Rabu, 27 Februari 2019

Sarasehan Bersama PWI Mojokerto, Ning Ita: Generasi Muda Harus Bijak Ber-Medsos

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat foto bersama Kapolresta Mojokerto, Kapolres Mojokerto, Kepala Dispendik Pemkot Mojokerto, Perwakilan BNNK Mojokerto dan Pengurus PWI Mojokerto, Rabu (27/02/2019), di aula kantor Dispendik Pemkot Mojokerto.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Setelah sebelumnya menggelar kegiatan Khitanan Massal dan Donor Darah dalam rangka Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019, hari ini, Rabu 27 Pebruari 2019, PWI Mojokerto kembali mengadakan kegiatan Sarasehan HPN 2019 dengan tema “Bijak Bermedia Sosial”. 


Sarasehan yang di gelar di aula Dinas Pendidikan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dengan peserta siswa SMP SMA se Kota Mojokerto ini,  di buka Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Kepala Dinas Pendidikan Amin Wachid, Kapolresta AKBP Sigit Dany Setyono serta Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno.

Dalam sambutan sekaligus laporannya, Ketua PWI Mojokerto Diak Eko Purwanto menyampaikan, bahwa tema bijak bermedia sosial sudah dipilih oleh panitia sejak lama. “Fenomena medsos adalah bahaya laten yang tidak-bisa diabaikan. Bahkan, bayi yang baru lahir juga bisa terkena dampak Medsos dari orang tuanya", ujar Diak.

Diak pun menyampaikan tentang keprihatinannya tentang banyaknya orang yang tidak memahami tentang UU ITE dan etika bermedia sosial, sehingga banyak orang awam yang tersandung masalah terkait ujaran kebencian (hate speach), meski bukan pembuat berita Hoax.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memberi sambutan dalam Sarasehan HPN 2019 dengan tema "Bijak Bermedia Sosial", Rabu (27/02/2019), di aula kantor Dispendik Pemkot Mojokerto 


Terkait itu, Diak menyarankan agar pemahaman tentang UU ITE dan etika bermedia sosial bisa masuk ke dalam kurikulum sekolah atau setidaknya bisa dimasukkan dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah.

Mengakhiri laporannya, Diak mengingatkan para peserta sarasehan tentang dampak dari penggunaan telepon genggam. “Yang jelas, hand phone bisa merusak dan memberi manfaat yang tinggi. Kami anjurkan pada kalian, untuk memanfaatkan kecanggihan hand-phone dengan sebaik-baiknya", pungkas Diak.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapa'an  "Ning Ita" dalam  sambutannya menyampaikan rasa senangnya karena bisa bertatap muka dengan generasi muda di Kota Mojokerto.

“Saya sebagai Wali Kota Mojokerto yang baru, saya ingin membangun Mojokerto. Ayo berkontribusi untuk Kota Mojokerto dan untuk masyarakat Kota Mojokerto. Sesuai dengan visi saya mewujudkan Kota Mojokerto yang berdaya saing, mandiri, demokratis, adil, makmur, sejahtera dan bermartabat,” kata Ning Ita.

Salah-satu suasana saat Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Kapolresta Mojokerto, Kapolres Mojokerto, Kepala Dispendik Pemkot Mojokerto, Perwakilan BNNK Mojokerto dan Pengurus PWI Mojokerto tengah mengikuti kegiatan Sarasehan HPN 2019 dengan tema "Bijak Bermedia Sosial", Rabu (27/02/2019), di aula kantor Dispendik Pemkot Mojokerto 


Ning Ita pun menyampaikan, bahwa mengenyam pendidikan formal merupakan perjalanan panjang untuk mecapai cita-cita. “Di sekolah kalian ditempa, bagaimana ke depan kalian bisa memiliki bekal untuk hidup bermasyarakat. Terkait persoalan ekonomi, sosial yang semuanya tentu ada hubungan dan keterkaitan dengan sesama manusia,” seru Ning Ita.

Orang nomor satu dijajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini juga mengatakan, bahwa saat ini generasi muda hidup di dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya. “Untuk itu saya berpesan bagaimana kalian harus bijak, bagaimana harus menjadi sebaik-baik manusia ketika berada di dunia maya", kata Ning Ita.

“Kalau di dunia nyata semua ada indikatornya. Tetapi ketika di dunia maya kita tidak tahu dengan siapa berinteraksi, apa yang ditampilkan oleh teman didunia maya, kita tidak bisa memferivikasi apa yang ada didunia maya belum tentu sesuai dengan visualisasi aslinya. Generasi muda harus memahami berita sebelum menyebarkan, agar dikemudian hari tidak terjerat masalah hukum", tambahnya.

Mengakhiri pengarahannya, Ning Ita menyampaikan bahwa kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari tetapi harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan akses untuk menambah wawasan, keilmuan dan pengetahuan serta untuk untuk mempermudah hidup dan mencukupi kebutuhan hidup. *(Na/Kha/Humas/HB)*