Rabu, 28 Maret 2018

Tangkal Penguapan Explorasi Gas Metan, DLH Gunakan Metode Membran

Baca Juga

Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wachid saat foto bersama sejumlah wartawan Mojokerto setelah berhasil merebut kembali Piala Adipura yang sebelumnya sempat absen 2 kali berturut-turut, Selasa (26/07/2018).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto akan menggunakan 'metode membran' dalam pengerjaan sambungan baru eksplorasi gas metan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan. Upaya menangkal penguapan gas dengan bilah plastik ini, diklaim lebih jitu dalam mengamankan potensi energi alternatif pengganti elpiji yang telah bertahun-tahun memberikan manfaat ke warga sekitar TPA Randegan.

Sebagaimana diterangkan Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wakhid, dengan menggunakan 'metode membran' ini pula, diharapkan bisa memperbanyak jumlah sambungan baru yang semula diperkirakan 100 sambungan menjadi 200 sambungan baru. "Produksi sampah organik kita mencapai 45 ton perhari. Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk membuat 200 sambungan baru dengan penggunaan metode membran", terang Kepala DLH Pemkot Mojokerto Amin Wakhid, Rabu (28/03/2018).

Dijelaskannya, bahwa sistem membran ini ialah suatu proses yang menggunakan bilah-bilah plastik yang ditempatkan pada tumbuhan sampah organik sehingga mengurangi potensi penguapan. Yang mana, sistem membran ini telah diadopsi Pemkab Pamekasan sejak beberapa waktu lamanya. "Dengan sistem membran gas, produksi gas akan lebih besar disamping lebih efektif untuk mengurangi penguapan.  Kita akan memakainya di lahan baru kita, ada seluas 2 hektaran", jelas Amin Wachid.

Lebih jauh, Amin Wachid memaparkan, sejatinya potensi gas di TPA Randegan bisa lebih dari dua kali lipat dengan yang sudah dimanfaatkan saat ini. Namun, kondisi yang ada sekarang membuat kandungan gasnya lebih banyak yang menguap daripada yang terpakai. "Karenanya kita butuh sistem membran untuk menghambat penguapan. Termasuk, persiapan lahan di lokasi baru TPA", paparnya.

Mantan Kepala Diskoumnaker (dulu Disnakertras) Pemkot Mojokerto yang pertama kalinya menelorkan dan sukses dengan program "Job Fair" ini menegaskan, bahwa pengerjaan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan tahun ini dan anggarannyapun telah diplot dalam APBD Kota Mojokerto Tahun Anggaran 2018. "Anggarannya sebesar Rp. 140 juta dan telah ada dalam APBD 2018. Insya' ALLAH... tahun ini terealisasi", tegas Amin Wachid.

Menurut Amin Wachid, pihak DLH tidak menemukan kesulitan dalam memilah bahan baku gas alam ini. Hal itu karena telah ditunjang dengan sistem pengolahan sampah yang terbilang sudah modern. "Sistem pengolahan sampah kita sudah modern.  Sampah telah diurai di TPS (Tempat Pembuangan Sementara).  Jadi, yang masuk TPA adalah sampah yang sudah buang dan langsung bisa digunakan untuk produksi gas metan", pungkasnya.

Seperti diketahui, tahun 2018 ini Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Mojokerto akan memperbesar eksplorasi gas metan di TPA Randegan. Upaya mendongkrak potensi gas alam tersebut, diharapkan dapat menjangkau lebih banyak distribusi gas metan gratis ke warga sekitar.

Selama ini pihak DLH telah menyuplai gas metan gratis bagi 24 warga Kota Mojokerto di kisaran TPA Randegan. Yang mana, proyek ini telah berjalan bertahun-tahun, akan tetapi pengembangannya masih terkendala minimnya instalatir. 

Saat ini, pihak DLH Pemkot Mojokerto memproyeksikan kandungan gas metan yang ada di TPA Randegan dapat digunakan dan menjangkau 75 persen sambungan baru. *(Yd/DI/Red)*