Baca Juga
Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Progres lelang pengadaan barang dan jasa di Kota Mojokerto tak jua membaik. Bahkan, hingga jelang pertengahan tahun, unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) setempat masih belum melelang satu pun proyek infrastruktur Pemda setempat. Ditambah dengan molor dan 'bagusnya' kwalitas pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur tahun sebelumnya, membuat kalangan legislator setempat angkat bicara kembali.
Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Junaedi Malik mengungkapkan, kualitas gedung prestisius Graha Mojokerto Service City (GMSC) yang dalam pembangunan tahap pertama (tahap I) menelan APBD Kota Mojokerto Tahun Anggaran (TA) 2016 sebesar Rp. 30,6 miliar, dan pembangunan tahap II-nya menelan APBD Kota Mojokerto TA 2017 sebesar Rp. 31,7 miliar itu tampak tidak benar-benar bagus itu. "Buktinya, masih setengah jalan, hasil pembangunan GMSC tahap satu dan tahap dua yang menelan APBD Kota Mojokerto hingga sekitar Rp. 62 miliar lebih itu sudah banyak yang rusak. Dibagian atap, beberapa gentingnya bocor dan plafonnya ada yang sudah jebol", ungkap Junaedi Malik, Kamis (17/05/2018)
Begitu Informasi rusaknya sejumlah bagian gedung GMSC ini masuk kalangan Dewan, pihak Komisi II DPRD Kota Mojokerto pun mengagendakan melakukan Sidak di gedung peyananan publik tersebut dan berencana memanggil instansi yang membidanginya untuk dilakukan hearing. "Informasi tersebut masuk kemarin (Red: Rabu, 16/05/2018). Dalam waktu dekat kita akan Sidak dan memanggil instansi terkait untuk dilakukan hearing", tegas Junaidi Malik.
Dikonfirmasi soal adanya kerusakan beberapa bagian gedung, Kepala DPUPR Mashudi tak menampik. "Iya memang ada bagian gedung yang rusak, dan saya sudah beberapa kali menghubungi rekanan, tapi iya iyo thok ae (Red: Bhs Jawa = selalu berkata iya iya saja). Ini kami desak terus, mumpung ini masih dalam masa pemeliharaan", jelas Kadis PUPR Pemkot Mojokerto.
Meski demikian, Kadis PUPR Pemkot Mojokerto memastikan, jika kerusakan tersebut segera dibenahi. Sementara disinggung soal kelanjutan pembangunan atau pembangunan gedung GMSC tahap III, Mashudi menegaskan, bahwa pihaknya masih menunggu rekomendasi Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Pusat (TP4P) serta Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D). "Ini masih evaluasi TP4P. Kami berhati-hati agar proyek ini tidak meninggalkan masalah hukum", tegasnya.
Ia memprediksi evalusi akan selesai maksimal akhir Mei 2018 ini. "Saya berharap Mei ini tuntas dan Juni nanti segera naik lelang. Kalau waktunya, tentu masih cukup", pungkasnya.
Sementara itu, informasi yang dihimpun Harian BUANA menyebutkan, pengerjaan proyek pembangunan GMSC tahap III akan dilanjutkan tahun ini. Sedangkan pekerjaan yang akan dikerjakan meliputi pengadaan utility, seperti pengadaan dan pemasangan eskavator atau tangga berjalan, litf dan pembangunan rumah genset. *(DI/Red)*