Minggu, 10 Februari 2019

Mendikbud Muhadjir Pimpin Pencanangan Gerakan Nasional 1 Juta Boneka Awesome !

Gerakan 1 Juta Boneka Untuk Senyum Anan Indonesia Dimulai !




Kota SERANG – (harianbuana.com).
Tidak kurang dari 15-an lebih organisasi madani dan perlindungan anak yang ada di SAI (Sahabat Anak Indonesia) seperti Klinik Digital Vokasi Komunikasi UI, LPAI, Yayasan Koalisi Anak Madani Indonesia (KAMI), Jefri Nichol Fans Club, Sahabat Yatim Indonesia, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Alumni SMA 35 Jakarta, Alumni SMAN 35 Jakarta, Paud Igra, Forum Paud sampai pihak Mayora dan CT ARSA ikut berpartisipasi dan menjadi salah satu tempat penerimaan (drop box) atas donasi Gerakan 1 Juta Boneka untuk Senyum Anak Indonesia.

Kegiatan pengumpulan boneka dan mainan telah berlangsung 3 bulan. Pagi tadi 10 Februari 2019, seluruh boneka dan mainan yang terkumpul dari berbagai drop box bersama-sama langsung diserahkan kepada anak korban bencana di Banten dan hampir 50an Paud dan TK se-Banten bersama Menteri Muhadjir, Kak Seto dan Kak Jefri Nichol.

"Luar biasa dan saya 1000% mensupport donasi boneka atau mainan baru malah tidak sedikit boneka kesayangan sejuta cinta direlakan dan ikhlas untuk saudaranya yang mengalami bencana. Keharuan mendera dan saya bangga kepada anak-anak Indonesia yang saya tahu juga menitipkan surat Cinta dibulan cinta ini", papar Kak Seto, tokoh International Perlindungan Anak yang juga Pengagas Saya Sahabat Anak, sumringah, Minggu (10/02/2019).



Sementara Soegiharto Santoso yang akrab dengan sapa'an "Kak Hoky" ini menambahkan, bahwa Gerakan 1 Juta Anak ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa anak-anak korban bencana mendapatkan perhatian terkait penguatan psikologi mereka untuk menghadapi kehidupan pasca bencana. Bantuan pertama kami tujukan bagi anak-anak korban Tsunami di Selat Sunda.

“Kolaborasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan yang peduli dengan anak Indonesia menjadi langkah awal dari gerakan masif untuk terus menggalang bantuan boneka yang tidak hanya berhenti pada korban Selat Sunda. Gerakan ini akan terus digaungkan ke seluruh Indonesia, dimana posko pengumpulan akan tersebar di berbagai provinsi, dalam upaya mengantisipasi potensi bencana. Diharapkan, logistik bantuan boneka dan mainan anak ini siap disebarkan kapanpun dan dimanapun", imbuh Kak Hoky bersama Kak Arul, Alm Prof. Sarlito, Kak Seto, Dewi Motik, Ary Ginanjar yang memang telah mendirikan Yayasan KAMI.

Boneka dan mainan telah lama dikenal dalam dunia akademik sebagai salah satu metode terapi yang strategis untuk membantu manusia khususnya anak melewati masa-masa sulit akibat berbagai trauma seperti perceraian, pertengkaran, kehilangan orang tua akibat bencana dan sebagainya.

Penelitian oleh Carmichael tahun 2006 dan Schaefer tahun1993 menemukan, bahwa bermain menjadi salah satu cara bagi anak untuk menyelesaikan masalah, selain berperilaku buruk di rumah, sekolah dan lingkungan misalnya.

“Bermain merupakan salah satu sumber kebahagiaan manusia. Karena kenyamanan bermain mampu membangkitkan semangat, mengalihkan rasa stres, kebosanan serta merangsang kreativitas dan eksplorasi anak. Selain itu, bermain menjadi sarana untuk melatih manajemen emosi dan serta ego manusia. Anak-anak korban bencana membutuhkan perhatian lebih. Ketika orang-orang dewasa di sekelilingnya disibukkan dengan upaya pemulihan lingkungan, mainan seperti boneka menjadi katalis bagi rasa sepi, takut, cemas dan kebingungan yang dialami oleh anak-anak", tambah Devie yang juga menjadi pengurus KAMI di divisi komunikasi.




Boneka dan mainan anak merupakan pendekatan yang menyediakan ruang untuk anak merekonstruksi trauma yang dialami. Ketika seorang anak tidak mampu mengungkapkan kepenatan yang dialami, melalui mainan, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan bahasa yang menyenangkan untuk mentransfer kegelisahan mereka.
Pengalaman komunikasi non verbal dan mainan yang secara indrawi dapat disentuh, digenggam bahkan dipeluk oleh anak, dapat menjadi 'pengganti’ kehadiran fisik orang dewasa yang seharusnya berada bersama anak untuk mendekap mereka, memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. Karakter mainan yang multiguna karena mampu menjadi alat rekreasi, edukasi sekaligus terapi bagi anaklah yang mendorong banyak organisasi mendukung kegiatan ini.

"Kami sangat mengharapkan masyarakat dari seluruh kalangan dapat berpartisipasi di kota masing-masing untuk berdonasi 1 anak 1 boneka untuk senyum anak Indonesia", tutup Devie Rahmawati selaku Jubir Koalisi Anak Madani.

Devie Rahmawati sendiri banyak terlibat sebagai relawan beragam profesi seperti para ortu Komite sekolah seperti SMAN 68 Jakarta, Para Kepsek, pelajar dari SMAN 8 yang punya ekskul peksos, alumnus SMAN 35, Sahabat Yatim Indonesia-Sayati dan semua organisasi PA di Sahabat Anak Indonesia disingkat SAI.

Sementara itu, Mendikbud RI Muhadjir sendiri menikmati penghujung akhir pekan bersama anak. Ia pun bersama sang istri ikut bernyanyi serta membagi-bagi boneka didampingi oleh Dir.Paud Moh Hasbi dan perwakilannya di Banten. *(Rilis/HB)*

Minggu, 09 Desember 2018

Jelang Mubes, Sekber Pers Indonesia Gelar Rapat Di Serang

Salah-satu suasana saat puluhan organisasi Pers yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia menggelar rapat bertempat di Hotel Flamingo, Serang – Banten, Sabtu (08/12/2018).

Kota SERANG – (harianbuana.com).
Jelang pelaksanaan Musyawarah Besar Sekretariat Bersama Pers Indonesia (Mubes Sekber Pers Indonesia) yang bakal digelar di Jakarta pada 18 Desember 2018 mendatang, puluhan organisasi Pers yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia menggelar rapat, di Hotel Flamingo, Serang – Banten, Sabtu (08/12/2018). Rapat dipimpin oleh Ketua Sekber Pers Indonesia Wilson Lalengke, yang kali ini diikuti 17 (tujuh belas) organisasi Pers, antara lain Akrindo, FPII, KWRI dan PPWI.

Tidak kurang dari 25 orang mengikuti rapat ini. Mereka adalah para pimpinan dari 17 organisasi Pers Indonesia. Selain itu, hadir juga penasehat hukum Sekber Pers Indonesia, Dolfie Rompas, S.Sos, SH, MH. Beberapa pentolan wartawan senior juga nampak hadir di rapat ini, antara lain Danil Harahap, Edi Anwar, dan Lasman Siahaan.

Dalam rapat yang membahas seputar persiapan dan pelaksanaan Mubes Pers Indonesia tersebut, Wilson Lalengke menyampaikan berbagai agenda termasuk pembahasan lokasi Mubes dan kegiatan lainnya yang rencananya dihadiri 2000 (dua ribu) peserta Mubes dari 34 Provinsi di Indonesia.



Salah-satu suasana saat puluhan organisasi Pers yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia foto bersama, usai menggelar rapat di Hotel Flamingo, Serang – Banten, Sabtu (08/12/2018).

"Jika tak ada halangan, Mubes Sekber Pers Indonesia bertempat di gedung  Nusantara IV Jakarta (Red: Gedung MPR–DPR RI)", papar Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012  tersebut di hadapan peserta rapat.

Lebih jauh, orang nomer satu di jajaran Sekber Pers Indonesia sekaligus Ketua Umum PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) tersebut, kembali menambahkan, dalam Mubes Pers Indonesia nantinya, pihaknya akan menggelar Deklarasi serta penyampaian tuntutan Pers Indonesia.

"Dalam Mubes Sekber Pers Indonesia, nantinya kami akan menggelar deklarasi untuk terbentuknya Dewan Pers Independen serta menyampaikan aspirasi dan tuntutan Pers Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Pers dan kehadiran Negara dalam pemberdayaan Masyarakat Pers Indonesia", imbuh Wilson.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi Kabar Online Indonesia (Akrindo) Drs. Maripin Munthe didampingi Sekjen Akrindo Usman, menyampaikan apresiasi dan pernyataan siap mendukung untuk kesuksesan terselenggaranya Mubes Pers Indonesia di Jakarta.

"Kami dari Akrindo mendukung penuh acara ini. Insyaallah kami akan menghadirkan ratusan wartawan untuk mengikuti Mubes tersebut", kata Maripin.  *(MMM/HB)*

Sabtu, 08 Desember 2018

Momentum Kebangkitan Masyarakat Pers Indonesia

Catatan Jacob Ereste untuk Mubes MPI (Masyarakat Pers Indonesia) pada 18 Desember 2018

Jacob Ereste,
Atlantiks Institut Nusantara dan Wakil Ketua F.BKN SBSI


Kota SERANG – (harianbuana.com).
Musyawarah Besar Masyarakat Pers Indonesia merupakan momentun kesadaran dan kebangkitan dari bangsa Indonesia untuk menjadikan sarana informasi, komunikasi serta publikasi sebagai bagian yang tidak bisa diabaikan peran dan fungsi strategisnya bagi pembangunan bangsa dan negara.

Media pers tidak hanya berfungsi sebagai media penyampai ide serta gagasan, terapi juga efektif sebagai alat kontrol yang bisa dimaksimalkan fungsi serta peranannya demi dan untuk jadi penjaga orang banyak untuk memperoleh perlindungan dan pembelaan dari sikap dan tindakan semena-mena dari pihak manapun.

Sikap netral pers Indonesia sudah dicederai oleh sikap media mainstream sendiri yang selama ini masih dipercayai publik untuk senantiasa netral dan tetap konsisten untuk kepentingan orang banyak. Tapi realitasnya telah terbungkam dan tidak netral dengan membela kepentingan para pemilik pemodal serta penguasa yang korup.

Boleh saja ada media yang tidak memberitakan peristiwa besar seperti Reuni 212 karena memang tidak ada kewajiban bagi mereka pun untuk melakukan-nya. Tetapi dari segi kepatutan, sungguh tidak sehat. Inilah yang meyakinkan bila sekarang waktu yang tepat bagi masyarakat pers bangkit dan sadar untuk melakukan sendiri fungsi dan peran pers, baik sebagai sarana informasi, komunikasi dan publikasi serta kontrol sosial yang sesungguhnya bisa dilakukan oleh masyarakat pers sendiri dengan memulai mengkonsolidasi diri seperti yang sudah dimulai oleh Sekber Pers Indonesia yang digagas Wilson Lalengke dan Heintje Mandagi serta kawan-kawan; hal itu patut disambut dengan baik dan antusias oleh segenap masyarakat pers yang mendambakan tata kehidupan yang lebih beradab.

Karena itu, acara konsolidasi yang diperlukan oleh insan pers Indonesia adalah membentuk satu organisasi yang solid seperti legal standing dari organisasi buruh yang jelas dan pasti memberi perlindungan bagi segenap anggota yang bernaung di dalamnya.

Tujuan utama organisasi pers yang diperlukan agar dapat gigih memperjuangkan aspirasi segenap kepentingan bagi masyarakat pers. Hingga upaya membangun bagi masyarakat pers yang adil serta kesejahteraan dalam arti lahir dan bathin dapat dilakukan secara bersama dengan segenap warga bangsa Indonesia lainnya.

Pada era miliniel sekarang, media sosial mampu mengubah sikap individu setiap orang melalui akun pribadinya. Semua bisa berubah dalam sekejap oleh informasi, komunikasi dan publikasi yang dapat diperoleh atau diteruskan kepada pihak lain. Itulah sebabnya warga masyarakat pers sendiri bisa lebih profesional sikap maupun caranya menghadapi media mainstream yang semakin pongah, merasa hidup nyaman di genggaman para pengusaha dan penguasa yang tidak berpihak pada rakyat.

Oleh karena itu, pada momentum Mubes Pers Indonesia pada hari Selasa, 18 Desember 2018 pasti akan menjadi tonggak sejarah dari kebangkitan kesadaran masyarakat pers Indonesia yang mandiri, independen, bebas dan merdeka untuk tetap setia mengawal sacara bersama kedaulatan rakyat.

Apapun nama dan bentuknya yang ideal dari Organisasi Masyarakat Pers Indonesia, ia harus memperjuangkan kepentingan serta kesejahteraan, utamanya bagi segenap anggota. Karenanya, upaya pembinaan serta pelatihan yang dianggap perlu harus diupayakan demi dan untuk seluruh anggota yang diharap menjadi pelopor dan penggerak demi dan untuk kemajuan semua anggota bersama rakyat.

Hanya dalam satu wadah organisasi yang kuat dan solid, cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tertuang pada mukadimah UUD 1945, falsafah Pancasila, maka segenap anak bangsa utamanya yang bergabung dalam organisasi Masyarakar Pers Indonesia ini pasti dapat ikut berperan banyak demi dan untuk kemajuan bangsa dan negara untuk Indonesia berjaya di masa depan.

Masyarakat Pers Indonesia benar sadar bahwa eksistensi dirinya tak cuma sekedar mencatat atau cuma memberi kesaksian sejarah semata, tapi juga – masyarakat pers Indonesia yang sejati – itu sungguhnya ialah bagian dari para pelaku sejarah itu juga, seperti Anda semua.

Banten, 8 Desember 2018
Jacob Ereste, Atlantiks Institut Nusantara & Wakil Ketua F.BKN SBSI