Baca Juga
Wali Kota Mojokerto beserta jajaran Forpimda dan segenap Kepala SKPD serta sejumlah ulama dan tokoh agama saat menanti kedatangan peserta Napak Tilas KH. Nawawi ke-4 tahun 2015 yang lalu.
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto kembali mengadakan kegiatan memperingati gugurnya KH. Nawawi yang tak lain adalah salah-satu syuhada dari Kota Mojokerto dalam perang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peringatan dilakukan dengan diadakannya kegiatan Napak Tilas ke-5 atas perjalanan syuhada’ KH. Nawawi dari Kabupaten Sidoarjo menuju Kota Mojokerto dengan menempuh jarak sekitar 40 Km, yang kali ini diadakan pada hari Sabtu (05/11/2016) besok malam.
Napak Tilas KH. Nawawi ke-5 dengan start di monumen gugurnya KH. Nawawi di Dusun Sumantoro Desa Plumbungan Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo yang diikuti lebih dari 5000 peserta ini, saat datang di Kota Mojokerto akan disambut secara langsung oleh Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus pada Minggu-pagi (06/11/2016) dijalan Gajah Mada Kota Mojokerto depan kantor Pemkot Mojokerto.
Detik-detik para peserta Napak Tilas KH. Nawawi ke-4 tahun 2015 lalu mendekati finish.
Sebelumnya, pada hari Kamis (03/11/2016) diadakan sema’an quran di Pondok Pesantren (Ponpes) KH. Nawawi jalan Gajah Mada Kota Mojokerto yang dilanjutkan pada hari Jumat-pagi (04/11/2016) dilaksanakan upacara penghormatan dimakam KH. Nawawi di Desa Losari Kabupaten Mojokerto.
Terkait itu, Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus menyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama menghayati perjuangan syuhada’ KH. Nawawi. Disaampaikannya pula, bahwa napak tilas perjuangan syuhada' kemerdekaan KH. Nawawi ini harus terus dihayati dan dilanjutkan perjuangannya. “Kita semua sebagai generasi penerus harus memiliki jiwa kepahlawanan dan jiwa perjuangan untuk meneruskan cita-cita dari almarhum KH. Nawawi dan cita-cita bangsa Indonesia", serunya.
Wali Kota Mas'ud Yunus pun menerangkan, bahwa cita-cita perjuangan KH Nawawi telah berhasil, yakni untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Maka, perjuangannya itu harus diteruskan dengan mengisi kemerdekaan. “Kita tentunya juga harus berjuang untuk mengisi kemerdekaan. Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, merdeka, maju, sejahtera, adil dan makmur. Itulah perjuangan dan tantangan yang harus kita hadapi di masa sekarang dan masa yang akan datang”, terangnya.
Para peserta Napak Tilas KH. Nawawi ke-4 tahun 2015 lalu saat mendekati finish.
Sebagaimana diketahui, KH. Nawawi adalah merupakan salah-seorang tokoh pejuang syuhada' pembela tanah air dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI. Selain itu, KH. Nawawi pun juga ulama besar NU kelahiran Mojokerto yang sejak kecil tinggal dilingkungan pesantren di Ponpes Tebuireng Jombang dan di Ponpes Syaikhuna Kholil Bangkalan Madura.
Konon, ulama besar yang namanya dijadikan nama salah-satu jalan di Kota Mojokerto ini, dalam mengikuti peperangan dijaman penjajahan hanya bersenjatakan sepucuk payung untuk melawan Belanda. Meski demikian, berkat keyakinan dan niat yang kuat, Ayah dari Almarhum Almaghfurlah KH. Ismail Nawawi ini untuk sementara waktu lamanya dapat selamat dari peperangan melawan penjajahan Belanda, saat itu. Hingga pada akhirnya, KH. Nawawi gugur di Desa Kletek Kabupaten Sidoarjo.
Sementara itu, kegiatan KH. Nawawi semasa hidupnya adalah membimbing umat dengan mengadakan pengajian rutin dan juga aktif dilembaga pendidikan, Organisasi Kemasyarakan juga NU. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Komando Resimen wilayah Surabaya, Gresik, Jombang dan Mojokerto.
*(DI/Red)*