Baca Juga
Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Ratusan warga Desa Lakardowo Kecamatan Dawar Blandong kembali ngluruk kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, Rabu (22/03/2017). Dengan pengawalan aparat Kepolisian, ratusan massa yang bernaung dalam wadah Organisasi Kemasyarakan (Ormas) Penduduk Lakardowo Bangkit (Pendowo Bangkit) ini untuk yang kesekian kalinya menuntut agar Bupati Mustofa Kamal Pasha (MKP) segera menutup pabrik pengolah limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) yang berlokasi di Desa mereka.
Dalam orasinya, ketua Pendowo Bangkit melontarkan keluhan, bahwa ratusan warga yang mendiami perbukitan Kendeng ini mengaku kesulitan air bersih selama pabrik tersebut beroperasi. "Air bersih dilingkungan kami kini tercemar dan tidak bisa dikonsumsi karena kandungan kimia yang melebihi standar baku mutu yang ditetapkan Menteri Kesehatan. Kondisi ini mengakibatkan iritasi kulit secara massal", lontar ketua Pendowo Bangkit, Nurasim, Rabu (22/03/2017).
Diungkapkannya, bahwa selama kurun waktu 5 bulan terakhir, ada sebanyak 432 warga terserang penyakit kulit dermatitis. Dimana, berdasarkan uji lab BLH Jatim tahun 2012 silam, kadar TDS, kesadahan CaCo, bahan organik KMn04, sulfat, mangan dan seng jauh melebihi baku mutu air yang ditoleransi. "Banyak anak-anak kami menderita iritasi kulit setelah mandi menggunakan air sumur. Menurut hasil uji lab BLH Jatim tahun 2012, kandungan senyawa kimia berbahaya tersebut, terutama ditemukan disumur dalam air sumur warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi pabrik pengolah limbah PT. PRIA", ungkapnya.
Atas mencuatnya kasus endemi penyakit itu membuat warga menuntut Bupati Mojokerto untuk membekukan operasional pabrik ini. Selain itu, ratusan massa Pendowo Bankit ini juga mendesak Pemkab Mojokerto untuk menjamin pemenuhan air bersih, melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberi sanksi kepada menejemen pabrik tersebut.
Pantauan wartawan, aksi yang dilakukan oleh sekitar 300-an massa didepan kantor Bupati Mojokerto ini mendapat penjagaan ekstra ketat dari aparat keamanan setempat. Sejumlah aksi teatrikal sebagai bentuk penolakan pabrik ini turut mewarnai aksi demo tersebut. Selain itu, tampak beberapa pemuda melakukan aksi melumuri tubuhnya dengan tinta biru dan hitam dengan tulisan air didadanya. Tampak juga diantara mereka memakai pakaian pocong sebagai simbol kematian dan yang lain menggelar aksi mandi dijalan masuk kantor Pemda yang yang berada dijalan A. Yani nomor 16 ini.
Sementara itu, usai dilakukan dialog antara perwakilan warga dengan Bupati Mojokerto MKP melalui Agus M Anas, Assisten I ini menjanjikan prioritas penanganan persoalan ini. "Bupati akan memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (LH) untuk memeriksa kadar air di Desa Lakardowo sesuai ketetuan yang berlaku. Seperti uji lab yang akan dilakukan dengan melibatkan warga sebagai upaya transparansi. "Kami juga akan melibatkan Dinkes. Dan, hasil ini akan diserahkan kepada Dinas yang ada", ujar Assisten I Setdakab Mokokerto, Agus M Anas.
Meski disambut dengan letupan ungkapan ketidak-percayaan akan janji tersebut, Anas menjanjikan upaya pemeriksaan tersebut akan dilakukan secepatnya."Ini yang akan dilakukan secepatnya oleh Pemkab Mojokerto," pungkas Anas, seraya berjanji
Sementara itu, pihak PT. Pria, Muji tidak berkomentar soal tuntutan warga ini. Sebab, sejumlah pimpinannya tidak berada di tempat karena tengah melaksanakan ibadah umron. "Ibu Luluk, sedang umroh. Sedangkan Pak Rudy berada diluar kota", kelitnya.
*(Yd/DI/Red)*