Rabu, 13 Januari 2016

Diduga Sorot Dugaan Korupsi, Wartawan Koran Realita Masyarakat Jadi Korban Premanisme...?

Baca Juga


Pimum Realita Masyarakat, Bambang W., pasca dianiaya.

Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
   Di era Keterbukaan Informasi Publik (KIP) ini, masih saja terjadi 'aksi premanisme' terhadap pekerja pers.  Kali terkini di Mojokerto, menimpa Bambang Wisnu Dwi Wardhana (37) Pimpinan Umum Koran Realita Masyarakat.  Selasa (05/01/2016) lalu, Bambang, sapaan karib Bambang Wisnu Dwi Wardhana, dikeroyok oleh dua orang pria tak dikenal di Desa Puloniti Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto.
   Penganiayaan terhadap salah-satu awak media Pelita Masyarakat ini, diduga berkaitan dengan berita dugaan korupsi yang menohok nama salah-satu oknum pejabat Dinas Pendidikan Kota Mojokerto.  “Memang di Koran Realita Masyarakat pernah memuat berita dugaan korupsi yang dilakukan pejabat Dinas P dan K Kota Mojokerto, tapi bukan Bambang yang menulis.  Melainkan wartawan lain”, ungkap Djoko Erlangga, Pimpinan Redaksi Koran Realita Masyarakat, Selasa (12/01/2012) siang.
   Menurut Djoko, selain dilatar-belakangi dimuatnya berita dugaan korupsi dikoran tersebut, penganiayaan yang menimpa Bambang ini juga berkaitan dengan aksi demo saat peringatan menyambut Hari Anti Korupsi yang dilakukan oleh Bambang dan sejumlah aktivis LSM di Kejaksaan Tinggi dan Polda Jawa Timur pada beberapa waktu lalu.  “Selain karena tulisan dikoran, dugaan saya, ini juga terkait aksi demo yang dilakukan Bambang di kantor Kejati, Polda, dan BPK beberapa waktu lalu", tandasnya.
   Terpisah, Ketua LSM Perhutani, Drs. Kartiwi mengutuk aksi premanisme terhadap jurnalis yang terjadi di Bumi Mojopahit ini.  Ia mendesak, agar aparat penegak hukum bergerak cepat dalam menemukan 'dalang dan pelaku' aksi penganiayaan tersebut.  “Ini merupakan preseden buruk bagi kebebasan pers di Indonesia.  Dalam menjalankan tugasnya, wartawan dilindungi oleh undang-undang.  Untuk itu, Polisi harus bekerja cepat dan bertindak tegas menemukan siapa dalang dan pelaku dibalik penganiayaan ini", desaknya.
   Sementara itu, aksi penganiayaan terhadap insan pers ini sudah dilaporkan di Polsek Bangsal.  Aparat pun langsung bergerak cepat, dengan segera memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.  Dari laporan yang masuk di kepolisiann, aksi penganiayaan ini terjadi di warung durian pinggir jalan Desa Puloniti Kecamatan Bangsal sekira pukul 17.00 WIB.
   Dari informasi yang dihimpun dilapangan menyebutkan, bahwa kejadian penganiayaan tersebut berawal dari saat itu korban ditelpon oleh Sunaryo salah-satu aktivis pemerhati pendidikan di Kota Mojokerto.  Dengan menggunakan hand-ponnya, Sunaryo mengajak Bambang keluar rumah untuk makan buah durian diwarung durian yang lokasinya sudah disepakati.  Oleh Sunaryo, Bambang pun diminta untuk datang ke TKP seorang diri.
   Setiba di TKP, korban sempat ngobrol dan makan durian selama dua jam.  Tenggat diwaktu itu, tiba-tiba datang dua orang tak dikenal mengendarai sepeda motor Supra.  Tanpa bla bla bla..., dengan masih menggunakan helm dan masker yang menutupi wajahnya, tiba-tiba salah-satu pelaku langsung menendang dari belakang dan mengenai tubuh Bambang bagian belakang.
   Kontan saja, Bambang kaget dan kontan terhuyung kedepan.  Belum hilang dari rasa-sakit dan kagetnya, secara tiba-tiba pula pelaku satunnya lagi sudah mendaratkan bogem mentahnya yang diduga dihiasi cincin batu-akik, dimata kiri Bambang.  Menerima pendaratan bogem mentah ini, Bambang pun hilang setengah kesadarannya dan tak mampu menguasai kondisi tubuhnya.
   Berikutnya, yang dirasakan oleh Bambang hanyalah bertambahnya rasa sakit akibat bertubi-tubinya pukulan dan tendangan yang menimpa dihampir sekujur tubuhnya.  Terutama dibagian muka dan kepala.  Konon, saat itu, sedikitpun Bambang tak bisa mengelak, apalagi melawannya. 
   Penganiayaan yang menimpa Bambang Wisnu Dwi Wardhana yang kesehariannya sebagai Pimpinan Umum di koran Realita Masyarakat ini, dapat dilihat dari hasil visum yang dikeluarkan oleh petugas Puskesmas Bangsal.  Hasil visum menyeburkan, bahwa korban mendapat luka bengap dan memar dibagian muka.
   Tak hanya itu, pelipis mata korban juga robek dan mata-kirinya terus berkunang – kunang juga selalu mengeluarkan air-mata.  Ini, akibat dari bertubi-tubinya hantaman pelaku, setidaknya 7 kali.  Dan, akibat dari penganiayaan ini, setiap harinya korban harus berobat jalan di Puskesmas Balongbedo Sidoarjo Jawa Timur.  *(DI/Red)*