Jumat, 16 September 2016

Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno Hadiri Perayaan Tiong Ciu Dikelenteng Hok Sian Kiong

Baca Juga

 

Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno (depan paling / berbaju putih) saat menghadiri perayaan Hari Raya Tiong Ciu dikelenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto, Kamis (15/09/2016) malam.
 

Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Dalam masyarakat Tiongkok, dikenal adanya perayaan Tiong Ciu yang dimulai sejak tahun ke-2 masa kekaisaran Qin Shi Huang (dinasti Qin : 221—206 SM), penanggalan Imlek bulan 8 tanggal 15. Hari Raya Zhong Qiu (Hok Kian : Tiong Ciu) disebut juga sebagai Perayaan Pertengahan Musim Gugur (dirayakan pada pertengahan musim gugur). Yang mana, pada musim ini para petani sedang dalam suasana hati yang lega dan santai, sehingga dirayakanlah hasil panen yang berlimpah-ruah itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta.

Demikian pula dengan masyarakat Tiongkok di Kota Mojokerto. Sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dan kelangsungan usahanya, diadakanlah perayaan Hari Raya Tiong Ciu dikelenteng Hok Sian Kiong Kota Mojokerto pada hari Kamis (15/09/2016) malam dengan sajian utama kue bulan atau kue pia.

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno dengan didampingi segenap pimpinan dan pengurus TITD Hok Sian Kiong Kota Mojokerto untuk menyaksikan pentas seni dari warga tionghoa dengan didahului acara makan bersama. Budaya Tionghoa tersebut mencerminkan nilai luhur, kebiasaan dan bakti kepada leluhur.

Wawali Mojokerto Suyitno hadir dalam acara tersebut untuk mewakili Wali Kota Mas'ud Yunus untuk mengapresiasi budaya luhur warga Tionghoa tersebut sebagai salah satu kebudayaan tertua di dunia yang sudah ada sejak berabad-abad tahun yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang ini.

Dalam sambutannya, Wawali Mojokerto Suyitno menuturkan, bahwa budaya leluhur tersebut harus terus dirawat dan dilestarikan. "Budaya ini merupakan budaya warisan leluhur yang harus terus dirawat. Sejalan dengan penghargaan terhadap alam, bagaimana seharusnya kita bukan hanya menghargai tetapi juga menjaga alam", tutur Wawali Suyitno.

Disampaikannya, bahwa Pemerintah sangat senang dengan adanya perayaan tersebut, karena dengan merayakan tradisi ini, kebersamaan antar warga Tionghoa akan terus terjalin dengan baik. Dengan diundangnya Pimpinan Daerah di acara yang terbatas hanya untuk kalangan warga Tionghoa tersebut, juga sebagai gambaran hubungan yang terjalin dengan baik antara warga Tionghoa dengan Pemerintah Kota Mojokerto. "Semoga dengan selalu terjalinnya hubungan yang baik ini dapat membawa manfaat untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kota Mojokerto", ungkap Suyitno.

Keaneka-ragaman budaya dalam mempertahankan tradisi leluhur ini juga diapresiasi Wali Kota Mojokerto melalui Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno. Menurutnya, keanekaragaman budaya dan agama di Kota Mojokerto ini mencerminkan Kota Mojokerto ini miniaturnya Indonesia. "Semua pemeluk agama ada di Kota Mojokerto. Semua tradisi budaya selalu mendapat apresiasi yang tinggi. Tapi Kota Mojokerto yang beraneka ragam ini selalu aman, tentram, damai dan masyarakatnya rukun. Inilah cerminan dari Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika", ujarnya.

Terkait itu, Pemerintah akan selalu mengapresiasi masyarakat Kota Mojokerto yang selalu guyub rukun, bertenggang rasa dan saling hormat menghormati antar warga dalam bermasyarakat. "Ini adalah modal kita untuk mewujudkan Kota Mojokerto yang maju. Kota Mojokerto yang berbudaya dan terus mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa kita. Semoga ini akan terus terwujud, sehingga Kota Mojokerto akan selalu menjadi kota yang nyaman dan rakyatnya sejahtera", pungkasnya, seraya berharap.
*(DI/Red)*