Sabtu, 02 Maret 2024

Hadiri Perayaan Cap Go Meh, Pj. Wali Kota: Mojokerto Kota Kecil Rumah Kita Bersama

Baca Juga


Pj. Wali Kita Mojokerto Moh. Ali Kuncoro saat memberi pak kepada pemain barongsai pada perayaan Cap Go Meh Tahun Baru Imlek 2575 di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto Magersari, Sabtu 02 Februari 2024.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Penjabat (Pj.) Wali kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro hadir di perayaan Cap Go Meh Tahun Baru Imlek 2575 yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat Kota Mojokerto jalan Hayam Wuruk No. 50 Kota Mojokerto Magersari, Sabtu 02 Februari 2024.

Perayaan tersebut digelar secara meriah dengan pertunjukkan barongsai. Uniknya, para pemain dan penabuh musik barongsai tidak hanya warga Tionghoa, tapi dari berbagai etnis. Kemudian juga ada penampilan tarian dan lagu khas etnis Tionghoa.

perayaan Cap Go Meh Tahun Baru Imlek 2575 juga dihadiri oleh tokoh agama dari enam agama yang ada di Kota Mojokerto. Di antaranya terdapat bhante, pendeta, pandita, tokoh dari aliran kepercayaan dan komunitas Gusdurian Mojokerto.

Pj. Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro sangat mengapresiasi penyelenggaraan perayaan Cap Go Meh Tahun Baru Imlek 2575 tersebut. Menurutnya, hal itu sebagai wujud keberagaman etnis dan budaya di Kota Mojokerto serta mencerminkan Bhineka Tunggal Ika.

"Hari ini saya senang sekali dan bergembira, bahwa Kota Mojokerto kota kecil tapi ini rumah kita bersama. Kita bisa hidup rukun, berdampingan. Dan, tolong kebersamaan ini terus ditingkatkan", ujar Ali Kuncoro.

Lebih lanjut, Ali menyebut jika persatuan sudah semestinya digenggam erat oleh masyarakat Kota Mojokerto. Mengingat, sebagaimana fakta sejarah, semboyan Bhineka Tunggal Ika yang terus didengungkan hingga saat ini berasal dari Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular di Era Kerajaan Mojopahit, nenek moyang masyarakat Mojokerto.

Pihaknya tidak mengelak, jika perbedaan pasti kerap terjadi. Seperti beberapa waktu lalu, ketika masyarakat menghadapi pesta demokrasi Pemilu. Pada masa tersebut, perbedaan pilihan menjadi persoalan yang tidak bisa terhindarkan.

"Saat ini pemilu sudah selesai, saatnya kembali melebur. Bekerja bersama dengan luar biasa untuk membawa Kota Mojokerto menjadi yang terbaik, makin jaya dan melejit", pungkas sosok yang akrab disapa Mas Pj ini. *(SRT/HB)*