabaikan berbagai kasus pembunuhan yang disengaja terhadap koresponden Rusia oleh pihak Ukraina dan sekutunya.

Pengabaian yang disengaja terhadap informasi resmi yang disampaikan oleh negara-negara Anggota UNESCO terkait pembatasan akses, penghadangan wartawan, penangkapan, penyiksaan dan bahkan pembunuhan terhadap para Wartawan Rusia yang akan meliput di medan perang merupakan pelanggaran atas prinsip kesetaraan dan netralitas sebuah lembaga internasional yang independen. Sikap semacam itu jelas bertentangan dengan nilai-nilai dan cita-cita Konstitusi UNESCO serta merusak citra dan kegunaan lembaga itu bagi masyarakat dunia.

Terkait keberatan terhadap hasil kerja UNESCO tersebut, PPWI menyampaikan rasa solidaritasnya kepada segenap pekerja media massa Rusia dan mendukung penuh surat Presiden Persatuan Wartawan Rusia Vladimir Soloviev yang ditujukan kepada Pimpinan UNESCO Audrey Azoulay. Surat dari para wartawan Rusia tersebut pada intinya berisi tuntutan agar isi laporan direvisi dengan memasukkan data objektif terkait rekan-rekan Jurnalis Rusia yang gugur serta informasi mengenai Jurnalis Rusia yang menghadapi kekerasan, ancaman dan penindasan di Ukraina dan negara-negara Barat.

Surat dukungan dari DPN PPWI itu disertai lampiran Seruan Jurnalis Internasional yang isinya meminta agar UNESCO menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan. Lembaga yang menjadi bagian dari PBB tersebut juga diminta menjadi wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia.

Berikut ini disadurkan secara lengkap isi Seruan Jurnalis Internasional dari PPWI yang juga mengatasnamakan para anggota dan perwakilan PPWI di 25 negara yang dikirimkan ke UNESCO melalui Persatuan Wartawan Rusia.


"SERUAN JURNALIS INTERNASIONAL"

Saya, Wilson Lalengke, atas nama segenap anggota organisasi Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang berpusat di Jakarta, Indonesia, bersama seluruh perwakilan PPWI di 25 negara di dunia menyerukan kepada Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization - UNESCO) untuk merevisi laporannya terkait data dan informasi tentang keadaan dan kondisi para jurnalis yang bertugas dan menjadi korban perang Ukraina versus Russia. Sebagai bagian dari badan dunia, UNESCO wajib menjadi representase seluruh masyarakat dunia, termasuk bagi kalangan jurnalis dari negara manapun tanpa kecuali.

Dalam draft laporan UNESCO tentang Keselamatan Jurnalis dan Isu Impunitas Jurnalis yang disampaikan pada pertemuan Sesi Ke-34 Dewan Kerjasama Antar Pemerintahan dan Program Internasional tentang Pembangunan Komunikasi UNESCO di Paris pada tanggal 21–22 November 2024 lalu, lembaga tersebut terkesan diskriminatif dan kurang akurat dalam menyajikan data real terkait hambatan, pembatasan akses, penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan yang dialami kalangan jurnalis, khususnya para jurnalis Rusia. Oleh sebab itu, sekali lagi saya mendesak agar Direktur Jenderal UNESCO Ibu Audrey Azoulay segera merevisi dan melengkapi draft laporannya, sebelum dipublikasikan pada tanggal 13 Desember 2024 mendatang, dengan mencantumkan data faktual tentang kondisi dan situasi yang dialami para Wartawan Rusia saat melakukan peliputan di medan perang Rusia-Ukraina.

UNESCO semestinya menjunjung tinggi independensi dan netralitasnya dalam menyampaikan fakta lapangan serta sebagai wasit yang adil bagi semua orang tanpa memandang kewarganegaraan, kebangsaan, ras, agama dan status sosial, terutama terhadap para pihak yang sedang berkonflik seperti Ukraina dengan Rusia. UNESCO juga harus memegang teguh komitmennya untuk melindungi setiap pekerja jurnalisme dan membela kebebasan berbicara bagi semua pihak.

Saya berharape, Seruan Jurnalis Internasional ini menjadi perhatian bagi semua pihak, para jurnalis di manapun dan teristimewa bagi Direktur Jenderal UNESCO Ibu Audrey Asoulay. Terima kasih.

Jakarta, 11 Desember 2024_
DEWAN PENGURUS NASIONAL PERSATUAN PEWARTA WARGA INDONESIA
Ketua Umum,
Mr. Wilson Lalengke.


Sebagaimana kiprahnya di dalam negeri, PPWI juga sangat konsern untuk memperjuangkan dan membela hak-hak para wartawan dan pewarta warga di belahan dunia manapun. Dalam mukadimah Deklarasi HAM Internasional yang diadopsi PBB dinyatakan bahwa pengakuan atas martabat yang melekat pada diri setiap orang serta hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut dari semua manusia merupakan dasar kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia.

“Oleh karena itu, kita semua harus memperjuangkan dan membela hak-hak hidup, bebas, adil, dan dunia yang damai bagi semua orang dimanapun berada tanpa pengecualian sama sekali. Inilah komitmen PPWI sejak didirikan 17 tahun lalu", ungkap Wilson Lalengke dalam pernyataannya kepada media-media di tanah air, Jumat13 Desember 2024. *(APL/HB)*

Sabtu, 07 Desember 2024

Kedubes Tunisia Siap Jalin Kolaborasi Dengan PPWI



Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Kedutaan Besar (Kedubes) Tunisia di Jakarta menyatakan siap menjalin kolaborasi strategis dengan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dalam berbagai bidang, termasuk publikasi informasi tentang negara Republik Tunisia. Hal ini diungkapkan Duta Besar (Dubes) Tunisia untuk Indonesia, Dr. Mohamed Trabelsi, saat menerima kunjungan silahturahmi (courtesy visit) Pengurus Nasional PPWI di kantor Kedubes Tunisia, Kamis (05/12/2024).

"Nama negara kita sama-sama berakhiran ‘sia, Indone-sia, Tuni-sia’, warna bendera sama-sama merah dan putih, sama-sama pernah melawan penjajahan – Belanda di Indonesia dan Prancis di Tunisia, dan sekarang kita juga sama-sama mendukung kemerdekaan Palestina", ujar Dubes Tunisia untuk Indonesia Dr. Mohamed Trabelsi, saat menerima kunjungan silahturahmi (courtesy visit) Pengurus Nasional PPWI di kantor Kedubes Tunisia, Kamis (05/12/2024).

Dr. Mohamed Trabelsi bahkan juga mengutip pepatah Tunisia yang terkait dengan dunia media massa, yakni: “Jadikan dirimu terkenal maka engkau akan kaya/sejahtera; media merupakan perangkat yang akan membuatmu terkenal".

Oleh karena itu, lanjut Dubes Tunisia Dr. Mohamed Trabelsi, pihaknya akan memanfaatkan jaringan media yang ada semaksimal mungkin untuk memperkenalkan dan membuat Tunisia populer di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam konteks ini, kerja-sama dengan organisasi PPWI menjadi sangat relevan dan penting bagi Tunisia.

Kunjungan courtesy visit tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke; Wakil Ketua III Abdul Rahman Dabboussi; Wasekjen PPWI Julian Caisar; Wakil Bendahara I Mbak Wina dan Anggota PPWI DKI Jakarta Achmad Saifullah. Sementara itu, Dubes Tunisia, Dr. Mohamed Trabelsi didampingi Sekretaris Kedubes Mr. Wissem.

Dalam diskusi yang berlangsung lebih dari satu jam ini, kedua pihak membahas berbagai topik, termasuk kiprah PPWI selama 17 tahun, kolaborasi dengan Kedutaan Besar negara-negara lain seperti Kerajaan Maroko dan Kesultanan Oman serta jejaring PPWI yang telah menjangkau Tunisia dan belasan negara di kawasan Arab dan Timur Tengah.

Dubes Tunisia sangat terkesan atas penjelasan Abdul Rahman Dabboussi tentang PPWI dan kiprahnya memberdayakan masyarakat umum di bidang jurnalisme warga selama ini yang disampaikan dalam bahasa Arab.

Sebagai bentuk apresiasi, PPWI bersama mitra konsorsiumnya, Firsts Union Association yang berpusat di Lebanon memberikan penghargaan berbentuk International Certificate of Appreciation dan menyematkan Pin PPWI kepada Dubes Trabelsi. Acara diakhiri dengan short interview atau wawancara singkat diikuti berfoto bersama.

Ketum PPWI, Wilson Lalengke, usai pertemuan menyampaikan kepada media ini, bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas sambutan hangat dari Dubes Tunisia terhadap kunjungan silahturahmi tersebut.

“Atas nama PPWI saya menyampaikan ucapat terima kasih kepada Dubes Tunisia, Yang Mulia Dr. Mohamed Trabelsi. Ini merupakan sebuah kehormatan bagi PPWI dapat bertemu berdisuksi dengan Bapak Dubes yang memberikan sambutan hangat atas kunjungan ini", ungkap tokoh pers nasional itu penuh semangat.

Untuk menindak-lanjuti hasil pertemuan tersebut, PPWI Nasional akan segera menyusun draft program kerja-sama yang akan disampaikan kepada Kedutaan Besar Tunisia.

“Semoga awal tahun 2025 mendatang, kita sudah bisa memulai implementasi kerjasama antara DPN PPWI dan Kedubes Tunisia untuk Indonesia", ujar alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 ini sambil menambahkan bahwa PPWI telah memiliki Kepala Perwakilan PPWI di Tunis, ibukota Republik Tunisia, atas nama Ms. Hedia Bent Mokthar LOUATI.

Kunjungan PPWI ke Kedubes Tunisia ini diharapkan menjadi langkah awal yang produktif sebagai bagian dari partisipasi masyarakat sipil dalam mempererat hubungan bilateral antara Tunisia dan Indonesia, khususnya dalam bidang publikasi dan penyebaran informasi yang bermanfaat bagi kedua negara. *(TIM/HB)*

Kamis, 05 Desember 2024

Pemberian Penghargaan International Certificate Hiasi Perayaan Hari Nasional Uni Emirat Arab Di Jakarta


Salah-satu suasana saat konsorsium Firsts Union dan PPWI menganugerahkan piagam International Certificate kepada Duta Besar Kuwait, HE. Dr. Faisal Fayez H. Albeghaili. Kepada Dubes Kuwait ini, Ketum PPWI Wilson Lalengke juga menyematkan Pin PPWI sebagai penanda persahabatan yang kuat antara para jurnalis warga Kuwait dengan jajaran pewarta di dalam negeri Indonesia.


Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Kedutaan Besar Uni Emirat Arab (UEA) di Jakarta menyelenggarakan resepsi perayaan Hari Nasional ke-53 negara tersebut pada Selasa (03/12/2024) malam, di Dian Ballroom Hotel Raffles, di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Sebagai salah-satu negara terkaya di dunia, penyelenggaraan perayaan tersebut tergolong sangat mewah serta dalam suasana penuh kebanggaan dengan kehadiran sejumlah tokoh elit nasional dan internasional.

Acara luar biasa yang diinisiasi Duta Besar UEA untuk Indonesia HE. Dr. Abdulla Salem AlDhaheri ini dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia ( Wapres RI) Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah besar Menteri Kabinet Merah Putih. Luhut Binsar Panjaitan dan Agus Harimurti Yudhoyono adalah dua di antara tokoh penting yang hadir menemani Wapres Gibran.

Selain itu, para pejabat tinggi negara yang terlihat hadir antara lain Ketua DPD RI Sultan Najamuddin bersama beberapa Anggota DPR-RI dan DPD-RI. Hampir semua duta besar (Dubes) negara sahabat yang ada di Jakarta menghadiri acara spektakuler tersebut.

Presiden Asosiasi Firsts Union Dr. Abdul Rahman Saleem Dabboussi bersama rekannya Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum PPWI) Wilson Lalengke yang hadir atas undangan khusus Dubes UEA, turut mengucapkan selamat Hari Nasional Ke-53 UEA kepada Dubes Abdulla Salem AlDhaheri dalam suasana penuh kehangatan.

Penyampaian ucapan selamat tersebut tidak hanya mencerminkan hubungan baik antara pihak Firsts Union, PPWI dan UEA, tetapi juga menunjukkan adanya semangat saling mendukung dan membangun kerja sama masyarakat internasional yang lebih erat.

Salah-satu mata acara dari rangkaian perayaan ini adalah pemberian penghargaan berupa International Certificate kepada Duta Besar UEA Yang Mulia Dr. Abdulla Salem AlDhaheri dari konsorsium Firsts Union dan PPWI.

Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi luar biasa beliau dalam mempererat hubungan di antara negara-negara di dunia, khususnya antara UEA dengan Indonesia serta peran Dubes Abdulla memajukan sektor jurnalisme dan kepenulisan.

Penyerahan penghargaan International Certificate oleh kedua pimpinan organisasi ini kepada Dubes UAE dilakukan di panggung utama, disaksikan Wapres Gibran dan ribuan undangan yang hadir di acara dimaksud serta diliput oleh berbagai media nasional dan internasional.

Sebagai tambahan informasi, di siang harinya, sebelum menghadiri acara Hari Nasional UAE, Abdul Rahman Dabboussi dan Wilson Lalengke bersama beberapa pengurus PPWI Nasional melakukan kunjungan courtesy visit kepada Duta Besar Kuwait dan Duta Besar Mesir.

Dalam dua kunjungan tersebut, Presiden Firsts Union dan Ketum PPWI mendiskusikan berbagai program kerja sama yang dapat dilakukan bersama, terutama terkait isu-isu internasional seperti perdamaian, peningkatan konektivitas komunikasi antar warga sipil, pendidikan dan penyelenggaraan event internasional bersama.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya, konsorsium Firsts Union dan PPWI menganugerahkan piagam International Certificate kepada Duta Besar Kuwait, HE. Dr. Faisal Fayez H. Albeghaili. Kepada Dubes Kuwait ini, Ketum PPWI Wilson Lalengke juga menyematkan Pin PPWI sebagai penanda persahabatan yang kuat antara para jurnalis warga Kuwait dengan jajaran pewarta di dalam negeri Indonesia.

Duta Besar Mesir, HE. Dr. Yasser Elshemy, bersama Kepala Bidang Politik Kedubes Mesir, Dr. Islam Goher menyambut baik inisiatif courtesy visit ke Kantor Kedubes Mesir. Pertemuan-pertemuan ini semakin memperkuat hubungan antara organisasi PPWI dan Firsts Union dengan negara-negara Arab serta membuka peluang lebih besar untuk kolaborasi di masa depan. *(TIM/HB)*

Selasa, 07 Mei 2024

PPWI Mesir Akan Selenggarakan Diklat Jurnalistik Pewarta Ekonomi Di Kairo



Kota CAIRO – (harianbuana.com).
Perwakilan Persatuan Pewarta Warga Indonesia di Mesir (PPWI Representative of Egypt) dalam waktu dekat akan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jurnalistik khusus bagi pewarta ekonomi. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan Institut Kualifikasi Nasional Mesir (BNSP-nya Mesir) dan disyahkan oleh Kementerian Luar Negeri negara piramida tersebut.

Selain itu, Dewan Pengurus Nasional PPWI di Jakarta juga ikut mengakreditasi kegiatan pendidikan dan pelatihan ini. Mitra konsorsium PPWI, yakni Firsts Union Association, yang berpusat di Lebanon menyatakan mendukung penuh kegiatan ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PPWI Nasional urusan Internasional, Dr. Abdul Rahman Salem Dabboussi, setelah menerima laporan dari PPWI Representative of Egypt, Senin 6 Mei 2024.

“For the first time in Egypt and the Arab world, PPWI Representative of Egypt will soon start the first diploma in Economic Media accredited by the National Institute of Quality and attested by the Ministry of Foreign Affairs, as well as a certificate accredited by the Indonesian Citizen Journalists Association", jelas Dabboussi dalam laporannya kepada Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke di Jakarta, Selasa (07/05/2024).

Berdasarkan informasi yang diterima Dabboussi dari rekan Perwakilan PPWI Mesir, Mohamed Sayed Mohamed Sayed dan Ahmed Eissa Bedir, diklat dimaksud akan berlangsung selama 1 minggu. Kepada setiap peserta yang lulus akan diberikan sertifikat professional bidang pewarta ekonomi yang dilisensi oleh Nasional Institute of Quality of Egypt.

Merespon hal ini, Ketua Umum PPWI menyambut baik dan merasa gembira atas pergerakan PPWI Internasional yang sangat progresif di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, khususnya di Mesir.

"Ketika saya diminta persetujuan atas program ini, dengan serta merta saya katakan bahwa PPWI Nasional di Jakarta sangat mendukung upaya pencerdasan masyarakat di setiap sudut dunia ini, salah-satunya melalui pendidikan dan pelatihan jurnalistik. Jikapun diperlukan pelatih jurnalistik dari Indonesia kita siap berangkatkan tenaga trainer professional yang diperlukan", ujar trainer jurnalistik yang sudah melatih ribuan anggota masyarakat, termasuk TNI, Polri, PNS, LSM, ormas, mahasiswa, buruh dan wartawan itu, Selasa (07/05/2024).

Dewan Pengurus Nasional PPWI, tambah tokoh pers nasional ini, senantiasa berharap agar eksistensi organisasi yang mewadahi setiap orang untuk berkecimpung di bidang jurnalisme tanpa meninggalkan pekerjaan pokoknya itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat di belahan dunia manapun.

“Semoga kehadiran PPWI yang kini sudah memiliki perwakilan di 22 negara di luar Indonesia bisa memberikan manfaat maksimal bagi setiap orang dimanapun dia berada, dari bangsa manapun dia berasal", tambah lulusan pasca sarjana bidang Global Ethics dari Birmingham University, Inggris, ini senang. *(APL/HB)*

Selasa, 21 November 2023

Omiyage Muhibah Dari Negeri Sakura



Oleh: Ali Syarief

Kota TOKYO – (harianbuana.com).
Bersama rekan-rekan se profesi sebagai Pewarta Warga (istilah post journalism – di era digital), akhirnya di awal November 23 ini, penulis menapakan kaki juga di Negara Jepang yang terkenal dengan kemajuan science dan modenisasi itu. Diselimbuti peralihan cuaca dari musim panas ke musim dingin, seiring dengan indahnya hutan-hutan yang mulai memerah, menjelang rontok, Jepang seperti negeri impian – yang sama dengan yang terlihat indahnya photo-photo yang banyak beredar.

Gagasan muhibah 10 peserta anggota PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) yang datang dari berbagai pelosok tanah air, bertujuan sebagai benchmark dan sebagai jembatan kerjasama untuk kedua bangsa, dinilai sebagai idea yang baik. Maka atas dukungan beberapa pihak, dari dalam negeri dan Jepang sendiri, membuat program muhibah ini menjadi sesuatu yang inspiratif untuk pengembangan selanjutnya.

Apa sih, oleh-oleh (omiyage) yang didapat selama seminggu berinterkasi dengan Jepang dan masyarakatnya?

Ada catatan-catatan penting, yang kami lihat antara lain, jumlah pengunjung asing ke Jepang untuk berbagai keperluan bisnis dan liburan, naik menjadi 2,52 juta pada Oktober lalu dari 2,18 juta pada bulan September 2023. Menurut data dari Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), jumlah pengunjung meningkat hingga 100,8% dibandingkan tahun 2019 sebelum wabah Covid-19 menyebabkan pembatasan perjalanan di seluruh dunia.

Data resmi imtersebut menunjukkan, bahwa pengunjung ke Jepang melampaui tingkat sebelum pandemi pada bulan Oktober dan menandai pemulihan penuh dalam jumlah kedatangan untuk pertama kalinya sejak pelonggaran kontrol perbatasan tahun lalu.

Bersyukur sekali, rombongan kami didukung penuh oleh Pemerintah Kota Iiyama, Prefektur Nagano, sehingga berbagai atraksi kebudayaan dan tempat-tempat wisata yang tersedia, dapat kami saksikan dan kunjungi. Pemerintah Kota Iiyama juga membuka dialog, yang dipimpin oleh Wakil Walikota, Ibu Yukari Ito beserta seluruh jajaran yang terkait dengan kepariwisataan disana.

Iiyama (飯山市) adalah sebuah kota yang terletak di Prefektur Nagano, Jepang. Iiyama terletak di bagian utara Prefektur Nagano, di wilayah Chubu, Jepang. Wilayah ini dikelilingi oleh pegunungan dan memiliki iklim yang beragam tergantung pada musim.

Populasi kota ini dapat berubah seiring waktu, tetapi pada umumnya, kota ini adalah salah satu kota kecil di Prefektur Nagano. Penduduknya sangat aktif terlibat dalam berbagai sektor, termasuk pertanian dan pariwisata.

Kota Iiyama juga terkenal dengan ladang berasnya yang subur. Pertanian adalah salah satu aspek ekonomi yang penting di wilayah ini. Padi dan buah-buahan adalah beberapa produk pertanian utama yang dihasilkan di sini.

Wilayah ini juga dikenal sebagai tujuan wisata, terutama selama musim dingin. Beberapa tempat wisata populer di sekitarnya termasuk resort ski dan pemandian air panas (onsen). Tetapi selama musim panas, Anda akan menemukan keindahan alam yang menarik bagi para pendaki.

Aksesibilitas dapat menjadi faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kota ini. Stasiun kereta api lokal sudah teritengrasi dengan Shinkansen dan menjadi titik transportasi penting untuk memudahkan perjalanan ke dan dari Iiyama.

Seperti banyak kota di Jepang, Iiyama mungkin memiliki warisan budaya dan sejarah yang menarik. Kuil dan festival tradisional sering menjadi daya tarik bagi wisatawan dan juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Pada kurun waktu Pemerintahan Donald Trump, banyak terjadi peristiwa rasisme di Amerika. Hal itu berakibat banyaknya wisatawan dari berbagai negara yang akan berkunjung ke Amerika mengalihkan tujuan wisatanya ke Jepang. Turis dari Indonesia sempat tercatat sebagai pengunjug terbanyak. Sayang sekali kemudian terjadi pandemi Covid-19, yang menyebabkan semua program porak-poranda.

Jepang memang terkenal memiliki beberapa keunggulan dalam industri pariwisata. Sehingga membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata populer di dunia. Beberapa keunggulan tersebut meliputi salah satunya warisan budaya yang panjang dan peninggalan sejarah yang melimpah.

Jepang memiliki warisan budaya yang sangat kaya, termasuk kuil-kuil kuno, istana-istana megah, taman-taman indah, dan festival-festival tradisional. Wisatawan dapat mengalami kehidupan tradisional Jepang sambil menikmati modernitas kota-kota besar.

Pada sisi lain Jepang terkenal sebagai representasi kemajuan teknologi modernnya. Wisatawan dapat mengalami teknologi canggih melalui kunjungan ke pusat-pusat inovasi seperti Akihabara di Tokyo, di mana mereka dapat menjelajahi trend teknologi terkini.

Hal lain yang menarik adalah bahwa masyarakat Indonesia mulai keranjingan dengan makanan Jepang. Gastronomi yang luar biasa. Masakan Jepang, seperti sushi, ramen, dan tempura, telah menjadi populer di seluruh dunia. Wisatawan sering datang ke Jepang untuk mencicipi hidangan otentik dan mendapatkan pengalaman kuliner yang unik.

Sistem transportasi Jepang juga yang sangat efisien, termasuk kereta cepat Shinkansen dan jaringan transportasi umum yang baik. Hal ini membuat perjalanan antar kota menjadi mudah dan nyaman bagi wisatawan.

Jepang menawarkan keindahan alam yang luar biasa, termasuk gunung-gunung seperti Gunung Fuji, taman-taman nasional, dan pantai-pantai yang menakjubkan. Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang beragam sepanjang tahun.

Orang Jepang dikenal karena keramahan dan pelayanan mereka terhadap wisatawan. Masyarakat Jepang memiliki tradisi kuat dalam melayani tamu dengan sopan dan ramah.

Rombongan kami, beruntung sekali mendapat kesempatan tinggal bersama keluarga orang Jepang di berbagai rumah khas orang Jepang. Tiada kesan yang bisa terlukiskan dengan ungkapan kata dan puisi, selain kenangan manis yang tak akan terlupakan. Ini berkat dukungan dari LEX Hippo Family Club, yang anggotanya tersebar di berbagai daerah se Jepang.

Jepang menyelenggarakan berbagai acara budaya, festival, dan pertunjukan tradisional yang menarik perhatian wisatawan. Selain itu, anime, manga, dan kebudayaan populer Jepang juga menarik banyak pecinta seni dan hiburan. Acara-acara ini teragendakan secara ruitn.

Last but not least Jepang dikenal sebagai salah satu negara teraman di dunia. Keamanan dan kebersihan lingkungan menjadi prioritas, memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan yang berkunjung. Semua faktor ini bersama-sama menciptakan pengalaman pariwisata yang unik dan menarik di Jepang, menjadikannya salah satu destinasi utama dunia bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia. *(AS/HB)*

BACA JUGA:

Senin, 06 November 2023

Wali Kota Iiyama-shi Terima Plakat Penghargaan Dari PPWI


Wakil Wali Kota Iiyama-shi Her Excellency Dr. Yukari Ito mewakili Wali Kota Iiyama-shi menerima Plakat PPWI dan Certificate of Appreciation dari PPWI International  di Ruang Rapat Pemerintah Kota Iiyama, 11 10-1 Iiyama CityHall, Iiyama City, Nagano 389-2292 Japan, Senin 6 November 2023.


IIYAMA-SHI JEPANG – (harianbuana.com).
Wali Kota Iiyama-shi (Kota Iiyama), Prefecture Nagano, Jepang berkenan menerima kunjungan audiensi team Jurnalis dan Pewarta Warga dari Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Acara temu silahturami dan audiensi tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Pemerintah Kota Iiyama, 11 10-1 Iiyama CityHall, Iiyama City, Nagano 389-2292 Japan, pada Senin 6 November 2023.

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Iiyama-shi yang diwakili Wakil Wali Kota Iiyama-shi Her Excellency Dr. Yukari Ito menerima Plakat PPWI dan Certificate of Appreciation dari PPWI International. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke didampingi ketua rombongan Dr. Ali Syarief dan seluruh anggota team PPWI.

Hal itu disampaikan ketua rombongan Ali Syarief kepada jaringan media se-nusantara merespon permintaan informasi terkait kunjungan PPWI ke Jepang, ke Nagano Prefecture.

"PPWI memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kota Iiyama dalam bentuk Plakat PPWI dan Certificate of Appreciation atas kesediaan Pemerintah Kota Iiyama memfasilitasi kunjungan studi wartawan pariwisata PPWI ke wilayah Iiyama-shi, Prefecture Nagano, Jepang", ungkap CEO Cross Culture Institute yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

Sebagaimana diketahui, bahwa team PPWI sebanyak sepuluh orang saat ini sedang melakukan kunjungan study ke Jepang dengan mengusung tagline 'The Indonesian Journalistic Tourism Benchmark'. Team berangkat pada Sabtu, 4 November 2023 dan kembali ke tanah air pada 12 November 2023 mendatang.

Dalam keterangannya, Ali Syarief yang fasih berbahasa Jepang dan Inggris ini menjelaskan, bahwa kegiatan kunjungan PPWI dapat terlaksana atas kerja-sama berbagai pihak.

"Di samping mendapat bantuan dari Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia, Bapak Raja Sapta Oktohari, program ini juga bisa direalisasikan berkat kerjasama dan dukungan berbagai pihak di Jepang, antara lain Pemerintah Iiyama-shi dan Hippo Lex Institute Japan", terangnya.

Hadir dalam pertemuan dengan Walikota Iiyama-shi, disamping Dr. Yukari Ito, terlihat juga sejumlah pejabat teras Pemerintah Kota Iiyama, diantaranya Mr. Miyamoto dan Mr. Kazu. Selain itu, hadir juga President of Hippo Lex Institute Japan, Dr. Kenshi Suzuki, bersama sejumlah staf-nya dari Tokyo.

Dalam sambutannya, Yukari Ito menyatakan rasa senang dan menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan silahturami PPWI ke Pemerintah Kota Iiyama.

"Selamat datang di Iiyama-shi, kami sangat senang atas kunjungan wartawan dan pewarta warga dari Indonesia, semoga merasa betah dan senang menikmati suasana di Iiyama-shi", ucap Wakil Wali Kota Yukari Ito dalam bahasa Jepang dengan penuh keramahan.

Banyak hal menarik yang dipelajari oleh rombongan PPWI dalam pertemuan dengan Pemerintah Kota Iiyama terkait pengembangan pariwisata di daerah tersebut. Sebagai wilayah pertanian yang dikelilingi pegunungan, Iiyama-shi sangat terkenal dengan wisata agro-culture dan olahraga ski.

Perkebunan apel adalah salah satu daya tarik wisata yang pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing petani apel. Ukuran buah apel yang lebih besar dari ukuran apel pada umumnya serta rasa manis setara manisnya gula, adalah sesuatu yang jarang dijumpai di daerah lain.

Selain hasil panen yang melimpah, daerah pertanian di Iiyama-shi juga selalu menjadi sasaran para siswa dan mahasiswa melakukan kunjungan studi, baik untuk praktek pertanian maupun penelitian.

"Setiap musim tanam, para siswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Nagano dan sekitarnya, juga dari daerah lain seperti Tokyo dan Osaka, datang ke sini untuk belajar menanan padi, menyiangi, dan lainnya", ujar Mr. Kobayashi Hiroi Yuki, petani yang sekaligus pemilik penginapan (minshuku) Togari Onsen, tempat team PPWI menginap sambil study pariwisata di Iiyama-shi.

Acara kemudian ditutup dengan foto bersama dan tukar-menukar kartu nama yang merupakan salah satu kebiasaan masyarakat Jepang sebagai penanda persahabatan dan persaudaraan. Iiyama-shi... saiko, saiko, gambarimasu..!! *(APL/HB)*

Jumat, 14 Juli 2023

Dubes RI Untuk Irak Suport Program Perwakilan SPRI Di Timur Tengah



Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (RI) untuk Irak Elmar Iwan Lubis mendukung penuh program internasional Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) membuka perwakilan di Timur Tengah termasuk di Irak. Dukungan itu disampaikan Dubes RI Elmar Iwan Lubis saat menerima tim dari SPRI yang dipimpin Managing Director of International Affairs and Relations for Asia, Middle East, Africa, Europe, Canada and USA, and Senior Consultant SPRI Hussain Muhammad Naser Almslmawi bersama tim di Kantor Keduataan Besar RI di Irak, Kamis (13/07/2023). 

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, Dubes RI untuk Irak Elmar Iwan Lubis menyambut baik program internasional SPRI untuk membuka perwakilan di Timur Tengah, khususnya di negara Irak. “Kami mendukung upaya SPRI membangun citra positif tentang Indonesia di Irak. Semoga dengan upaya tersebut dapat meningkatkan hubungan baik antara Indonesia dan Irak, termasuk hubungan bisnis antar kedua negara", ujar Dubes Elmar Lubis kepada Tim SPRI. 

Pada kesempatan yang sama, Managing Director of International Affairs and Relations of SPRI Hussain Muhammad Naser Almslmawi memberi apresiasi atas dukungan dan sambutan hangat dari pihak Kedutaan RI di Irak atas kedatangannya bersama tim untuk menyampaikan program kerja SPRI di Irak.  

“Kami akan membangun jaringan media di Timur Tengah, dan Irak tentunya, untuk kepentingan publikasi media tentang potensi pariwisata dan peluang usaha dari Indonesia melalui pemberitaan di media-media Irak", ujar Hussain.



Hal itu dilakukan, kata Hussain, agar wisatawan dan pelaku bisnis dari Timur Tengah dan Irak khususnya, makin banyak yang datang berwisata atau berbisnis di Indonesia. "tu kesepakatan kami dengan pimpinan SPRI di Indonesia untuk membawa citra positif Indonesia di mata dunia. Dan kami memulainya di Irak", kata Hussain, warga Irak yang kini berdomisili Sidney, Australia. 

Turut hadir mendampingi Hussain para pengurus perwakilan SPRI, masing-masing Dr. Athraa Ismael Zaidan selaku Public Relation Manager Director of International Affairs for Middle East, Hussein Alli Abbood selaku Public Relation Director of International Affairs for Iraq, Dr. Israa Saeed Assi selaku Legal Advisor of International Affairs for Middle East, Dr. Rasha Kareem Ali selaku Director Manager of International Affairs for Middle East, dan Suhair Hussein Kadhimm selaku Kontributor Reporter di Irak.

Dari Jakarta, Ketua Umum DPP SPRI Hence Mandagi memberi dukungan penuh kepada Tim Internasional SPRI yang telah bertemu dengan Dubes RI untuk Irak Elmar Iwan Lubis. “Saya berharap tim SPRI di Irak dapat menjalin hubungan baik dengan Kedutaan RI di Irak. Agar peran SPRI membawa kabar positif tentang Indonesia di dunia internasional, termasuk di Irak bisa berjalan sukses atas dukungan dari pihak Kedutaan", ujar Mandagi di kantor DPP SPRI Jakarta, Jum'at (14/07/2023). 

Mandagi juga mengatakan, upaya SPRI membangun jaringan media internasional bertujuan untuk memperkuat jaringan SPRI dan membangun jaringan pers Indonesia agar bisa terkoneksi dengan jaringan pers internasional. “Semoga niat baik ini bisa terwujud untuk kepentingan Indonesia agar makin dikenal luas potensinya di mata dunia. Dan jaringan pers memiliki peluang besar untuk mewujudkan itu", pungkas Mandagi yang juga menjabat Ketua LSP Pers Indonesia. *(Hussain/ind/HB)*

Kamis, 18 Juli 2019

Berhasil Bongkar Sindikat Narkoba Kartel Besar Internasional, US DEA Beri Penghargaan Polres Metro Jakarta Barat



Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat mendapat penghargaan dari US Drug Enforcement Administration (DEA). Pemberian penghargaan, dilakukan di Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di jalan Merdeka Selatan – Jakarta Pusat pada Kamis 17 Juli 2019, kemarin.

Penghargaan diberikan kepada Kombes Pol Hengki Haryadi, SIK., MH., Kasat Narkoba AKBP Erick Frendriz dan Kanit II Sat Narkoba AKP Maulana Mukarom serta personel Unit II Satnarkoba Polrestro Jakbar.

Bryan M. Barger, selaku Country Attache US DEA memberikan apresiasi kepada Satnarkoba Polrestro Jakarta Barat karena bekerja dengan profesional dan bisa bekerjasama sangat baik dengan US DEA dalam pengembangan kasus kemaren.

Selain itu, Hengki juga mendapatkan penghargaan khusus dari DEA karena memiliki leadership yang bagus dalam sebuah kerjasama investigasi.

Di tempat yang sama, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi, SIK., MH. mengatakan, keberhasilan ini merupakan wujud kerja-sama yang baik dengan US DEA dan Bea Cukai.

“Sindikat yang kita hadapi adalah sindikat internasional yang besar. Mereka menggunakan modus baru, yakni menyelundupkan narkotika dari negara Amerika Serikat. Amerika termasuk kategori negara low risk atau negara yang memiliki resiko kecil terhadap penyelundupan”, kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi, SIK., MH.

Ditegaskannya, bahwa hal ini merupakan tindak lanjut dari atensi Kapolri dan Kapolda Metro Jaya. "Kami dan jajaran merespon perang terhadap kejahatan narkoba , sehingga pada akhirnya kita berhasil menggagalkan peredaran narkoba jaringan Internasional ini", tegasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada 11 April 2019 lalu, Kepolisian Resort Metro Jakarta Barat bersama tim Bea Cukai Soekarno Hatta berhasil menggagalkan penyelundupan puluhan kilogram narkotika jenis sabu dari AS. Selanjutnya, dilakukan penangkapan terhadap pelaku-pelaku yang terlibat dalam perdagangan Narkoba tersebut.

Kemudian, Polres Metro Jakarta Barat berkoordinasi dengan US DEA, untuk pengembangan kasusnya. Yang mana, berdasarkan pengembangan penyelidikan, ternyata Narkoba tersebut merupakan milik dari 2 kartel besar yang berada di 5 negara, yakni China, Mexico, Taiwan, Amerika Serikat dan Indonesia.

Atas keberhasilan tersebut, selanjutnya, dalam waktu dekat, personel Polres Metro Jakarta Barat akan diundang ke kantor cabang DEA yang berlokasi di Los Angeles, AS, untuk melakukan kerjasama dan investigasi yang lebih dalam. *(Ys/HB)*

Jumat, 12 Juli 2019

Ponpes Darul Ulum Padang Magek Dikunjungi Mahasiswa UK Malaysia



Kab. TANAH DATAR – (harianbuana.com).
Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Padang Magek, Sumatera Barat, mendapat kehormatan dikunjungi mahasiswa dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Kamis 11 Juli 2019, kemarin.
Kunjungan 16 orang rombongan Mahasiswa Fakulti Sains Kesehatan UKM, ke Ponpes Darul Ulum Padang Magek itu memberi kesan yang amat baik bagi kedua belah pihak. Mereka saling berbagi cerita hingga terjalin persaudaraan.


Demikian antara lain disampaikan Drs. H. Syahyuti Abbas, salah seorang Pimpinan Ponpes Darul Ulum, yang terletak di Padang Magek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, usai acara pertemuan dengan rombongan dari UKM tersebut.

“Pertemuan kedua belah pihak sangat penting dan bermakna bagi keduanya, salin berbagi pengalaman hingga terjalin silahturahmi dan persaudaraan”, kata Syahyuti Abbas.

Hadir pada acara kunjungan itu, Syahyuti Abbas didampingi Guru Kepala Pondok Tuanku Jakfar Imam Mudo dan Ketua Yayasan Darul Hafazah Mandiri yang menawungi pondok Bakhtiar Datuk Murun serta beberapa pengurus lainnya.

Hampir seluruh santri yang sedang mondok di Ponpes Darul Ulum hadir juga dalam pertemua dengan mahasiswa dari negeri jiran ini.

Menurut Syahyuti, kunjungan Mahasiswa UKM itu merupakan pertama kali ke Darul Ulum. Mereka selain bersilaturrahmi, juga memberi tip ilmu kesehatan kepada santri dan masyarakat sekitar. Pihaknya merasa bangga dan senang menerima kunjungan ini. Sementara itu, mahasiswa UKM juga merasa bahagia disambut di Darul Ulum.

“Kedatangan kami berkunjung dalam setengah hari ini adalah dalam rangka melancarkan studi. Kami harus punya rekan untuk berbagi ilmu. Kami merasa senang atas sambutan keluarga besar Darul Ulum", kata Soraya, salah seorang dari rombongan mahasiswa UKM itu.

Dia juga mengatakan jika nanti ada kesempatan, akan berkunjung kembali ke Ponpes Darul Ulum. “Pada lain kesempatan, kami ingin berkunjung lagi ke sini", imbuh Soraya.

Dalam acara kedatangan mahasiswa UKM ke Ponpes kemarin, selain pengurus dan santri Pondok Pesantren, mereka juga disambut oleh masyarakat sekitar. *(RFD/WL/HB)*

Senin, 18 Maret 2019

Dubes Maroko Hadiri Pembukaan Pekan Bahasa Perancis Di Gedung IFI Jakarta.




Kota JAKARTA – (harianbuana.com).
Duta Besar Kerajaan Maroko untuk Indonesia, H.E. Mr. Ouadia Benabdella menghadiri acara Pembukaan Pekan Bahasa Perancis yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Perancis bekerjasama dengan kedubes negara-negara berbahasa Perancis di Indonesia, bertempat di Auditorium Institute Francais Indonesia (IFI), Jl. MH. Thamrin No. 20 Jakarta Pusat, Senin, 18 Maret 2019.

Selain Dubes Maroko, hadir pula Dubes Aljazair, Austria, Belgia, Kanada, Perancis, Lebanon, Serbia, Swiss dan Tunisia. Negara-negara tersebut menggunakan Bahasa Perancis sebagai salah satu bahasa resmi negara mereka. Para Dubes didampingi oleh konsuler masing-masing, antara lain Mr. Mostafa Nakhlaoui dari Kedubes Maroko dan Mr. Baghdadi Dhahbi dari Kedubes Tunisia.

Sebagaimana diketahui, bahwa Kedutaan Besar Perancis setiap tahun mengagendakan kegiatan Pekan Bahasa Perancis, yang dilaksanakan oleh lembaga IFI. Kegiatan yang berlangsung selama sepekan ini akan diisi dengan berbagai aktivitas bernuansa Perancis di berbagai lokasi seperti kampus dan komunitas pelajar di Jakarta dan sekitarnya.

Acara Pembukaan Pekan Bahasa Perancis yang berlangsung dari pukul 18.30 s/d 20.30 wib itu diawali dengan penampilan Tari Piring Sumatera Barat yang dibawakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, sambutan dari Dubes Maroko mewakili para Dubes Negara Francophonie (negara-negara berbahasa Perancis) dan Dubes Perancis sebagai tuan rumah.
Dalam sambutannya, Dubes Maroko menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran para Dubes dan undangan. Benabdella juga mengharapkan kiranya melalui event tersebut, persahabatan di antara sesama negara Francophonie maupun dengan Indonesia semakin erat, melalui kesamaan bahasa pengantar, yakni Bahasa Perancis.

"Kita berharap persahabatan di anatara negara-negara Francophonie, maupun dengan negara Indonesia akan semakin erat melalui penggunaan Bahasa Perancis," ujar Dubes Benabdella dalam Bahasa Perancis yang sangat fasih.

Acara yang dihadiri para generasi millennial yang memenuhi Auditorium IFI berkapasitas 150 orang itu selanjutnya di isi dengan penampilan konser musisi dari Swiss, Marc Aimon. Konser ini cukup menarik, membawakan beberapa lagu dalam Bahasa Perancis, diselingi cerita interaktif Marc Aimon dengan audiens yang terlihat antusias mengikuti alur penampilan sang musisi muda tersebut.
"Saya menikmati sekali pertunjukan konser Marc Aimon malam ini," ujar Lisa, gadis milenial yang turut hadir di acara ini. *(APL/HB)*

Sabtu, 16 Maret 2019

Polres Gresik Suguhkan Inovasi Pelayanan Publik Pada Pameran Internasional Reform Policy Symposium Dan Regional Workshop 2019 Di Bali

Foto salah-satu suasana acara International Reform Policy Symposium and Regional Workshop 2019, di Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali yang digelar selama dua hari dimulai pada Kamis 14 Maret 2019.


Kab. GRESIK – (harianbuana.com).
Polres Gresik menjadi salah satu dari lima perwakilan Polri dalam acara International Reform Policy Symposium and Regional Workshop 2019, di Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali yang digelar selama dua hari dimulai pada Kamis 14 Maret 2019. Kegiatan yang mengusung tema “2019 State Capacity for Public Sector Reform and National Development in Indonesia, Korea, and Southeast Asia” ini, dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI, HM. Jusuf Kalla.


Turut hadir dalam kegiatan ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Drs. Syafruddin, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Duta Besar Indonesia serta sejumlah tamu undangan sebanyak 2.000 peserta dari 11 negara Asean dan negara lainnya seperti Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.

Pameran yang di buka langsung Wakil Presiden RI, H M. Jusuf Kalla ini juga dihadiri sejumlah pejabat negara juga diikuti seluruh instansi, baik instansi pemerintah, instansi pemerintah daerah maupun instansi kementerian serta organisasi pemerintah daerah.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan, transformasi birokrasi memiliki peran sangat penting. Terutama dalam menghadapi perubahan global yang sedang terjadi.

“Birokrasi sebagai regulator, pelaksana kebijakan, monitoring dan koordinasi pelaksana kebijakan, memiliki kewajiban untuk mengikuti perkembangan yang ada. Tidak boleh ketinggalan satu langkah pun dari perkembangan dunia", ujar Wapres Yusuf Kalla saat membuka pameran International Reform Policy Symposium and Regional Workshop 2019 di Bali Nusa Dua Convention Center – Bali, Kamis (14/03/2019).

Wapres Yusuf Kalla pun menyampaikan, bahwa era digital ini ditandai dengan semakin berkembangnya teknologi informasi. Untuk itu, sistem tersebut juga harus didukung oleh teknologi yang baik. Indonesia sendiri, dalam 20 tahun terakhir telah mengalami reformasi.

Pada kesempatan ini, Wapres mencontohkan bahwa dahulu Indonesia negara yang otoriter dan sentralistik, telah menjadi negara desentralisasi dan terkemuka. “Sistem pemerintahan juga mengalami perubahan karena beradaptasi", kata Wapres Yusuh Kalla.

Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi (Menpan RB) Syafruddin mengatakan, keberhasilan yang telah diraih pemerintah selama 10 tahun menjalankan reformasi birokrasi diantaranya meningkatnya penerapan sistem merit. Yakni, melalui rekrutmen berbasis TI, efektifitas dan efisiensi pengelolaan anggaran yang fokus pada prioritas, akuntabel dan transparan.

Menpan RB pun menyampaikan, 
keberhasilan lainnya adalah penerapan e-Goverment yang semakin masif, inovasi pelayanan publik yang cepat dan terakhir meningkatnya integritas aparatur. "Transformasi birokrasi yang terjadi saat ini merupakan jaminan agar peradaban manusia tetap stabil dalam pertumbuhannya, negara dan pemerintahan tidak tenggelam oleh distorsi perubahan waktu dan jaman", kata Menpan RB, Syafruddin.

Lebih jauh, Menpan RB menjelaskan, era saat ini, teknologi menjadi puncak transformasi peradaban manusia. Dimana, masyarakat menuntut kehadiran negara melalui pemerintahan yang dinamis dan transformatif merespon perubahan. "Dalam sepuluh tahun mendatang Indonesia diprediksi memiliki bonus demografi berupa 66% penduduknya berusia produktif", jelas Syafruddin.

Dalam kegiatan ini juga turut menampilkan berbagai stand reformasi pelayanan publik, baik dari Kepolisian menampilkan lima Polres jajaran Polri salah satunya Polres Gresik Polda Jatim dan sejumlah kementerian dan lembaga yang ada di Indonesia.

Dihadapan Wakil Presiden RI, HM. Jusuf Kalla, Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, SH., SIK., MSi. memaparkan tentang Content Booth Inovasi CARE, Pembayaran SIM non tunai (T-cash, Go-Pay, MyQR BRI, dan Brizzi), Go-Sigap dan Gajah Mada.

Ia pun menyampaikan Aplikasi CARE Polres Gresik untuk edukasi masyarakat melalui teknologi augmented reality dan Cashless Payment System (CPS) dalam pengurusan SIM dan SKCK yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.

Kehadiran Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, SH., SIK., MSi. dan 4 Kapolres yang lain, selain sebagai Peserta simposium juga di berikan mandat oleh Kapolri untuk membuka stand pameran inovasi pelayanan publik dalam daya ungkit zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

“Alhamdulillah, Kami atas nama Polres Gresik merasa bangga menjadi perwakilan dari Kepolisian sekaligus sangat berterima kasih kepada Bapak Kapolri Yang telah memberikan Kepercayaan kepada Kami untuk mengikuti International Reform Policy Symposium and Regional Workshop 2019. Kami akan terus bekerja keras, berinovasi dan berkreasi guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat", papar Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, SH., SIK., MSi.

Sebagai informasi, International Reform Policy Symposium And Regional Workshop yang di gelar di NSDCC ini berlangaung selama 2 hari mulai tanggal 14 hingga 15 Maret 2019. *(DM/HB)*

Jumat, 26 Januari 2018

Abdul Gani Dari KFC Cycling Team, Juara 1 Etape 2 Tour de Indonesia 2018

Abdul Gani atlet balap sepeda KFC Cycling Team saat berhasil mencapai finish terdepan pada etape 2 Tour de Indonesia 2018, Jum'at (26/01/2018) sore.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Tour de Indonesia 2018 etape 2 berhasil disabet pembalap Indonesia, Abdul Gani. Atlet balap sepeda yang tergabung dalam KFC Cycling Team dari Indonesia (INA) ini menjadi yang terdepan dalam Tour de Indonesia 2018 pada etape 2 yang digelar Jumat 26 Januari 2018.

Tour de Indonesia 2018 etape 2 ini sendiri start dari alun-alun Kota Madiun dan finis di alun-alun Kota Mojokerto. Dimana, dalam Etape 2 Tour de Indonesia 2018 yang berjarak 117,5  kilo meter itu, Abdul Gani dapat mencatatkan dirinya dalam waktu tercepat, yaknii 2 jam 24 menit 17 detik.

Disusul kemudian oleh Mat Amin Mohamed Syahrul, pembalap sepeda asal Malaysia yang tergabung dalam club Trengganu Cycling Team. Syahrul berhasil finis pada posisi kedua dengan catatan waktu 2 jam 24 menit 21 detik.


Para juara etape 2 Tour de Indonesia 2018 saat foto selfie bersama Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan segenap unsur Forkopimda Kota Mojokerto serta beberapa panitia penyelenggara, Jum'at (26/01/2018) sore, didepan kantor Pemkot Mojokerto.

Posisi ketiga juga diduduki Mohamed Zariff Muhammad Aiman, pembalap asal Malaysia, wakil dari Sapura Cycling Team. MZM Aiman berada di urutan posisi ketiga dengan catatan waktu 2 jam 24 menit 26 detik.

Sedangkan, Page Dylan juara etape 1 Tour de Indonesia 2018 asal Swiss gagal mempertahankan nasib baiknya. Pembalap Sapura Cycling Team tersebut hanya mampu finish di urutan ke-7.

Sementara itu, atlet andalan Timnas Balap Sepeda Indonesia, Projo Waseso belum menampakkan kehebatannya dalam event Tour de Indonesia 2018 kali ini. Bahkan, dalam etape 2 Tour de Indonesia 2018 ini,
Projo Waseso hanya mampu berada di posisi ke 28.

Sementara itu pula, Tour de Indonesia 2018 etape 3 bakal digelar pada Sabtu 27 Januari 2018. Yang mana, etape 3 ini merupakan lintasan terpanjang dengan menempuh jarak 200 Km, yang akan strart dari Probolinggo dan finish di Kabupaten Banyuwangi. *(DI/Red)*


Kamis, 25 Januari 2018

Tour De Indonesia, Diikuti 109 Peserta Dari 20 Tim Pebalap Sepeda Dunia

Sejumlah peserta balap sepeda sepeda Tour De Indonesia 2018 saat melakukan start di etape 1 dikawasan Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (25/01/2018).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Event internasional bertajuk TOUR de INDONESIA 2018 berjarak 130 Km yang diikuti 109 peserta dari 20 tim pembalap sepeda dunia, termasuk 4 tim pembalap sepeda Indonesia, Jum'at (26/01/2018) pukul 10.00 WIB memulai etape perdana dari empat stage yang dilombakan dalam event tersebut. Etape pertama, start (dimulai) dari kawasan Candi Prambanan di Kabupaten Klaten Jawa Tengah dan berakhir di Alun-alun Kota Ngawi Jawa Timur.

Para tim cyclist itu antara lain berasal dari INDONESIA NATIONAL TEAM (Indonesia /INA); ACC Cycling Team (Indonesia/INA); KFC Cycling Team (Indonesia/INA); PGN Cycling Team (Indonesia/INA); MALAYSIA NATIONAL TEAM (Malaysia /MAS); Terengganu Cycling Team (Malaysia /MAS); Team Sapura Cycling (Malaysia /MAS); JAVA PARTIZAN PRO Cycling Team (Serbia/SRB); INTERPRO CYCLING ACADEMY Team (Jepang/JPN); 7ELEVEN Cycling Team (Filipina/PHI); AISAN Cycling Team (Jepang/JPN) ; Thailand Continental Cycling Team (Thailand/THA); TEAM Mc DONALS DOWN UNDER (Australia/AUS); St. George Continental Cycling Team (Australia/AUS);  NEX CCN (Laos/LAO);  dan Tim ERITRIAN NATIONAL TEAM (Eritrea/ERT).

Terkait itu, untuk suksesnya event kelas dunia tersebut, sejumlah ruas jalan pun akan ditutup secara temporer. "Informasi yang masuk, setelah beristirahat semalam, tim akan melanjutkan etape dua berjarak 117,7 km dari Madiun melewati kawasan Kabupaten Jombang dan finish di Kota Mojokerto pada Jumat (Red: 26/01/2018) sore", terang Kabag Humas dan Protokoler Setdakot Mojokerto Choirul Anwar, Jum'at (26/01/2018) pagi.

Dijelaskannya, bahwa dari hasil koordinasi antar-pihak, rombongan pembalap sepeda TOUR de INDONESIA 2018 akan mendapat pengawalan dari mobil Patwal sepanjang 3 Km didepan posisi pembalap terdepan dan 3 Km dibelakang posisi pembalap terakhir. "Pengawalan ini, mengacu pada standart event balap sepeda internasional", jelas Choirul Anwar.

Informasi terakhir di etape 2, lanjut Choirul Anwar,  konvoi start di Alun-alun Madiun sekitar pukul 13.00 WIB. Diperkirakan memasuki kawasan Saradan pukul 13.38 dan masuk wilayah Jombang di Simpang Mengkreng sekitar pukul 15.00 WIB. "Rombongan pembalap sepeda TOUR de INDONESIA 2018 ditargetkan masuk finish di Kota mojokerto sekitar pukul 16.01 WIB’’, papar terang Kabag Humas dan Protokoler Setdakot Mojokerto Choirul Anwar.

Selain itu, untuk memuluskan pengamanan jalur dikawasan wilayah Kota Mojokerto, sebanyak 258 personel gabungan dari Polresta dibantu Pol PP dan Dishub Pemkot Mojokerto akan bersiaga pada jam yang sama, sekitar pukul 15.00 WIB. "Atas nama Pemkot Mojokerto, kami menghimbau  masyarakat untuk menghindari jalur sepanjang jalan Gajah Mada", himbau Pemkot melalui Kabag Humas Setdakot Mojokerto Choirul Anwar.

Menurut Kabag Humas Setdakot Mojokerto, dari Kota Mojokerto, para peserta masih akan melanjutkan dua etape yang tersisa. Yakni, stage Probolinggo-Banyuwangi (202km) pada 27 Januari 2018 dan Gilimanuk-Denpasar pada 28 Januari 2018. ’’Konvoi event balap sepeda TOUR de INDONESIA ini juga bisa dijadikan wisata bagi warga serta moment pembelajaran bagi pesepeda di Kota Mojokerto", pungkas Choirul Anwar. *(DI/Red)*

Minggu, 06 Maret 2016

Perbedaan Sistem Pendidikan Di Indonesia dan Di Jerman (Part 2)

ARTIKEL PENDIDIKAN, oleh TC Krisna.


Kota MOJOKERTO~LEIPZIG – (harianbuana.com).

   Salam NKRI.
   Menyimak, bahwa tak sedikit jumlah mahasiswa Indonesia yang terhambat bahkan dapat dikatakan gagal dalam menempuh study di Jerman hanya disebabkan karena kurangnya persiapan ataupun kesiapan dalam menterjemahkan sistem pendidikan yang digunakan di Jerman. Ya... terus-terang saja, meskipun tingkat kesulitannya tinggi, tapi jika sebelumnya telah dipersiapkan secara matang sehingga benar-benar telah siap, nantinya ini akan memberikan semacam haluan bagi kita ketika harus belajar ketika itu dan seperti yang sudah saya sebutkan pada tulisan  edisi sebelumnya (part 1), bahwa materi yang diajarkan selalu nyambung dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, demikian juga dari bab satu ke bab lainnya.
   Kiranya perlu penulis sampaikan lagi, bahwa kelas exercise itu biasanya berisi tugas-tugas dan pemantapan serta pemahaman yang diisi oleh asisten profesornya. Sedangkan untuk script, slide seminar, tugas dan kunci jawaban tugas, semuanya diupload ke dalam sistem dengan sedemikian rapinya. Dan satu hal lagi, bahwa 5 (lima) bab yang telah disusun di dalam silabus dan script itu selesai tepat waktu dan benar-benar dilaksanakan 100%. Yang mana, ini merupakan hal yang hampir tidak pernah penulis dapatkan ketika penulis dulu mengambil program Bachelor dan Master.
   Hal penting yang sekiranya dapat dijadikan pertimbangan sebelum menentukan keberangakatan menempuh study di Jerman. Yakni, bahwa disini tidak ada sesuatu yang instan dan jangan sekali-kali berharap ada hal instan disini, dalam artian apapun. Memang, sistem pendidikan disini tidak didesain untuk itu. Pasalnya, karena ini jugalah salah-satu hal yang  membuat penulis selama satu-tahun pertama cukup kesulitan dalam menempuh study S-3 (Doktor) disini.

   Perlu dipahami pula, bahwa ada dua hal yang sangat mendasar dalam hal ini, yakni :
1. Tidak ada rumus instan disini.
Semua ditekankan pada pemahaman konsep. Ketika menempuh studi di Indonesia (dari pendidikan dasar, menengah, tinggi) mungkin kita dimanjakan dengan rumus-rumus praktis yang ada di buku-buku textbook ataupun yang dapat dengan mudah kita temukan di buku-buku saku.
Disini, penulis diajarkan sejarah penemuan suatu persamaan dasar. Dari mulai siapa penemunya, bagaimana kronologinya, bagaimana aplikasinya dan bagaimana menurunkannya untuk aplikasi yang lain. Selain itu, penulis juga  dituntut untuk memiliki suatu analisa dan pemahaman konsep yang sangat baik.
Sistem di Jerman memang dirancang untuk mengedepankan suatu analisa, kritis dan ulet dalam pemecahan masalah. Maka dari itu, tidak heran jika ada suatu hal yang dibahas sangat lama dan detail. Jujur saja, bagi penulis  kadangkala hal ini membuat bosan. Karena, mungkin ketika itu penulis hanya mementingkan sekedar tahu "Apa sih rumus yang digunakan untuk memecahkan problem itu...?".
Namun, ternyata itu salah besar. Ketika problemanya diubah, otomatis rumusnya berubah dan bagi yang hanya menghafal rumus tidak akan bisa mengerjakannya, karena bagaimanapun ingatan manusia itu terbatas. Itu sudah pasti...! Dan, itulah pentingnya memahami suatu konsep.
Tapi bagi mereka yang betul-betul memahami konsep akan dengan mudah mengerjakannya, karena mereka bisa dengan mudah menurunkan persamaan dasar menjadi aplikatif atau merubah persamaan ke bentuk-bentuk lain.

2. Tidak ada program (software) instan bagi keperluan studi.
Dulu, ketika kuliah di Indonesia, penulis hanya menggunakan software-software. Yang mana penggunaannya sangat mudah dan yang biasanya tinggal import data dan menggukan klik pada menu-menu yang telah tersedia, maka semuanya akan menjadi beres dan selesai. Namun, ketika penulis sampai disini, ternyata semuanya menggunakan bahasa pemrograman dasar (IDL, Matlab, Fortran) dan seketika itu juga penulis menjadi sangat shock karena tidak pernah menggunakannya secara benar-benar selama penulis sekolah dan kuliah di Indonesia. Bahkan, pada awalnya, untuk membuka program tersebut saja penulis tidak bisa.
Perlu diketahui pula, bahwa disini sangat banyak aktifitas riset yang menghasilkan data-data mentah dan sangat banyak jumlahnya, dimana penulis harus memprosesnya menjadi data yang representatif. Nah..., ini pula yang tidak pernah penulis lakukan di Indonesia, dimana ketika itu penulis terbiasa menggunakan data-data yang sudah jadi (terkalibrasi) dan tinggal diolah dalam software, tekan klik dan semua akan beres.
Ini juga menjadi kesinambungan dari point satu yang saya utarakan di atas, karena semua pemahaman konsep pemecahan masalah dari suatu problem akan ditransfer menjadi bahasa pemrograman. Logikanya adalah “Bagaimana anda membuat suatu pemrograman jika anda tidak paham konsepnya...?”. Lagi-lagi... tidak ada hal instan disini.
Sebagaimana yang penulis amati disini, kebanyakan mahasiswa akan pusing duluan ketika dihadapkan pada hal ini. Banyak sekali kenalan saya orang Indonesia yang punya problem dengan pemrograman (kecuali bagi mereka yang bidangnya memang premrograman). Jadi, akan banyak sekali untungnya bagi yang bisa menguasai konsep dan pemrograman. Sebagai contoh mereka akan bisa membuat suatu aplikasi (software) yang bernilai guna dan ekonomi.
Saya amati saat ini mayoritas mahasiswa dan institusi di Indonesia baru sebatas sebagai user (pemakai) saja. Bisa kita lihat jika kita membeli suatu peralatan riset canggih dari luar negeri, pasti biasanya satu paket dengan software pengolahan datanya yang harga softwarenya cukup mahal. Namun, itulah yang terjadi jika kita hanya ingin yang praktis-pratis saja. Dan, mungkin selamanya kita akan menjadi user (pemakai) saja dan pengetahuan kita tidak akan berkembang karena terbiasa dengan hal-hal yang praktis saja.
   Dari uraian yang telah penulis sampaikan diatas, maka sebaiknya "Persiapkan dengan matang sebelum berangkat menempuh studi di Jerman". Lalu..., apa sajakah hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan dengan matang sebelum berangkat menempuh studi ke Jerman...? Insya' ALLAH..., jika tak ada aral melintang, akan penulis sampaikan dalam tulisan berikutnya. Amiin.  *(TCKris/DI/Red)*

Sabtu, 20 Februari 2016

Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Jerman

ARTIKEL PENDIDIKAN.

Oleh, TC Krisna, mahasiswa program Doktoral salah-satu Universitas di Jerman.

Kota MOJOKERTO~LEIPZIG – (harianbuana.com).

   Sebelum secara panjang-lebar memaparkan sistem pendidikan di Jerman, baiknya penulis kupas tentang sistem pendidikan di Indonesia terlebih dahulu. Yang mana, berbicara tentang sistem pendidikan di Indonesia, tentunya tak terlepas dari adanya kemajemukan problematikanya. Dan, dengan mengetahui adanya suatu problem dimaksud, niscaya akan didapatkan solusi untuk memecahkannya. Itupun, jika ditangani secara serius dan  penuh komitmen.
   Sebagai negara berkembang, tentunya mutu pendidikan di Indonesia belum bisa menyamai mutu pendidikan yang ada dinegara-negara maju. Apalagi sekelas Jerman yang mutu pendidikan berada jauh diatas Indonesia. Namun, penulis yakin, jika ditangani secara penuh keseriusan dan komitmen yang tinggi, niscaya dalam waktu yang tidak lama, setidaknya akan setara dengan sesama negara ASEAN.
   Hal ini, karena selama ini pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki agar mampu melahirkan generasi-generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang saint maupun teknologi, agar bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan demikian cepatnya.
   Untuk itu, diperlukan sistem pendidikan yang responsif terhadap perubahan dan tuntutan zaman. Maka, tentunya harus dimulai dari perbaikan sistem itu sendiri. Sebab, dalam hal apapun, jika sistemnya kurang tepat, mustahil akan diperoleh suatu hasil yang memadai, apalagi maksimal. Itupun jika sistemnya masih dikategorikan "kurang tepat". Jika sistemnya dikategorikan tidak tepat atau salah, otomatis tidak akan ada hasilnnya sama-sekali. Bahkan, bisa dipastikan akan merugi.
   Perlu kita garis bawahi, bahwa masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya dan kemampuan peserta didiknya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Maka dari itu, Pemerintah Indonesia harus mengambil kebijakan yang tepat sehingga dapat mengatasi masalah-masalah pendidikan.
   Sejatinya, banyak hal yang berbeda antara sistem pendidikan di Jerman dengan Indonesia. Berawal dari tinjauan sistem saja, pendidikan di Jerman itu telah berbeda dengan lazimnya di Indonesia. Di Jerman, jenjang pendidikan pra Perguruan Tinggi itu hanya ada 2 macam, yakni Pendidikan Dasar (Grundschule) dan Pendidikan Lanjutan (Gymnasium,Realschule, atau Berufschule). Sedangkan kalau di Indonesia, untuk pendidikan pra Perguruan Tinggi, meskipun ada 2 macam namun memiliki 4 jenjang tingkatan, yaitu TK-SD-SMP-SMA/SMK.
   Ditinjau dari sisi waktu pun juga berbeda. Di Indonesia, memerlukan waktu 12 tahun (normal) sebelum menapak ke jenjang Perguruan Tinggi, sedangkan di Jerman dibutuh waktu selama 13 tahun. Hanya saja, titian secara detail tentang Sistem Pendidikan Jerman tidak penulis paparkan disini, melainkan akan penulis uraikan pada episode tema berikutnya. Hanya saja, pada episode ini, yang akan penulis bahas bukanlah masalah "teknis" dari pendidikan itu sendiri, seperti tertulis di atas. Namun, penulis justru tertarik tentang konsep ataupun sistem dunia pendidikan yang ada di Jerman.
   Sebagaimana yang penulis ketahui, konsep pendidikan di Jerman adalah cenderung pada "Pemerataan Hak Mendapatkan Pendidikan". Ini, berlaku untuk keseluruhan, baik warga asing maupun warga Jerman yang tinggal di Jerman itu sendiri. Artinya, secara konsep, yang diutamakan adalah "Pemerataan Pendidikan Daripada Pencapaian Puncak-puncak Hasil Pendidikan".
   Sebagai contoh pemisalan, bahwa ketika hasil puncak dari pendidikan itu
rendah, maka seluruh Jerman akan merasa panik. Akan tetapi, ketika ada warga Jerman yang dalam suatu lomba mendapatkan hadiah ataupun penghargaan “The Best" dalam bidang sains, justru warga Jerman yang lainnya menganggapnya bahwa "Hal itu Biasa Saja". Ini, terbalik dengan kebiasaan di Indonesia yang merasa "sangat bangga" terhadap prestasi yang mengharumkan namanya.
   Contoh pemisalan yang lainnya, di Jerman, bahwa karier seseorang yang berkecimpung dalam lembaga pendidikan disebut "sukses", jika seseorang itu berpindah dari Kampus-kampus kecil di Kota kecil dan bisa merubah Kampus kecil di Kota kecil itu menjadi Kampus besar, meski berada di Kota kecil.
   Yang mana, secara prinsip, ialah dapat membuat pemerataan kualitas pendidikan terjadi secara alami. Dan, lagi-lagi, ini pun berbeda dengan lazimnya di Negara kita yang tercinta. Dimana, senantiasa cenderung memiliki dan bahkan membudayakan kebiasaan ataupun adat "Pintar Kumpul Pintar" ataupun "Kaya Kumpul Kaya" ataupun "Hebat Kumpul Hebat" dan seterusnya.
Jika hal ini langgeng terjadi, pertanyaannya, "Kapankah... Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dapat terjadi.....?". Padahal, ini jelas tertera sebagai sila ke-lima dari Dasar Negara, PANCASILA.
   Menyimak kondisi di atas, membuat penulis tersenyum. Meski demikian, penulis merasa optimis dan yakin, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia bisa meningkat secara drastis. Namun, tentunya tidak sekonyong-konyong seperti halnya membalikkan telapak tangan. Dan, tentunya pula, ini membutuhkan proses juga syarat, yang menurut penulis, syarat utamanya adalah adanya "pemeratan pendidikan dan penghargaan terhadap prestasi pendidikan".
   Bila syarat ini terpenuhi, penulis yakin, semakin banyak anak-anak Indonesia yang berprestasi di ajang internasional. Dan, semua anak Indonesia tanpa kecuali dapat mengeyam pendidikan secara maksimal. Berikut, penulis paparkan tentang pengalaman penulis saat menempuh studi program Doktor disalah-satu Universitas di Jerman. Namun, sebelumnya perlu kiranya penulis sampaikan hal-hal mendasar tentang perbedaan sistem perkuliahan di Jerman dan Indonesia.
   Singkat cerita, saat ini penulis saat ini sedang mengambil program Doktor (S3) di salah satu Universitas di Jerman. Dilatar belakangi oleh pengalaman penulis yang merasakan perbedaan sangat mencolok selama ini, maka tulisan ini dibuat untuk sekedar berbagi pengalaman dan tidak bermaksud menjelekkan pihak manapun.
   Berbicara pendidikan, tentunya tak bisa lepas tentang adanya kejelasan silabus dan perencanaan yang semuanya harus serba terarah. "Kalau di Indonesia sering nggak sesuai mas antara apa yang ada di silabus dan yang terjadi selama perkuliahan", begitu kata salah seorang kolega saya di sini yang sedang mengambil Master.
   Setelah saya renungkan, memang benar begitu. Dulu, ketika penulis mengambil program Bachelor dan Master, selama satu semester mengambil mata kuliah apapun itu, saya akan belajar tentang apa, tugasnya apa, referensinya dari mana dan sebagainya. Dosen pun memberi materi sepertinya  by accident, dipersiapkan mendadak dan terkadang rasanya kurang nyambung. Misalnya saja, saya sering diberi tugas untuk sekedar resume paper atau buku.
   Menurut penulis, ini kurang berguna. Bahkan, yang penulis rasakan, ini seperti tugas terjemahan bahasa saja. Apa gunanya buat kita...? Ingatan penulis mengenang ucapan teman ketika itu, tugas tersebut sering diberikan ketika dosen tidak masuk atau masuk sebentar lalu pergi entah kemana. Seringkali alasannya rapat, lalu memberikan tugas pamungkas itu.
   Ketika kita berpikir pragmatis, tentu kita senang karena ini tugas mudah dan kita bisa dapat nilai bagus. Tapi kalau berpikir jernih, seberapa banyak ilmu yang kita dapat? Sayangnya, kebanyakan mahasiswa hanya menterjemahkan tanpa memahaminya. Dan, celakanya, ketika dosen masuk di pertemuan berikutnya ini tidak dibahas lagi. Yang mana, biasanya dosen akan memberikan materi baru lagi yang tidak ada kesinambungannya dengan materi sebelumnya.
   Lalu, apa bedanya dengan di Jerman...?
Kesan penulis, ketika pertama kali penulis mengikuti kuliah, sekedar informasi saja, karena bidang Bachelor dan Master penulis tidak nyambung dengan bidang Doktor penulis, maka penulis diwajibkan untuk mengikuti beberapa mata kuliah dan "harus lulus".
   Oke lah..., sedikit penulis cerita tentang mata kuliah Atmospheric Radiation (Radiasi Atmosfer). Ketika pertemuan pertama, untuk diketahui saja bahwa semua dosen disini adalah profesor, pertama-tama dosennya memberikan pengantar materi, lalu yang dilakukan berikutnya adalah membuka web institute hingga sampai pada mata kuliah kami ketika itu.
   Di dalam sistem itu ada silabus dan script atau hand book atau buku pegangan, yang dibuat oleh dosen tersebut. Dari 5 (lima) topik yang dibahas pada semester itu, semuanya nyambung. Contohnya, dimulai dari (1). Pengantar, (2). Dasar-dasar, (3). One Dimentional Properties, (4). Two Dimentional Properties dan (5). Radiative Transfer Model. Mendapati ini, penulis pun kemudian bertanya padanya, "Prof..., apa saja literatur yang harus kami pelajari untuk mata kuliah ini dan dimana kami bisa mendapatkannya...?", tanya penulis pada dosen.
   Yang membuat penulis terkesan sekali lagi, dalam menanggapi pertanyaan yang penulis lontarkan, dengan serius dan sedemikan terbukanya, dia pun menjawab, "Kalian tidak perlu cari literatur lain. Cukup kuasai dan pelajari script yang sudah saya siapkan, ditambah ikut kelas exercise", jawab dosen penulis, saat itu.
   Kontan saja, dalam benak penulis pun muncul luapan kesan kagum yang sedemikian kuatnya, "Woouw... ini keren sekali", demikian kira-kira laupan kesan kagum penulis pada dosen penulis. Jadi, ceritanya dia adalah menulis buku tentang Atmospheric Radiation dan dia menyiapkan script atau hand book untuk mahasiswanya. Dan bahkan, ketika pertemuan pertama itu sudah ditetapkan kapan ujiannya.
   Dapat penulis simpulkan, bahwa disini sangat well prepart dan semua serba  jelas arahnya serta sesuai dengan silabus. Ya... terang-terang saja, meskipun tingkat kesulitannya tinggi, tapi ini memberikan semacam haluan bagi kami ketika harus belajar ketika itu dan seperti yang sudah saya sebutkan di atas, bahwa materi yang diajarkan nyambung dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya, demikian juga dari bab satu ke bab lainnya.
   Perlu penulis jelaskan juga, bahwa kelas exercise itu biasanya berisi tugas-tugas dan pemantapan serta pemahaman yang diisi oleh asisten profesornya. Sedangkan untuk script, slide seminar, tugas dan kunci jawaban tugas, semuanya diupload ke dalam sistem dengan sedemikian rapinya. Dan satu hal lagi, bahwa 5 (lima) bab yang telah disusun di dalam silabus dan script itu selesai tepat waktu dan benar-benar dilaksanakan 100%.
   Andaikan sejak dulu di Indonesia tercinta hal demikian ini disajikan untuk seluruh anak-anak Indonesia. Alangkah majunya Indonesia Tanah Air ku, alangkah sejahteranya Bumi Pertiwi...
Hanya saja, merupakan hal yang hampir mustahil ketika penulis dulu mengambil program Bachelor dan Master. Akhirnya, semoga artikel ini menjadikan semangat bagi penyelenggara pendidikan di Indonesia, sehingga dapat segera menghantarkan seluruh rakyat Indonesia kedepan pintu kemerdekaan. Semoga.  *(TCKris/redaksi)*