Kamis, 25 Januari 2018

DPRD Kota Mojokerto Jajaki Program Percepatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pelipat-gandaan Pasar Tradisional

Baca Juga

Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto saat ditengah kunjungan di pasar tradisional Oro-oro Dowo Kota Batu Jawa Timur, Kamis (25/01/2018)

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Kalangan DPRD Kota Mojokerto mulai menjajaki program percepatan ekonomi kerakyatan melalui pola pelipat gandaan jumlah pasar tradisional dan pengembangan potensi dua pasar tradisional, yakni pasar Kranggan dan pasar Surodinawan Kota Mojokerto.

Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Dwi Edwin Endra Praja mengaku, pihaknya kini tengah konsen terhadap program pengentasan ekonomi bawah. "Jika kita mengubah konsep pasar Kranggan dan Surodinawan dengan konsep sebagai pasar modern, kami optimis pasar tradisi akan menjadi pioner bangkitnya ekonomi kerakyatan. Selama ini citra pasar kita kalah dengan hadirnya supermarket dan mall-mall besar di pusat kota", aku Edwin, Kamis (25/01/2018).

Menurut politisi Partai Gerindra yang ini, Komisi II berusaha mencetuskan konsep berbelanja nyaman di level bawah.  "Pusat perdagangan di Kota Mojokerto masih terpusat di tengah.  Padahal kota ini hanya mempunyai tiga wilayah Kecamatan. Pemerataan ekonomi akan terjadi jika pasar-pasar baru berada merata di tiga wilayah Kecamatan yang ada",  paparnya.

Terkait itu, Komisi II DPRD Kota Mojokerto melakukan studi ke Kota Batu. Para Anggota Dewan yang duduk di Komisi II itu memandang, jika pasar tradisional ini bisa menjadi ikon bagi pengembangan pasar rakyat di Jatim. "Dari pasar tradisional Oro-oro Dowo yang telah berganti konsep menjadi pasar modern, Pemkot Batu sukses membina dan mengangkat derajat sebagian warganya", tandasnya.

Pasar ini tidak lagi terkesan lusuh seperti pasar tradisional pada umumnya. Sebaliknya, kesan yang muncul adalah bersih dan ditunjang dengan fasilitas bak mall.  Lantai pasar ini bahkan sudah berkeramik. Fasilitasnyapun tak kalah dengan supermarket. Yang mana, Dinas Pasar sebagai pengelola menyediakan troly, sehingga memudahkan pembeli membawa barang dagangannya.

Dengan demikian, pengelolaan pasar ini pun tampak efesien. Terlebih, ditunjang lahan parkir yang memadai. Padahal, pasar yang dihuni 200 pedagang ini cukup ditangani 7 orang dari Dinas Pasar.

Sementara itu, dalam kunjungan kali ini, para anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto ditemui langsung oleh Naning yang tak lain adalah Kepala Pasar Oro-oro Dowo.

Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Denny Novianto menyatakan, pihaknya akan mencetuskan konsep ini ke Pemkot Mojokerto agar segera diaplikasikan di dua pasar tradisiinal yang ada. "Konsep ini akan kami tawarkan ke Pemkot Mojokerto dan sesegera mungkin untuk diaplikasikan di pasar Kranggan dan pasar Surodinawan. Sementara di tiga Kecamatan yang ada, seyogjanya didirikan pasar-pasar tradisional baru. Tentunya dengan konsep yang lebih maju, sebagai pasar modern", kata Denny.

Tak hanya itu, ia pun berharap Pemkot Mojokerto berinovasi melipat gandakan pasar tradisional berkonsep modern di tiga Kecamatan yang ada. "Kami mendorong dibukanya pasar diwilayah  Gunung anyar Kecamatan Magersari, 
Kranggan dan Blooto Kecamatan Pralon (Red: Prajurit Kulon). Kami kira, pasar adalah sarana yang tepat untuk program pemerataan ekonomi kerakyatan", pungkasnya.

Sejak setahun terakhir,  harapan akan adanya pasar modern telah menjadi pembicaraan publik. Terlebih pengelolaan pasar Tanjung Anyar telah dikembalikan pada Pemkot Mojokerto. Jika jadi dibangun,  pasar induk itu diharapkan tidak mempertahankan konsep lama, namum berdiri dengan citra yang lebih baru. *(Yd/DI/Red)*