Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuna.com).
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan di Kota Mojokerto kini mendadak ngehitz. Hampir tiap hari, pusat penampungan sampah di Kota Mojokerto ini didatangi kalangan muda dari beberapa kelompok ataupun jenjang sekolah untuk berfoto selphie ria. Bahkan, ketika hari Sabtu dan Minggu, area dulunya kotor dan diselimuti bau sedap itu, kini banyak didatangi kelompok keluarga untuk dijadikan obyek wisata keluarga atapun tempat melepas penat setelah sepekan penuh bekerja dikantor ataupun diperusahaannya dengan tidak melupakan acara berfoto selphie ria.
Pantauan awak media, area TPA sampah yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Magersari Kota Mojokerto ini, selain dulunya kotor dan diselimuti bau busuk yang menyengat itu, diarea ini juga dihiasi adanya beberapa gunungan sampah yang dikerubuti ratusan hewan kambing milik warga dan jutaan lalat liar. Hanya saja, beberapa gunungan sampah yang dulu ketinggiannya mencapai sekitar 30 meter itu, saat ini telah disulap oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menjadi tempat menarik untuk berfoto selphie.
Tak hanya menyediakan obyek foto selphie saja, direst area, pengunjung juga dapat menikmati eksotisme saat matahari terbit dan terbenam dari tempat ini. Tak ayal lagi, TPA yang lokasinya dipinggiran Kota Onde-onde ini kini menjadi sarana rekreasi dadakan yang tak mengecewakan. Menariknya pula, pengunjung ditempat wisata dadakan ini tidak hanya warga Kota setempat saja, pengunjung dari luar Kota pun mulai mencoba sensasi naik bukit Teletubies lengkap dengan 27 anak tangganya itu.
Salah seorang pengunjung yang dijumpai dilokasi mengaku, bahwa dirinya tahu adanya tempat penampungan sampah yang telah disulap menjadi tempat wisata ini dari grup sosial media (Sosmed) ILM (Info Lantas Mojokerto). "Saya tahu dari grup ILM di Sosmed mas...! Kami dari Lamongan. Karena penasaran kami bersama keluarga datang kesini. Kadang masih sedikit berbau sampahnya, tapi kadang hilang. Sepertinya tergantung angin", aku Suwono yang datang bersama keluarga besarnya, Senin (20/03/2017), dilokasi.
Pengunjung lainnya, yakni Arief Rahman yang mengaku warga Cerme Kabupaten Gersik mengatakan, jika puncak bukit ini menarik dan sangat cocok untuk melihat sunrise. "Viewnya bagus untuk memotret sunrise. Sebab pandangannya kearah timur los", Arief Rahman.
Sebagaimana diketahui, sejak sekitar 6 bulan terakhir, pihak pengelola yang dalam hal ini DLH Pemkot Mojokerto berusaha menyulap lahan seluas 6,5 hektar ini menjadi kawasan hijau. Kerja cerdas DLH Pemkot Mojokerto atas keberhasilnnya mengubah kawasan yang dulunya tampak menjijikan menjadi tempat wisata edukasi ini, patut untuk mendapat aparesiasi.
Wal-hasil, area yang dulunya kotor, menjijikkan dan diselimuti bau busuk serta menjadi sarang jutaan lalat itu, kini berubah menjadi taman hijau lengkap dengan spot foto dan arena bermain anak. Free wifi, taman baca, taman bermain, pembibitan, pengolahan kompos tersedia lengkap disini.
Sementara itu, meski tempat penampungan sampah di Kota Mojokerto ini kini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal, namun pihak pengelola area ini menggratiskannya. Bahkan, agar pengunjung tidak terganggu dengan akrivitas sebenarnya kawasan ini, pada akhir tahun lalu, Pemda setempat telah membagi akses keluar masuk truk sampah dengan membuatkan 2 jalan cor yang masing-masing selebar 5 meter. "Kami menggratiskan untuk masuk ke kawasan ini. Tidak ada pungutan apapun. Terkait adanya keinginan warga agar TPA dibuka malam hari dan adanya permintaan pendirian cafe ditempat ini, kami harus mengkajinya lebih dalam bersama Dinas Satpol PP", ungkap Kepala DLH Pemkot Mojokerto, Amin Wakhid. *(Yd/DI/Red)*