Baca Juga
Puluhan mahasiswa asing dari 11 Negara saat mengunjungi situs dan cagar budaya Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Selasa (26/07/2016).
Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
40 mahasiswa dan dosen pendidik dari Asia, Eropa dan Amerika mengikuti liburan musim panas yang diisi dengan wisata pendidikan kesejumlah situs dan cagar budaya di Jawa Timur, selama tiga hari, terhitung sejak tanggal 26 Juli hingga 28 Juli 2016.
Para civitas akademika dari berbagai disiplin ilmu ini akan mengunjungi sejumlah candi dan museum di Mojokerto, Kediri dan Blitar. Sementara, saat di Mojokerto, mereka bakal mengunjungi sejumlah candi dan Museum Majapahit di Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan Kabupaten Mojokerto.
Wisata budaya tersebut merupakan bagian dari wisata pendidikan bertajuk Summer Program in Southeast Asian Art History & Conservation (Focus: Premodern Java) sejak 23 Juli hingga 2 Agustus 2016 mendatang. Kegiatan ini, diselenggarakan Universitas Surabaya (Ubaya) bersama The Nalanda-Sriwijaya Centre (NSC) at the ISEAS-Yusof Ishak Institute (Singapura) dan The School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London (Inggris).
Selama tiga hari, puluhan mahasiswa asing ini tinggal di Ubaya Penanggungan Center (UPC) yang merupakan unit lembaga baru di Kampus 3 Ubaya Training Center (UTC) di kaki Gunung Penanggungan, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. "Kegiatan Summer Program ini dilakukan kedua kalinya dan temanya kali ini tentang sejarah seni Jawa kuno. Mereka akan dibekali materi setelah itu diskusi dan observasi di lapangan", ungkap Kepala UPC Kusworo Rahadyan, disela-sela mendampingi mahasiswa dari 11 negara itu, Selasa (26/07/2016).
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan oleh kampus-kampus luar negeri, untuk mengisi liburan musim panas yang sedang berjalan . "Mereka sebenarnya wisata namun diisi dengan wisata pendidikan", cetus Kepala UPC Kusworo Rahadyan.
Salah satu narasumber workshop yang juga arkeolog, Ismail Lutfi mengatakan, bahwa dengan melibatkan para mahasiswa dan pengajar asing, diharapkan akan bisa saling bertukar pikiran dan memberikan masukan. "Kami berusaha mendapatkan masukan dari teman-teman di belahan dunia agar ke depan bermanfaat bagi banyak pihak. Kita harapkan akan dapat pengetahuan lebih banyak", kata staf pengajar sejarah kuno dan arkeologi di Universitas Malang ini.
Sementara itu, salah-satu diantara puluhan mahasiswa asing itu, Sophia, mengatakan, bahwa wisata pendidikan ini sangat menarik baginya. "Sebab banyak situs atau struktur yang perlu diteliti baik kaitannya dengan agama maupun makhluk hidup zaman klasik di Jawa Timur", kata mahasiswa S3 Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat ini.
*(DI/Red)*