Selasa, 27 Juni 2023
Festival Mojobangkit Hari Jadi Kota Mojokerto Ke-105 Diikuti Kontingen Berbagai Daerah
Minggu, 03 Juli 2022
Soegiharto Apresiasi Pagelaran Wayang Di HUT Bhayangkara Ke-76 Di Mabes Polri

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menerima cinderamata mata sebuah wayang "Semar" dari dalang di HUT ke-76 Bhayangkara di lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Sabtu (02/07/2022) malam.

Ketua Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pers Republik Indonesia (DPP SPRI) Soegiharto Santoso (nomer dua dari kanan) foto bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Sabtu, 08 Mei 2021
Saat La Nyalla Sowan Ke Pasar Makmur Di Sinetron "Amanah Wali"

Ketua DPD RI saat mengikuti proses shooting sinetron ‘Amanah Wali’ season 5 di Studio RCTI, Kebon Jeruk – Jakarta, Sabtu (08/05/2021).
Ketua DPD RI saat mengikuti proses shooting sinetron ‘Amanah Wali’ season 5 di Studio RCTI, Kebon Jeruk – Jakarta, Sabtu (08/05/2021).
Jumat, 07 Agustus 2020
Ning Ita Serahkan Piala dan Hadiah Lomba Lomba Poster Antisipasi Post Pandemic Covid-19
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Plt. Kepala Diskominfo Pemkot Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo saat menyerahkan piala dan hadiah uang secara simbolik kepada para juara di halaman Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Jum’at (07/08/2020) pagi.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Plt. Kepala Diskominfo Pemkot Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo saat berswafoto dengan para juara di halaman Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Jum’at (07/08/2020) pagi.
Rabu, 24 April 2019
Presiden Jokowi Hadiri Penampilan Team Kesenian Sahrawi Maroko Pada Pembukaan Inacraft 2019 Di Jakarta
Minggu, 10 Maret 2019
Ning Ita Buka Pagelaran Sendratasik Sarbong Di TMII Jakarta
Salah-satu adegan Sendratasik yang dipagelarkan oleh siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Mojokerto di Anjungan Jawa Timur – TMII Jakarta, Minggu (10/03/2019) siang.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan sambutan dalam Pagelaran Seni dan Budaya di Anjungan Jawa Timur –TMII JakartaJ akarta (10/03/2019) siang.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi suami Supriyadi Karima Saiful serta Assisten Administrasi Umum Subambihanto dan Kepala Disporabudpar Pemkot Mojokerto Novi Rahardjo saat foto bersama seluruh kontingan Sendratasik Pagelaran Kota Mojokerto di Anjungan Jawa Timur –TMII JakartaJ akarta (10/03/2019) siang.
Minggu, 10 September 2017
Dewan Minta Pemkot Tingkatkan Pembinaan Pelaku Seni Kota Mojokerto
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Pekan Seni dengan menampilkan sejumlah karya seni dari para seniman Kota Mojokerto yang digelar setiap tahun sekali, dimana pada tahun 2017 ini diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Kota Mojokerto (DKM) pada Selasa-malam 5 September 2017 di area GOR dan Seni Mojopahit jalan Gajah Mada Kota Mojokerto, memantik reaksi kalangan Dewan.
Dengan luas wilayah yang hanya sekitar 16,46 Km persegi dan tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA), satu-satu sumber daya yang penting diangkat adalah Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk para pelaku seni yang ada didalamnya. "Apalagi dalam kegiatan Pekan Seni yang lalu (Red: Selasa, 05/09/2017) dalam sambutannya Wali Kota menyampaikan, beliau mengapresiasi kreatiafitas dan inovasi DKM dan pelaku seni Kota Mojokerto. Tinggal bagaimana cara pejabat yang membidangi seni ini menangkap dan menerjemahkan pesan Wali Kota", ungkap Anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto Yunus Suprayitno, Minggu (10/09/2017) siang.
Politisi partai berlambang kepala banteng moncong putih inipun menjelaskan tentang perlunya upaya menggali lebih dalam serta mengembangkan seni khas Kota Mojokerto. "Jangan hanya digelar setahun sekali, minimal ya setahun dua kali. Waktunya disesuaikan dengan jadwal libur sekolah, sehingga sekolah bisa menampilkan kemampuan seni siswa tanpa mengganggu pelajarannya. Disini, Disporabudpar dan Dinas Pendidikan akan bersinkronisasi. Dan secara tidak-langsung seni akan lebih terbina", jelas Yunus Suprayitno.
Terlebih, lanjut Yunus Suprayitno, jika Pemkot melalui Disporabudpar dan DKM melakukan inventarisasi dan pembinaan khusus terhadap para seniman. "Semuanya, baik itu seni suara, seni tari, seni drama maupun seni lukis. Sehingga, kedepannya seni khas Kota Mojokerto bisa dinikmati masyarakat luas. Seniman Kota Mojokerto harus mampu menggali dan mampu bersaing dengan mengangkap seni khas Kota Mojokerto", lanjutnya.
Ditandaskannya, bahwa kemampuan bersaing dengan seni daerah lain itu dibutuhkan peran dan sentuhan serius dari Pemerintah. "Tidak jauh-jauh, kita bisa berkaca pada Kabupaten Jember juga Banyuwangi. Dua daerah itu terkenal hingga ke manca negara juga karena peran-serta dan keseriusan Pemda untuk mengangkat kesenian daerah dan budaya daerahnya. Dan, untuk itu diperlukan pejabat yang ahli dan serius dubidangnya", tandasnya. *(DI/Red)*
Rabu, 06 September 2017
Buka Pekan Seni 2017, Wali Kota Mojokerto Berharap DKM Cipta Seni Khas Daerah
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus hadir sekaligus membuka acara Pekan Seni 2017 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Kota Mojokerto (DKM), Selasa (05/09/2017) malam, di area GOR dan Seni Mojopahit jalan Gajah Mada Kota Mojokerto. Hadir pula mendampingi orang nomor satu dijajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Mojokerto, Camat beserta Lurah se Kota Mojokerto serta segenap pengurus DKM dan pelaku seni Kota Mojokerto.
Dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus mengungkapkan apresianya atas kreatifitas maupun inovasi DKM dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian daerah sebagai aset budaya di Kota Mojokerto. "Saya sangat mengapresiasi atas kreatifitas maupun inovasi yang telah diupayakan DKM. Saya berharap, Dewan Kesenian Kota Mojokerto untuk terus menggagas dan berupaya meningkatkan kreatifitas seniman. Sehingga dapat terus menghasilkan seniman yang berkualitas", ungkap Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Selasa (05/09/2017) malam, dilokasi.
Birokrat yang juga seorang ulama inipun menuturkan tentang perlunya upaya menggali lebih dalam serta mengembangkan seni khas Kota Mojokerto. Baik itu seni suara, seni tari maupun seni lukis. Sehingga, kedepannya seni khas Kota Mojokerto bisa dinikmati masyarakat luas. "Seniman Kota Mojokerto harus mampu menggali dan menciptakan seni khas Kota Mojokerto. Seperti lagu, tari hingga lukisan yang bisa dinikmati masyarakat", tutur Wali Kota Mojokerto, KH. Mas'ud Yunus.
Namun demikian, Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus mengingatkan, agar pelaku seni tetap mengedepankan nilai-nilai moral, akhlak dan budi luhur sebagaimana yang diajarkan dalam agama dan para pendahulu. "Saya berharap, melalui seni bisa mewujudkan generasi muda Kota Mojokerto yang bermoral, berakhlak mulia dan berbudi luhur seperti yang diajarkan dalam agama juga oleh generasi terdahulu", harap Wali Kota Mojokerto, Drs. H. Mas'ud Yunus.

Usai menyampaikan sambutan, Wali Kota Mojokerto Drs. H. Mas'ud Yunus didampingi Ketua Umum DKM Oki Sunarko menggoreskan kuas pada bidang lukis sebagai tanda dimulainya acara Pekan Seni 2017, yang dilanjutkan dengan meninjau puluhan lukisan hasil karya seni para seniman Kota Mojokerto.
Pantauan wartawan, terpancar raut penuh kekaguman yang keluar dari wajah orang nomor satu dijajaran Pemko Mojokerto ini begitu melihat hasil karya para seniman lukis Kota Mojokerto yang sarat akan makna dan karya seni yang tinggi. Tak ayal, decak kagum dan apresiasi pun keluar secara spontan dari birokrat yang juga seorang ulama ini. "Saya optimis, seniman Kota Mojokerto dapat disejajarkan dan bahkan mampu bersaing dengan pelukis nasional", cetus KH. Mas'ud Yunus, disela tinjauannya.
Sementara itu, pameran lukisan yang digelar dalam dalam rangka Pekan Seni 2017 yang berlangsung hingga tanggal 9 nanti, juga diisi dengan digelarnya berbagai acara. Dimana, dalan acara pembukaan yang digelar pada Selasa (05/09/2017) kemarin, dihelat acara pagelaran sendratasik dan pemutaran film. Sedangkang untuk hari kedua, yakni Rabu (06/09/2017), akan digelar pementasan musik dari kelompok musik Girilaya.
Menyusul, Kamis (07/09/2017) akan diisi pementasan seni tari dan pemutaran film nasional. Dilanjutkan pada Jum'at (08/09/2017), diisi acara pementasan musikalisasi puisi. Sesangkan dihari terakhir Pekan Seni 2017, akan digelar pementasan seni teater. *(DI/Red)*
Minggu, 23 Juli 2017
Wali Kota Mojokerto Cup II Tahun 2017, Lomba Burung Berkicau Hasil Tangkaran Se Pulau Jawa Diikuti Ribuan Kontestan
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Sekitar 3 ribuan burung jenis berkicau hasil penangkaran dari berbagai daerah se Pulau Jawa, meramaikan lomba burung berkicau dalam event Wali Kota Mojokerto Cup II, Minggu (23/7/2017) sore, di Gelora Ahmad Yani Kota Mokokerto. Menariknya, selain memperlombakan kicaun burung, event ini sekaligus membangkitkan ekonomi kerakyatan. Pasalnya, salah-satu syarat kepesertaan burung kontestan, harus berasal dari penangkaran burung.
Tak ayal lagi, spontan saja Gelora Ahmad Yani Kota Mojokerto berubah laksana kebun binatang yang dipenuhi riuh dan merdunya kicau burung. Mulai dari kicau burung anis merah, lovebird, cucak ijo, murai batu, cendet, kacer, branjangan, pleci, kenari hingga burung jenis kolibri yang saling bersahutan bercampur pekik sang pemilik yang tengah asyik menyuport burung kesayangannya.
Pantauan wartawan, lomba digelar di 2 (dua) arena berbeda. Begitu kerodong dibuka dan sangar disangkutkan di gantangan, burung kontestan pun berkicau saling bersahutan. Sementara sang kicau mania dengan sebegitu riuh-rendahnya menyemangati burung kesayangan yang menjadi andalan mereka. Nyanyian burung kontestanpun bersahutan merdu ditengah kesibukan para juri menilai talenta burung kontestan.
Pendiri Yayasan BnR Boy BnR menyatakan, bahwa lomba burung berkicau dalam rangka Wali Kota Mojokerto Cup II Tahun 2017 ini, khusus memperlombakan burung hasil penangkaran. Dimana, dalam kompetisi adu merdu dan lengkingan suara burung ini dibagi dalam 45 kelas. Mulai dari kelas pesta rakyat, kelas Majapahit, Wakil Wali Kota, BnR Mojokerto hingga kelas Wali Kota Mojokerto. "Peserta mencapai 3.000 lebih. Mereka besasal dari Yogyakarta, Jawa Timur sampai Jawa Tengah", kata pria yang akrab dengan sapaan bang Boy ini kepada wartawan, Minggu (24/07/2017) sore, dilokasi.
Dijelaskannya, bahwa Wali Kota Cup II ini bukan sekadar lomba. Pasalnya, kompetisi khusus burung hasil penangkaran ini digelar untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan. Menurutnya, di Kota Mojokerto saat ini penangkaran baru sebatas untuk burung jenis Murai, Kenari dan Cucak Rowo. "Lomba ini hanya fasilitas untuk mengadu burung hasil penangkaran. Harapan kami masyarakat Kota Mojokerto bisa hidup di dunia burung, walau hanya menangkar burung", jelasnya.
Lebih jauh, Boy mengungkapkan, bajwa setiap kelas burung hanya diambil 3 (tiga) juara utama. Yang mana, irama lagu kicauan burung, durasi kicauan dan volume kicauan menjadi kriteria utama penilaian para juri dari Yayasan BnR. "Total hadiah yang diperebutkan dalam lomba kali ini 500 juta rupiah", ungkap Boy.
Ditandaskannya, bahwa perlombaan kali ini merupakan permulaan untuk menghidupkan penangkaran burung di Kota Mojokerto. Pihaknyapun berjanji, kedepan bakal menggelontorkan subsidi pakan burung bagi para penangkar yang baru berkembang. "Kami keluarkan bonus untuk burung penangkaran yang menang lomba, supaya mereka termotivasi menangkar burung", tandasnya. *(DI/Red)*
Sabtu, 24 Juni 2017
Batu Akik Masih Diminati Warga Mojokerto
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Pesona batu akik selalu menarik perhatian baik bagi kaum Adam pun Hawa, meski akhir-akhir ini sudah tidak sedemikian nge-trend lagi, namun masih banyak warga Kota Mojokerto yang memburunya. Selain memburu batu akik yang memang diidamkan untuk dipakainya, ada pula yang sengaja memburu hanya sekedar untuk melengkapi koleksinya.
Ada saja ulasan yang disampaikan sebagai petimbangan berburunya, dari yang konon memiliki daya magnetic hingga yang memiliki kekuatan ghaib. Namun, ada pula penggemar bebatuan itu yang menggunakannya sebagai barang perhiasan yang bernilai tinggi. Selain memiliki desain yang unik, bebatuan yang diburunya juga memiliki warna-warna yang menarik, sehingga mereka pun sangat tertarik untuk mengunakannya sebagai perhiasan seperti cincin, gelang ataupun bandul kalung.
Sebagaimana diungkapkan oleh Agus (56) ketika ditemui di lapak salah-satu pembentuk sekaligus pedagang batu akik dikawasan jalan Raya Ijen Kota Mojokerto pada Minggu (24/06/2017) dini hari sekitar pukul 01.50 WIB, bahwa dirinya sengaja berlama-lama dilapak milik Qodli tersebut untuk membentuk batu akik jenis 'jadeite' atau 'batu giok' yang pada umumnya juga dikenal dengan sebutan 'sojol' berwarna pink yang diburunya dari Palu - Sulawesi. "Dari jam sembilan (Red: Jum'at, 23/06/2017, pukul 21.00 WIB) tadi saya disini. Ini akik sojol pink. Asalnya dari Palu - Sulawesi. Pesan bongkahan 5x2,5x1,6 (cm3) ke teman yang di Sulawaesi, sudah sekitar empat bulan yang lalu", ungkap Agus sambil menyodorkan bongkahan batu sojol warna pink yang telah dibentuk menjadi 8 bagian ini, Sabtu (24/06/2017) dini hari, dilokasi.
Dijelaskannya, bahwa dirinya selama ini sengaja memburu 'jadeite' atau 'batu giok' asal Palu - Sulawesi atau yang lebih dikenal dengan sebutan batu 'sojol pink' (sojol warna pink), karena didalamnya mengandung aura kesehatan dan kekuatan alam. "Saya pernah melihat sendiri, seorang pria bertubuh gemuk diangkat oleh empat anak SMP masing-masing menggunakan dua-jari saja. Berarti, ini mengandung kekuatan. Untuk bisa kuat harus sehat, berarti ini memiliki aura menyehatkan. Intinya saya ingin menjaga kesehatan. Saya yakin, ALLAH menciptakan segala sesuatu itu ada fungsi utamanya", jelas Agus.
Lain halnya dengan yang disampaikan oleh Basuki (49), meski mengakui jika trend batu akik saat ini memang sudah meredup, namun ia tetap menggandrungi batu alam yang dihasilkan di daerah Pacitan Jawa Timur. "Saya lebih menyukai bebatuan dari Pacitan. Babatuan dari Pacitan merupakan batu yang terbentuk dari staglatit dan mengalami proses pewarnaan secara alami. Bebatuan ini menyerupai kristal, sehingga ketika dipadukan dengan bahan logam seperti emas, perak ataupun tembaga bisa menjadi perhiasan yang cantik dan meiliki nilai seni yang cukup tinggi", cetus Agus.
Uniknya, tak cukup hanya 1 (satu) cincin batu akik saja yang digunakan Agus yang ini. Melainkan, semua jari tangan kanan dan kirinya ia kenakan cincin batu akik beraneka corak, yang kesemuanya berasal dari Pacitan. Bahkan, Agus pun menggunakan gelang, kalung dan ikat pinggang bermata batu akik yang ukurannya cukup besar. "Ya untuk perhiasan saja mas...! Kalau pas waktunya kerja ya hanya memakai dua cincin saja. Tapi gelang, kalung dan sabuk akik tetap saya pakai", pungkasnya.
Sementara itu, Qodli yang tak lain adalah pemilik lapak mengakui, jika omzetnya tak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, ia tetap menekuni bidang keahlian dan usahanya ini karena dianggapnya masih banyak warga Kota dan Kabupaten Mojokerto yang meminatinya. "Tahun lalu, saya masih berani mempekerjakan dua pekerja. Tahun ini nggak nutut, sehingga saya kerjakan sendiri sambil jualan. Sebagian merupakan barang titipan teman. Semalam paling banyak bisa membuat dua belas akik. Ongkosnya sepuluh sampai lima belas ribu, tergantung kekerasan batunya", jelas Qodli. *(DI/Red)*
Jumat, 19 Agustus 2016
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus Berangkatkan Pawai Sekaligus Lomba Sepeda Hias
Mas'ud Yunus : "Lomba Sepeda Hias Adalah Salah-satu Ajang Tanamkan Semangat Juang di Era Modern".
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan pawai sekaligus Lomba Sepeda Hias, Jum'at (19/08/2016).
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, ditahun 2016 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto pun melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-71. Seperti halnya yang terpantau pada Jum'at (19/08/2016) siang, Pemkot Mojokerto mengadakan kegiatan 'Lomba Sepeda Hias' yang diikuti oleh para siswa tingkat SD/MI dan SMP/MTs Negeri maupun Swasta se-Kota Mojokerto.
Usai memimpin jalannya upacara, Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus memberangkatkan Lomba Sepeda Hias tingkat SD/MI dan SMP/MTs Negeri dan Swasta se-Kota Mojokerto tahun 2016 yang dipusatkan di Alun-alun Kota Mojokerto. Lomba Sepeda Hias dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-71 kali ini, dikemas dalam bentuk miniatur keragaman dan kekayaan seni budaya Indonesia.
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus sendiri hadir didampingi oleh sang isteri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK, Sekdakot Mojokerto Mas Agoes Nirbito Moenasi Wasono, para Kepala SKPD dilingkup Pemkot Mojokerto, segenap jajaran Forkopimda, Camat dan Lurah se Kota Mojokerto. Yang mana, dalam berlangsungnya ajangn lomba kali ini juga memberikan apresiasi kepada seniman, pelaku seni, pembina sekolah dan penerus perjuangan bangsa dalam bekarya.
Salah-satu kelompok peserta kegiatan pawai sekaligus Lomba Sepeda Hias tingkat SD/MI dengan didampingi beberapa guru, ketika melewati jalan Benteng Pancasila, Jum'at (19/08/2016) sore.
Sementara itu, saat memimpin jalannya upacara, dalam kata sambutannya, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menuturkan, bahwa dengan adanya lomba sepeda hias ini, semangat juang 1945 harus selalu ditanamkan ditanamkan kepada anak-anak dan kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. "Saya memberikan apresiasi kepada seluruh peserta lomba. Sebab, lomba sepeda hias adalah merupakan salah-satu ajang tanamkan semangat juang di era modern ini. Mudah-mudahan anak-anakku semua yang mengikuti lomba ini akan menjadi generasi penerus yang berkualitas, berintegritas dan berdaya saing, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (red. MEA)", tutur Wali Kota.
Pantauan wartawan, kegiatan lomba tersebut diikuti oleh 65 kelompok peserta tingkat SD/MI yang terdiri dari 1105 siswa dan 16 kelompok peserta tingkat SMP/MTs yang terdiri dari 272 siswa. Sedangkan route yang dilalui, start di Alun-alun Kota Mojokerto — jalan Majapahit — jalan Bhayangkara — jalan Benteng Pancasila — jalan Semeru — jalan Bancang — jalan Mayjen Sungkono — jalan Hayam Wuruk dan finish didepan kantor PMI Kota Mojokerto
Ditempat finish inilah, seolah menjadi ajang hiburan gratis yang menjadi agenda tahunan di Kota Mojokerto yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya. Catatan wartawan, dengan tajuk Garuda Nusantara, Bhineka Tanggal Ika dan Mojokerto Tempo Dulu, para seniman Kota Mojokerto membuat kreasi seni yang diwujudkan dengan menghias sepeda sehingga menjadi tontonan yang sangat memukau disela-sela memperingati hari Kemerdekaan RI.
Tak mustahil, jika hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi puluhan ribu pasang-mata untuk menikmati tontonan gratis Lomba Sepeda Hias di Kota Mojokerto yang menjadi agenda tahunan Pemkot Mojokerto disela-sela memperingati dan merayakan HUT Kemerdekaan RI.
*(DI/Red)*
Senin, 01 Agustus 2016
Cerita "Kyai Sabuk Alu" Mampu Ukir Nama Kota Mojokerto Dalam Ajang Jatim Specta Night Carnival
Kepala Disporabudpar Kota Mojokerto Novi Raharjo saat menyerahkan piala penghargaan parade seni dan budaya "Jatim Specta Night Carnival" kepada Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus, Senin (01/08/2016).
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Mojokerto mampu mengukir nama Kota Mojokerto ditingkat Provinsi Jawa Timur atas raihan prestasi dibidang seni budaya, dalam Parade Seni Budaya bertema “Jatim Specta Night Carnival” di Kabupaten Blitar pada Sabtu (30/07/2016) lalu.
Pagelaran yang digelar bertepatan dengan menyambut Hari Jadi Kabupaten Blitar ke-692 ini, Disporabudpar Kota Mojokerto mampu menempatkan nama Kota Mojokerto diantara jajaran 10 penyaji unggulan terbaik dari 38 Kota/Kabupaten se Jawa Timur, dengan mengusung cerita rakyat ‘Lengleng Lalu Anglito’. Yakni suatu cerita yang menceritakan tentang kesaktian seorang Kyai diwilayah Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto yang pintar mengobati dan suka memberikan pertolongan pada rakyat yang miskin pun tertindas.
Diceritakan, konon, dalam kesehariannya, kemanapun sang Kyai tersebut berada selalu menggunakan ikat-pinggang (Bhs. Jawa = sabuk) dari alat yang digunakan untuk menumbuk padi (Bhs. Jawa = alu). Karena kesehariannya itulah, sehingga masyarakat sekitar juga mengenal sosok sang Kyai tersebut dengan sebutan Kyai Sabuk Alu.
“Parade Seni Budaya ini dimaksudkan sebagai upaya mengenalkan kearifan budaya lokal, mengenalkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada di Kota Mojokerto. Khususnya, bagi para pelaku seni, agar bisa menyalurkan bakat dan kreativitasnya dalam berolah-kesenian agar tetap eksis ditengah jaman modern”, terang Kepala Disporabudpar Kota Mojokerto Novi Raharjo usai menyerahkan piala penghargaan kepada Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus, Senin (01/08/2016).
Menurut Novi Raharjo, Kota Mojokerto tampil dengan sangat memukau saat dihadapan jutaan penonton yang sudah hadir diarena pagelaran sejak sebelum acara dimulai. “Jadi, sudah sangat wajar Kota Mojokerto membawa pulang piala penghargaan sebagai 10 penyaji unggulan dari 38 Kota/Kabupaten se-Jawa Timur", tandasnya.
Atas raihan penghargaan tersebut, Wali Kota Mas’ud Yunus sangat mengapresiasinya dan berharap agar prestasi dibidang seni budaya itu dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan. "Saya sangat mengapresiasi atas raihan penghargaan ini. Saya berharap, prestasi dibidang seni budaya ini agar dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan", harap Wali Kota Mas'ud Yunus.
*(DI/Red)*
Rabu, 27 April 2016
Mengintip Lewat Celah Sempit Pameran Fotografi Pesona Wisata Mojokerto
Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto Ustadzi Rois saat menyerahkan penghargaan pada para fotogrer muda.
Kab. Mojokerto - (harianbuana.com).
Indahnya bumi Mojopahit tersaji manis dalam balutan bingkai fotografi. Puluhan foto obyek wisata Kabupaten Mojokerto hasil seleksi Lomba Foto Pesona Mojokerto dipamerkan di gedung Pendopo Majatama Pemkab Mojokerto, Rabu (27/04/2016). Yang mana, pameran fotografi yang digagas Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (Bapro) Kabupaten Mojokerto.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (Bapro) Kabupaten Mojokerto, Satu'in mengatakan, bahwa lomba ini sebagai upaya untuk mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Mojokerto ke seluruh lapisan masyarakat. "Selain itu, kita ingin memperkaya penyampaian informasi sekaligus promosi pariwisata kepada masayarakt luas", katanya.
Para fotografer penerima penghargaan saat foto bersama.
Diucapkannya pula, pelaksanaan kegiatan lomba foto pesona budaya ini meliputi 4 tahap. Diantaranya, tahap pemotretan obyek tanggal 4 sampai 13 April 2016, tahap penyerahan hasil foto tanggal 14 - 17 April, tahap penjurian tanggal 18 - 19 April dan tahap penganugerahan hasil kejuaraan lomba foto tanggal 24 - 26 April 2016.
"Puncak dari lomba foto ini adalah penyerahan hadiah dan pameran foto di Gedung Pendopo Majatama Pemkab Mojokerto selama 3 hari, yakni tanggal 24 - 26 April 2016. Baik lomba dan pameran foto ini kita buka secara umum dan tanpa dipungut biaya sepeserpun," ucapnya.
Satu'in pun menyebutkan, jika lomba foto ini diikuti sebanyak 162 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Diantaranya, Mojokerto, Jombang, Kediri, Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan dan Jakarta. "Setelah dilakukan seleksi pada babak penyisihan lalu diambil sebanyak 20 finalis untuk dinilai oleh para juri profesional. Setelahnya baru diputuskan juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1,2 dan 3", sebutnya.
Hasil karya para fotografer yang dipamerkan di Pendopo Majatama Kabupaten Mojokerto.
Terpisah, Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto, Ustadzi Rois menyambut baik lomba dan pameran foto pesona mojokerto ini. Ia berharap seluruh peserta lomba benar-benar memanfaatkan moment ini. "Saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Kabupate Mojokerto menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada para finalis dan semua pihak yang terkait," ungkapnya.
Rois menambahkan, dalam konteks pengembangan kepariwisataan misalnya, foto yang menampilkan budaya dan obyek wisata yang ada di Kabupaten Mojokerto dapat merangsang para wisatawan untuk berkunjung ke bumi majapahit ini. "Semoga dari jepretan foto ini bisa membuat para wisatawan lebih ingin mengetahui dan melihat secara visual keindahan alam tempat wisata serta budaya yang ada di Kabupaten Mojokerto", pungkasnya. *(Yd/DI/Red)*
Minggu, 21 Februari 2016
Perayaan Imlek, Kirab Barongsai Diawali Deklarasi Bebas Sampah
Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus saat deklarasi memimpin deklarasi, di Kelenteng Hok Sian Kiong
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut tahun baru Imlek 2567 yang berpusat di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, Minggu (21/02/2016) pagi, diwarnai dengan aksi deklarasi "Kota Mojokerto Bebas Sampah", yang bersamaan dengan jatuhnya Hari Bebas Sampah Internasional.
Yang mana, aksi deklarasi tersebut dipimpin secara oleh Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dengan didampingi Wakil Walikota Suyitno, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto Amin Wachid dan segenap pengurus TITD Kelenteng Hok Sian Kiong serta jajaran Forkompimda Kota Mojokerto. Usai dicetuskannya deklarasi tersebut, sesaat kemudian barulah dilakukan pemberangkatan Kirab Barongsai.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 215 Relawan Bebas Sampah pun dilibatkan dalam kegiatan ini. Selain diwarnai adanya aksi deklarasi, acara tersebut juga ditandai dengan penyerahan bantuan tempat sampah dari pengurus Kelenteng Hok Sian Kiong kepada Walikota Mojokerto, berlangsung. “Mulai detik ini, Kota Mojokerto kita nyatakan bebas sampah. Masyarakat Kota Mojokerto yang cinta kebersihan akan bergotong-royong membersihkan lingkungannya masing-masing dari sampah. Tempatkan sampah pada tempat yang sudah disediakan", pekik Walikota Mas’ud Yunus, dalam deklarasi tersebut.
Walikota pun menandaskan, agar masyarakat senantiasa bergotong-royong untuk peduli sampah. “Dengan Hari Bebas Sampah Internasional ini, kami dari Pemerintah Kota Mojokerto berupaya menggugah kesadaran pihak swasta dan masyarakat Kota Mojokerto, bahwa sampah adalah potensi yang harus diurus secara benar dan serius", tandas Walikota Mas'ud Yunus.
Sementara itu, Kepala DKP Kota Mojokerto, Amin Wachid menyatakan, bahwa terdapat dua kegiatan terkait Hari Bebas Sampah Internasional yang jatuh pada hari ini. “Kegiatan pertama, bersih-bersih sejumlah kawasan yang melibatkan karyawan Kantor Pos Cabang Mojokerto dan 120 orang Relawan Bebas Sampah", ungkap Amin Wachid, Kepala DKP Kota Mojokerto, dalam laporannya.
Dilaporkannya juga, bahwa sejak pukul 08.00 WIB telah dilakukan kerja-bakti bersama 215 relawan bebas sampah. "Perlu kami sampaikan, bahwa sejak jam 8 pagi, telah dilakukan kerja bakti bersama 215 Relawan Bebas Sampah, pengurus dan umat TITD. Selain itu kita pra launching tiga orang Duta Kebersihan", papar Amin, dalam laporannya.
Pantauan awak media, sejak Minggu(21/02/2016) pagi, ribuan warga Kota Mojokerto dan sekitarnya telah memadati bagian depan Kelenteng Hok Sian Kiang. Dimana, baru sekitar pukul 08.30 WIB Kirab Barongsai dilepas Walikota Mas'ud Yunus. Dan, berbagai tradisi maupun kesenian khas Imlek disuguhkan dalam acara tersebut.
Seperti halnya tahun yang lalu, tema multikultural tetap dikedepankan dalam perayaan imlek 2567 ini. Sehingga, tidak hanya kesenian khas Tionghoa saja yang ditampilkan. Kesenian dan budaya Jawa pun turut meramaikan acara kirab tersebut. Kirab pun, juga diiringi marching band pelajar.
Dalam kirab tersebut, suguhan atraktif barongsai naga Kelenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, mampu mengobati rasa lelah warga yang sejak pagi hari rela berdesakan menanti atraksi seni dari negeri tirai bambu ini. Tambur besar yang terus dipukul oleh seseorang yang telah terlatih menambah decak kagim atas pertunjukan budaya Tionghoa tersebut.
Dalam kirab itu, atraksi barongsai tampak menjadi ikon kirab. Kesigapan dan kepiawaian seniman barongsai Kelenteng Hok Sian Kiong benar-benar memukau warga di sepanjang jalan yang menjadi rute kirab. Sedangkan rute kirab pada perayaan Imlek 2567 yang mengambil start dan finish di Kelenteng Hok Sian Kiong, yakni lain melewati jalan Letkol Sumarjo - jalan Majapahit - jalan Bhayangkara - jalan PB Sudirman. *(DI/redaksi)*