Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Peringatan Hari Kartini yang dirayakan setiap tanggal 21 April, lazimnya diperingati dengan nuansa pakaian adat kebaya yang menjadi simbol 'khusus' bagi wanita Indonesia dan gelora 'emansipasi' wanita. Dari sejarah Kartini yang memiliki nama asli Raden Ajeng Kartini, adalah sosok seorang Tokoh Pejuan Wanita berdarah Jawa yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Moment peringatan Hari Kartini 2018 ini, Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto menyampaikan pesan khusus bagi seluruh wanita warga Kota Mojokerto. "Saya berharap, moment peringatan Hari Kartini harus bisa menjadi penyemangat bagi wanita, khususnya warga Kota Mojokerto untuk lepas dari berbagai pola pikir yang mengungkung aktualisasi dirinya", pesan Deny, Sabtu (21/04/2018).
Diterangkannya, Kartini dilahirkan di Jepara pada 21 April 1879 dan wafat pada umur 25 tahun, tepatnya pada 17 September 1904, juga dikenal sebagai 'Pelopor Kebangkitan Perempuan Pribumi' pada masa itu. "Peringatan Hari Kartini ini, juga merupakan pendorong dan memotivasi perempuan dalam setiap beraktivitas yang dipandang tak pernah lelah dalam segala kegiatan. Mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah tangga hingga pengabdian untuk negara”, terangnya.
Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto menjelaskan, bahwa meneladani cita-cita dan sosok Kartini, perempuan harus berani berpikir optimistis dan percaya diri tampil sebagai sosok yang bisa membuat perubahan. “Jangan terus berpikir, saya wanita tidak boleh ini, tidak boleh itu. Tapi, saya wanita bisa bikin apa. Jangan berpikir apa yang tidak bisa. Nanti malah tidak bisa semuanya", jelas Deny Novianto.
Politisi Partai Demokrat inipun memaparkan, seorang perempuan harus mengerti perbedaan sifat atau karakter laki-laki dengan perempuan dalam setiap sisi kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana-mana yang harus dikerjakannya. “Misal dalam rumah tangga saja, pekerjaan wanita sebagai ibu rumah tangga itu mulai mengurus anak sampai suami serta rumah-tangga. Pekerjaan ini diperlukan ketelatenan dan kesabaran khusus. Meski demikian, tak ada salahnya bagi si bapak untuk membantu istrinya", papar Deny Novianto.
Dalam hal pengabdian kepada negara, lanjut Deny Novianto, wanita tidak boleh kalah dengan laki-laki. Namun, juga tidak boleh sewenang-wenang. "Coba kita perhatikan Menteri Kelautan dan Perikanan KKP Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani Menteri Keuangan. Kedua sukses dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Dalam hal apapun, perbedaan itu sebagai penyeimbang antara satu dengan yang lain”, tandasnya.
Menurut Deny, moment peringatan Hari Kartini jangan hanya pakaian kebayanya saja yang diingat. Melainkan, pada cara pandang dan cara berpikir cerdas Kartini itulah yang harus menjadi tauladan. “Jangan hanya ditekankan berpakaian kebaya saja dalam memperingati Hari Kartini. Yang perlu ditingkatkan, wanita harus berpikir logis dan cerdas untuk kepentingan bangsa. itu yang harus yang harus ditekankan", pungkasnya. *(DI/Red)*