Selasa, 13 Juni 2023

Hadir Di Sosialisasi Dan Pelatihan Budidaya Magod Se Kota Mojokerto, Ning Ita: Genetis Kita Ini Dari Mojopahit

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Plt. Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid dan dua narasumber dari Universitas Brawijaya Malang hadir dalam Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Selasa (13/06/2023) siang.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat hari ini, Selasa 13 Juni 2023, menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Tama dan Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto, jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Pelaksana-tugas (Plt.) Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid hadir sekaligus berkesempatan menyampaikan sambutan pengarahan dalam Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto yang diikuti oleh 174 orang dari 3 kecamatan se Kota Mojokerto 

Sosialisasi Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto tersebut juga dihadiri 3 camat dari 3 kecamatan dan 18 lurah dari 18 kelurahan yang ada di Kota Mojokerto serta dihadiri 2 (dua) orang narasumber dari Universitas Brawijaya (Unbra) Malang, Bagus dan Nur Hidayat.

Dalam sambutan dan pengarahannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di antaranya menyampaikan pentingnya akuntabilitas, maka dalam kegiatan Sosialisasi Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto ini, para peserta tidak sebatas hanya dilatih di ruangan ini, tapi setelahnya bagaimana ilmu yang sudah dilatihkan bisa dilaksanakan dan diimplementasikan.

"Kalau sudah dilaksanakan ada hasilnya yang bisa diukur supaya memenuhi akuntabilitas. Saya berterima-kasih kepada seluruh masyarakat yang hari ini berkenan hadir. Karena di dalam program ini, pemerintah tidak bisa melaksanakan tanpa ada partisipasi masyarakat", kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Selasa (13/06/2023) siang.

"Keberadaan kami, pemerintah itu tugasnya ada 3 (tiga). Tugas pertama adalah menyelenggarakan pemerintahan. Yang kedua, memberikan pelayanan publik, termasuk pada panjênêngan (Red: Bhs. Jawa = anda) ini. Dan, yang ketiga adalah melaksanakan pembangunan", lanjutnya.


Salah-satu suasana Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Magod se Kota Mojokerto di Sabha Mandala Madya, Kantor Sekretariat Daerah Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, Selasa (13/06/2023) siang.


Wali Kota Mojokerto yang akrab dengan sapaan Ning Ita ini menerangkan, bahwa tiga tugas utama itu menjadi perhatian pemerintah. Yang mana, dalam poin pertama, kedua dan ketiga tersebut, dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi masyarakat.

"Membangun, misalnya. Kita membangun tujuannya untuk siapa? Ya untuk bermanfaat bagi masyarakat. Kita bangun Alun-alun, kita bangun pasar. Kalau di DLH (Dinas Lingkungan Hidup), kita bangun taman-taman, area publik. Yang menggunakan kan masyarakat?", terang Ning Ita.

Dijelaskan Ning Ita, di dalam tiga tugas utama pemerintah tersebut, harus ada keterlibatan langsung dan partisipasi masyarakat. Maka dari itu, didalam program budidaya Magod ini, juga melibatkan peserta sosialisasi sebagai bagian dari masyarakat untuk terlibat secara aktif.

"Pemerintah yang memfasilitasi, tapi pelaksananya, sasarannya adalah masyarakat. Hasilnya, ya juga untuk masyarakat. Kita sebatas fasilitator, pemberi stimulan, stimulus, seperti saat ini. Diberikan ilmunya, pelatihannya. Nanti untuk budidayanya disediakan sarana prasarana. Pelakunya tetap masyarakat. Manfaatnya, seperti yang sampaikan diawal tadi, tentu untuk peningkatan kesejahteraan", jelas Ning Ita.

Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto tersebut mengulik soal persampahan yang sejauh ini masih diperlukan keterlibatan dan peran aktif masyarakat dalam pengelolaannya.

"Kalau jumlah sampah di Kota Mojokerto ini berkurang, maka tentu masyarakat ini kan bisa tinggal, bisa berusaha kalau yang punya usaha, bisa bekerja dengan nyaman di Kota Mojokerto. Tapi kalau kita tidak bisa menyelesaikan urusan sampah, maka kota ini akan tenggelam oleh sampah. Terus orangnya mau tinggal di mana?", lontar Ning Ita.

Wali Kota Perempuan Pertama di Kota Mojokerto ini menyampaikan, bahwa semua kalangan pasti membutuhkan tempat tinggal yang bersih, tempat tinggal yang sehat, tempat tinggal yang nyaman untuk keluarga, untuk tempat usaha hingga tempat untuk bekerja.

Untuk terciptanya hal itu, lanjut Wali Kota Perempuan Pertama di Kota Mojokerto tersebut, harus dilakukan sinergi untuk kebaikan bersama. Sinergi yang manfaatnya untuk masyarakat Kota Mojokerto, Pemerintah Kota Mojokerto hadir sebagai fasilitator, memberikan fasilitas, memberikan ruang. Masyarakat sebagai pelaku dan pelaksana. 

"Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, terima kasih panjênêngan sudah mau hadir. Apalagi tadi di sampaikan oleh Pak Kadis LH (Red: Lingkungan Hidup), bahwa yang terlibat (Red: peserta sosialisasi) sangat variatif, mulai dari yang usia menjelang 20 tahun sampai yang Lansia. Nah... ini menunjukkan betapa masyarakat Kota Mojokerto ini punya kepedulian untuk satu, produktif. Yang kedua, untuk peduli dalam membangun kotanya", ujar Ning Ita.

Ning Ita sangat mengapresiasi atas keterlibatan peserta sosialisasi yang usianya baru menjelang 20 tahun sudah punya kepedulian untuk produktif dan peduli untuk turut membangun Kota Mojokerto. Terlebih, di antara 174 peserta sosialisasi tersebut terdapat banyak peserta yang tergolong Lansia.

"Ini Lansia (Red: lanjut usia) ini berarti tidak melihat, bahwa aku tidak melihat angka (Red: umur) yang penting aku masih bisa produktif. Nggih... lêrês nggih? (Red: Bhs. Jawa = Ya..., benar ya? Ini luar biasa. Memang Kota Mojokerto ini kan turunané (Red: Bhs. Jawa = keturunan) Mojopahit, jadi semangat pejuang kabéh (Red: Bhs. Jawa = semua). Ini yang dibanggakan", ujar Ning Ita pula.

"Jadi, genetis itu tidak bisa dibohongi. Genetika, darah yang mengalir di dalam tubuh kita, susunan gen-gen di dalam tubuh kita. Genetis kita ini dari Mojopahit. Bagaimana dulu Nusantara bisa disatukan oleh nenek moyang kita. Di antara petarung-petarung, yang ahli negosiasi di Mojopahit ini", lanjut Ning Ita.

"Kita sebagai keturunannya, pewarisnya tentu yang mewarisi genetis dari para leluhur kita. Ada orang yang kreatif yang memiliki semangat juang luar biasa, yang produktifitasnya sangat tinggi, yang kemandiriannya sulit untuk dikalahkan, karena fakta sejarah itulah yang membuktikan, bahwa luar biasa keunggulan Mojopahit di abad 13–14", tambahnya.

"Nah.., meskipun itu sudah 700–800 tahun yang lalu, tapi kan kita sebagai keturunannya genetisnya kan terus menurun sampai ke kita sebagai generasi penerus. Ini yang harus menjadi keunggulan yang kita banggakan, sehingga saya sangat mengapresiasi, berterima-kasih kepada Bapak Ibu semua sebagai warga Kota Mojokerto tidak memandang usia, tetapi ingin menjadi warga yang produktif tanpa melihat angka usia tapi tetap ingin berkontribusi dalam membangun kota ini. Matur-nuwun, matur-nuwun (Red: Bhs. Jawa = terima-kasih, terima-kasih)", pungkas Ning Ita. *(DI/HB/Adv)*