Kamis, 31 Maret 2016

Wali Kota Mojokerto Pimpin Penyemprotan Disinfektan Anti Virus H5N1 Dipasar Unggas, Beberapa Pedagang Burung Pilih Tutup Lapaknya

Baca Juga


Walikota Mas'ud Yunus didamping Kepala Dispertan Kota Mojokerto Hapy Dwi Pristiawan, saat melakukan penyemprotkan desinfektan anti virus H5N1 dipasar burung jalan Empunala


Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).

   Mengantisipasi merebaknya wabah dan penyebaran virus H6N1 serta mengembalikan kepercayaan pembeli ayam potong yang sekarang ini turun hingga 50%,  Kamis (31/03/2016) pagi, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus mengomandani penyemprotan disinfektan anti virus H5N1 dipasar burung jalan Empunala dan pasar-pasar unggas yang ada di Kota Mojokerto. Tak tanggung-tanggung, bahkan Walikota Mas'ud Yunus tak segan ataupun canggung untuk menyemprotkan sendiri desinfektan itu pada sasarannya.

   Saat melakukan penyemprotan dipasar burung jalan Empunala, hampir semua titik-titik sudut pasar burung diberondong semprotan desinfektan anti virus H5N1. Termasuk, setiap burung dan sangkar burung milik pedagang burung yang dijumpainya terpajang hampir tak-ada yang luput dari sasaran tembaknya.

   "Penyemprotan ini untuk mencegah wabah flu burung di Kota Mojokerto. Mengingat, beberapa daerah di Jawa Timur sudah ada yang terkena serangan flu burung", ujar Walikota Mas'ud Yunus kepada wartawan, usai memberondongkan desinfektan anti virus H5N1 pada semua sasaran tembaknya, Kamis (31/3/2016) pagi.

   Menurut Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, hingga saat ini, di Kota Mojokerto belum ditemukan adanya kasus flu burung, namun masyarakat Kota Mojokerto dan pedagang ayam mulai resah dengan temuan adanya penyakit itu yang menyerang hewan unggas di Banyuwangi dan Lamongan. Pasalnya, unggas yang beredar di Kota Mojokerto sebagian besar berasal dari daerah lain.

   "Maka dari itu, kami melakukan penyemprotan ini, untuk melindungi Kota Mojokerto dari serangan wabah penyakit itu dan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat agar tak khawatir dengan isu flu burung. Karena sampai saat ini Kota Mojokerto masih aman dari flu burung", jelas Mas'ud Yunus, Wali Kota Mojokerto.

   Selain pasar burung Kota Mojokerto yang ada dikawasan jalan Empunala, penyemprotan disinfektan juga menyasar pasar ayam dikawasan Lingkungan Cakarayam Kelurahan Mentikan Kecamatan Prajurit Kulon. Yang mana, para pedagang ayam yang berdagang dipasar ini, sebagian besarnya berasal dari luar kota.

    Untuk mengantisipasi supaya penyakit yang sejatinya menyerang hewan unggas itu tidak-menular ke manusia, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menandaskan, agar masyarakat Kota Mojokerto jangan memelihara hewan jenis unggas apapun didalam rumah. "Karena flu burung juga menular ke manusia melalui pernafasan dan air liur. Maka dari itu, jika menemui terjadi kematian unggas secara mendadak, agar segera melapor ke Dinas Pertanian, supaya secepatnya dilakukan penyemprotan", tandasnya.

   Sayangnya, tak semua pedagang burung yang mau menerima program penyemprotan desinfektan anti virus H5N1 ini. Pasalnya, mereka khawatir atas nasib burung gacoannya yang harga per-ekornya mencapai jutaan bahkan belasan juta rupiah itu, pasca disemprot desinfektan tersebut justru malah mati atau setidaknya tingkat kualitas suaranya akan menurun.


   Terkait ini, sejumlah penjual burung di pasar burung jalan Empunala inipun memilih tutup saat penyemprotan disinfektan tersebut dilakukan oleh pihak Disperta Kota Mojokerto. Padahal, kegiatan penyemprotan desinfektan yang bertujuan untuk pencegahan masuknya virus flu burung ini dihadiri dan bahkan dipimpin secara langsung oleh Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

   Pantauan Harian Buana, kegiatan penyemprotan desinfektan anti flu burung yang kegiatannya dijadwalkan akan digelar tiap triwulan ini ditengarai tak bakal efektif. Beberapa pedagang sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap reaksi cairan obat terhadap burung gacoannya.

   "Memang pagi tadi banyak yang tutup. Kami sudah tahu sejak disosialisasikan tiga hari lalu. Tadi beberapa burung gacoan saya, saya letakkan disini (Red. gantangan) tapi langsung saya pindah ke belakang. Kalau pengaruh terhadap mentalnya sih nggak ada, tapi burung nggak apa-apa kok disemprot", cetus salah-satu pedagang yang enggan disebut namanya.

   Rata-rata, pedagang burung yang menghindari penyemprotan itu merasa khawatir atas reaksi pada burung gacoannya pasca disemprot desinfektan anti virus flu burung tersebut justru burung gacoannya yang bernilai hingga jutaan itu malah mati. "Burung disangkar dideretan gantangan tengah itu sudah masuk nominasi dalam beberapa kali lomba. Harganya, diatas sepuluh juta per-ekornya", ujar pedagang burung itu.

   Beberapa pedagang burung lainnya membenarkan atas tutupnya kios disisi timur yang kebanyakan menjual burung siap lomba. "Iya banyak yang tutup. Mungkin karena tadi malam habis hujan, jadi mereka males buka kiosnya", kelit penjual yang lain.

   Sementara saat dikonfirmasi usai penyemprotan, Kadisperta Kota Mojokerto, Happy Dwi Prasetyawan mengatakan, bahwa pihaknya bakal tetap melakukan penyemprotan secara rutin dan menyeluruh terhadap semua kios di pasar ini. "Sekalipun banyak yang tutup nanti tetap di semprot. Karena ini merupakan langkah menangkal wabah serangan virus flu burung", tegasnya.

   Meski di Kota Mojokerto sendiri belum ada kasus suspek flu burung, namun  temuan adanya virus ini dibeberapa daerah sekitar Mojokerto membuat pihak Dispertan Kota Mojokerto tetap mewaspadai. "Belum ada yang suspek. Tapi kita mengantisipasi jangan sampai virus ini masuk Kota Mojokerto. Nantinya, kegiatan ini kita jalankan rutin tiap tiga bulan sekali. Termasuk juga di pasar ayam", tandasnya.

   Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Mojokerto Happy Dwi Prastiawan pun menjelaskan, bahwa pihaknya juga akan mengawasi lalu lintas pengiriman unggas kewilayah Kota Mojokerto bersama pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan. Karena, menurutnya, bukan tidak mungkin virus H5N1 akan masuk melalui distribusi unggas.

   "Kewajiban setiap Dinas Pertanian dan Peternakan untuk memantau penyebaran flu burung di wilayahnya masing-masing. Artinya, sama-sama menjaga wilayah, jangan sampai meluas ke daerah lain. Nanti akan kelihatan asal penyebaran penyakit, jika ada unggas yang masuk ke Kota Mojokerto yang sakit dan mati mendadak", jelasnya.  *(DI/Red)*