Kamis, 25 Juli 2019

Damaran Budaya, Dialog Pemajuan Kebudayaan Kota Mojokerto

Baca Juga

Salah-satu suasana Dialog Interaktif di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto, jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Rabu (24/07/2019) malam.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Komunikasi dan Informatika setempat, kembali menggelar Dialog Interaktif, Rabu (24/07/2019) malam, di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto, jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto.

Kegiatan rutin Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab disapa 'Ning Ita' ini, pada bulan Juli ini bertajuk "Damaran Budaya Bareng Ning Ita". Kegiatan ini digelar, sebagai salah-satu upaya untuk menggali aspirasi warga Kota Mojokerto.

Damaran Budaya Bersama Ning Ita menjadi wadah bagi para budayawan, para pemerhati sejarah juga para seniman untuk saling berdiskusi demi pemajuan kebudayaan.

Dialog budaya berlangsung menarik dengan membahas tema utama tentang Mojopahit dengan sejarawan Mojokerto Ayuhanafiq sebagai moderator dan sejumlah budayawan serta pemerhati budaya.

Salah-satu suasana jelang Dialog Interaktif di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto, jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Rabu (24/07/2019) malam.


Sebagai narasumber, dihadirkan pemerhati budaya Luluk Sumiarso, Pemred historia.id sekaligus sejarawan Bonnie Triyana, Kepala BPCB Trowulan Andi M Said serta budayawan Saiful.

Dalam sambutannya, Ning Ita menyampaikan, bahwa salah-satu tujuan digelarnya dialog interaktif aadalah supaya mampu menjadi media dalam bertukar pikiran, bercengkrama dan sambung roso (sambung rasa) untuk bersama-sama membangun Kota Mojokerto. Terutama, dalam hal pemajuan kebudayaan.

"Semoga dengan hadirnya para pegiat budaya, pemerhati sejarah, dan seniman akan memberikan sebuah damaran atau pencerahan bagi kita semua", tiutur Ning Ita.

Ning Ita memaparkan, bahwa pemajuan kebudayaan merupakan implementasi dari UUD 1945 sebagaimana tertuang pada Pasal 32 ayat (1) tentang Negara Memajukan Kebudayaan Indonesia di Tengah Peradaban Dunia dengan Menjamin Kebebasan Masyarakat dalam Memelihara dan Mengembangkan Nilai-nilai Budaya.

Dipaparkannya pula, bahwa Dasar Negara Republik Indonesia, sejak 1945 lalu sudah memiliki komitmen untuk memajukan kebudayaan nasional.

"Maka, tentu kita juga mempunyai kewajiban yang sama. Bagaimana pemerintah daerah ini memajukan kebudayaan di level tingkat daerah", papar Ning Ita.

Salah-satu suasana jelang Dialog Interaktif di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto, jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto, Rabu (24/07/2019) malam.


Pada kesempatan ini, Ning Ita mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memajukan kebudayaan di Kota Mojokerto.

Disebutkannya, bahwa ada 10 objek kebudayaan yang bisa digali potensinya. Mulai dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, situs, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa permainan rakyat dan olah raga tradisional. Disebutkannya pula, bahwa Potensi besar dari Kota Mojokerto tak lain adalah Mojopahit.

Orang nomor satu di jajaran Pemkot Mojokerto ini menegaskan, bahwa sebelum terbentuk NKRI, bumi Mojokerto merupakan ibu kota dari kerajaan yang pernah dipimpin Raja Hayam Wuruk. Yang mana, ketika di masa kejayaannya, luas wilayahnya melebihi luas nusantara.

"Maka, akan menjadi sebuah kebanggaan bagi kita warga Mojokerto, karena dulu pusat pemerintahan Kerajaan Mojopahit di sini. Di kota kita tercinta, Mojokerto", tegasnya.

Menurut Ning Ita, pada masa kepemimpinannya saat ini, dengan mengusung tema "Spirit of Mojopahit" bertujuan untuk membangkitkan kembali semangat kejayaan Majapahit melalui program-program kerja Pemkot Mojokerto yang salah-satunya adalah menggali potensi apa yang menjadi warisan leluhur melalui sejumlah event kebudayaan yang digeber sejak Maret lalu.

"Spirit of Mojopahit ini tidak hanya menjadi sebuah slogan belaka. Dalam hal membangkitkan kembali kejayaan Mojopahit di bumi Mojokerto, kita harus bergandengan tangan, bersinergi dan harus ada harmonisasi dari seluruh elemen masyarakat", pungkas Ning Ita *(na/kha/Hms/HB)*