Rabu, 25 Oktober 2017

Pangkas Jeratan Bank Thithil, Wali Kota Mojokerto Luncurkan PUSYAR

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus didampingi Ketua TP-PKK Kota Mojokerto bersama perwakilan Kepala BKKBN Prov Jatim dan Kadis DP3A-KB Pemkot Mojokerto Moh. Ali Imron saat Ngopi Bareng Warga di Kampung KB Lingkungan Tenggilis Kel. Blooto Kec. Prajurit Kulon, Rabu (25/10/2017).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus mengaku tengah mewaspadai praktik usaha berkedok pemberi kredit lunak tanpa agunan, padahal sejatinya mereka adalah lintah darat. Usaha yang ia sebut 'bank thithil' (Bhs Jawa = bank jimpitan) itu diduga masih marak terjadi dengan sasaran masyarakat kelas bawah.

"Banyak pengusaha kecil di Kota Mojokerto ambil kredit pada mereka.  Padahal, beberapa bank thithil itu adalah rentenir yang menjerat warga kita dengan bunga diatas 60 persen", sesal Wali Kota Mas'ud Yunus dalam sambutannya saat acara Pencanangan Kampung KB di Kelurahan Blooto,  Kecamatan Prajurit Kulon, Rabu (25/10/2017) pagi.

Orang nomer satu dijajaran Pemkot Mojokerto ini mengaku, bahwa pernah memergoki praktik ini saat Sidak (inspeksi mendadak) ke bawah. "Saya tahu sendiri, ada pemilik warung ambil kredit ke bank thithil ini dengan pola pembayaran harian. Nah... saya tanya kepada ibu ini, ternyata dia harus mengangsur 60 persen lebih banyak dibandingkan dengan kreditnya", tutur Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

Berawal dari kejadian tersebut, Pemkot Mojokerto berusaha mendongkrak kehidupan warga Kota Mojokerto, khususnya warga kelas bawah melalui pinjaman dana bergulir. Sayangnya, malah macet hingga 30% (persen). "Kondisi ini mengkhawatirkan, Pemkot mengupayakan Dana Bergulir. Tapi, berujung macet. Macetnya bahkan sampai 30 persen di masyarakat", ungkapnya. 

Ketika dalam Kepemimpinannya inilah, birokrat yang juga seorang ini meluncurkan program baru yang dinamakan Pusat Usaha Syari'ah (PUSYAR). Yang mana, melalui program inilah, Pemkot Mojokerto berharap praktik rentenir dengan sasaran masyarakat bawah dapat dipangkas. "Akhirnya kami diganti dengan program Pusyar yang memberi kredit tanpa bunga. " Uang yang beredar kini bahkan mencapai Rp 14 milliar", pungkas Wali Kota Mojokerto KH. Mas'ud Yunus. *(Yd/DI/Red)*