Jumat, 28 Oktober 2016

Underpass Meri Jadi Persoalan Klise Warga

Baca Juga

Kondisi jalur underpass Meri saat hujan deras berjalan 5 menit, Jum'at (28/10/2016) siang.


Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Akses jalan dari dan menuju 'Terminal Kertajaya' via underpass Meri kerap kali terputus sejak hujan deras sering menyambangi Kota Mojokerto seminggu terakhir. Tak pelak, putusnya jalur alternatif pengguna kendaraan roda dua ini banyak dikeluhkan warga setempat. 
Sebab, hingga kini tak ada upaya penanganan apapun dari Pemda setempat untuk meminimalisir debit air yang hingga menggapai lutut pria dewasa.

Entah apa penyebabnya, sejak 3 tahun belakangan ini, tiap kali hujan kondisi underpass Meri selalu seperti ini. Warga sekitar tak bisa berbuat banyak, Pemda setempatpun terkesan cuek dan bisa juga karena memang tidak tahu. "Setiap kali hujan kondisinya ya seperti ini. Sejak tiga tahun lalu. Kita bisa apa..., bisa-bisa nanti malah dituduh merusak fasum...?", ungkap Andre, warga setempat, Jum'at (28/10/2016).

Warga menilai, jalur pintas bawah lintasan kereta api yang dibangun era pemerintahan Walikota Abdul Gani ini, walau sekalipun tak pernah dilirik pemerintahan yang sekarang. Padahal, jalur underpass itu memudahkan akses warga untuk menuju kawasan perekonomian jalan Banteng Pancasila 10 menit lebih cepat jika dibanding dengan menggunakan jalan protokol Raya Tropodo-Jalan Pahlawan dan Benpas ini. "Kami harap Pemerintah peduli dengan infrastruktur ini. Kasihan warga jika satu-satunya jalan diabaikan begitu saja", sindirnya.

Andre menandaskan, genangan air setinggi kurang lebih 50 cm ini hampir dipastikan akan membuat mesin motor pengguna jalur underpass Meri yang nekad menerobos jadi modiar. "Pengguna jalur underpass yang nekad menerobos selain menaiki sepeda motor trail, dipastikan modiar. Yang pasti businya kemasukan air, mogok deh...!!", tandasnya.

Hal itu diungkapkan Andre, pasca sepeda motor yang dikendarai Dewi SPG kosmetik menjadi tumbal dijalur underpass tersebut. Dewi sendiri nekad menerobos jalur itu karena ingin cepat sampai dirumahnya. "Ingin cepat sampai rumah mas..., nggak tahunya sepeda motor malah mogok", cetus Dewi.

Pantauan media, motor mesin metik dan bebek selalu mogok jika memaksa melintas. Hal itu, karena adanya genangan air ini setinggi lutut orang dewasa. Akibat banyaknya sepeda motor yang menunggu surutnya genangan air di jalur underpass itu, ujung jalan yang kering terjadi penumpukan kendaraan. Wal-hasil, macet tak terhindarkan. Untungnya, sejumlah anak-anak turut memantu dan mendorong motor yang mogok, meski hanya dengan imbalan ala kadarnya.
*(Yd/DI/Red)*