Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Redupnya program Transmigrasi di Kota Mojokerto menjadi atensi kalangan DPRD setempat. Atas minimnya peminat program Transmigrasi di Kota yang hanya memiliki luas wilayah sekitar 16, 46 KM persegi dan berjumlah penduduk terpadat ke-3 setelah Kota Surabaya dan Kota Malang ini, kalangan Wakil Rakyat Kota Mojokerto meminta agar pihak Dinas Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Koperasi (DTKUMK) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto lebih berinovasi dan lebih eksis dalam melakukan sosialisasi.
Sebagaimana diungkapkan Anggota Komisi III DPRD Kota Mojokerto M. Gunawan, bahwa meski nama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) saat ini namanya diubah menjadi Dinas Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Koperasi (DTKUMK) tidak lantas program Transmigrasi di Kota Mojokerto diabaikan. "Meski nama dinasnya kini dilebur menjadi DTKUMK, namun Sub Bidang yang ditanganinya masih disitu. Jadi, tidak ada alasan untuk mengabaikan program tersebut", ungkap M. Gunawan, Selasa (23/05/2017) siang.
Gunawan menerangkan, bahwa untuk menyukseskan program Transmigrasi bisa mengaca kesuksesan program tersebut di era 90-an. Terlebih, diwarnai dengan bumbu-bumbu promosi yang bisa dikoordinasikan dengan pihak-pihak lain. "Di era sembilan puluhan, kita tahu kesuksesan program tetsebut. Padahal dilokasi tujuan masih minim fasilitas layanan pensidikan, kesehatan, komunikasi maupun transportasi. Sekarang, fasilitas-fasilitas itu sudah hampir merata. Tinggal bagaimana cara menyampaikan kepada masyarakat", terangnya.
Lebih jauh, Gunawan memaparkan, bahwa dari hasil Kunjungan Kerja (Kunker)-nya ke beberapa daerah pertanian, didapatnya suatu gambaran, jika hampir semua masyarakat petani tingkat perekonomiannya bisa dikatakan mapan. "Hasil dari beberapa Kunker di daerah-pertanian, kita dapati tingkat ekonomi masyarakatnya dapat dibilang sukses. Tentang sarana komunikasi, HP (Red: hand phone) dengan harga dua ratusan ribu, ada. Sarana jalan sudah masuk kemana-mana", paparnya.
Menurut M. Gunawan, sudah menyebarnya berbagai sarana itu bisa dignakan untuk berpromosi ketika melaksanakan sosialisasi. Terlebih, jika pihak Dinas KUMT bisa mnggaet sponsor. "Menurut kami, sudah tersebarnya berbagai sarana layanan, bisa digunakan untuk promosi. Dan, lebih bagus lagi jika pihah dinas bisa menggandeng sejumlah perusahaan untuk menjadi sponsor", pungkas M. Gunawan.
Sementara itu, dikonfirmasi sebelumya, Kepala Dinas (Kadis) TKUMK Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto Hariyanto tak menampik atas mencuatnya persespsi minor terkait program Transmigrasi di Kota ini. "Lesunya program ini tak hanya dirasakan di Kota Mojokerto, tapi juga daerah-daerah lain. Kalau tahun ini masih belum ada pendaftar (Red: trasmigrasi) sama sekali", ungkap Kadis KUMT Pemkot Mojokerto, Hariyanto
Menurut Kadis KUMT Pemkot Mojokerto, Hariyanto, pihaknya sudah bekerja maksimal terkait persoalan ini. Hanya saja, warga Kota Mojokerto tidak meresponnya secara maksimal. "Pemerintah sudah menawarkan akan memberi fasilitas yang terbaik melalui sosialisasi yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Namun minat masyarakat hidup di rantau masih rendah", jelasnya. *(DI/Red)*