Baca Juga
Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyoroti rendahnya tingkat konsumsi masyarakat pada sayur dan buah (Sabu). Padahal, dua jenis makanan sehat itu sangat membantu tubuh agar tidak mudah terkena penyakit tidak menular.
Pakar gizi, dr. Tan Shot Yen menghimbau agar masyarakat Indonesia, terutama Mojokerto merubah kebiasaan pola makan yang selama ini dianggap kurang memenuhi kebutuhan hidup sehat. Ditegaskannya, mengonsumsi makanan yang sehat seperti sayur dan buah sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit tidak menular (PTM).
“Petugas kesehatan harus memahami seperti apa makanan yang sehat dan bagaimana cara menyampaikannya ke masyarakat. Semua harus kreatif dan Inovatif", tegas dr. Tan dalam seminar kesehatan di aula Ayola Hotel jalan Benteng Pancasila (Benpas) Kota Mojokerto,, Rabu (07/11/2018).
Dalam seminar yang diikuti petugas dari Puskesmas, Rumah Sakit dan pemerhati kesehatan di Mojokerto ini, dr. Tan memaparkan, mencegah penyakit yang tidak menular harus dilakukan kampanye hidup sehat. Seperti membiasakan makan sayur dan buah, serta memberi informasi kepada masyarakat mengenai makanan sehat yang banyak berada di sekitar kita.
Selain menjaga daya tahan tubuh dari serangan penyakit tidak menular, sayur dan buah sayur merupakan sumber nutrisi yang sangat baik untuk tumbuh kembang anak. Karena alasan itu, Dokter Tan menghimbau agar para ibu selalu memberi makanan sehat kepada anaknya dan tidak ketergantungan dengan makanan yang digoreng.
“Makanan itu tidak harus digoreng, bisa di kukus, bisa di panggang atau di sup", papar dr. Tan dalam seminar bertajuk Cegah Penyakit Tidak Menular Sebelum Petaka Menjalar yang digelar Dinas Kesehatan Pemkot Mojokerto.
Ia mencontohkan, anak-anak di Posyandu selalu di beri bubur kacang hijau. Pertanyaannya, mengapa harus bubur selalu kacang hijau?
“Masih banyak makanan yang sehat yang bisa diberikan untuk tumbuh kembang si anak, semua sayur, buah dan ikan itu sumber nutrisi", tutur dr. Tan Shot Yen.
Lebih jauh, pakar gizi yang kerap menjadi narasumber di acara televisi itu mengingatkan masyarakat agar tidak membiasakan diri dan keluarga mengonsumsi makanan pabrikasi. Sebab, makanan produk pabrik yang mengandung banyak zat kimia justru mengundang ragam penyakit.
Ia pun menghimbau, agar masyarakat juga harus menghindari makanan olahan. Alasannya, kandungan gizi dalam makanan itu akan luntur ketika diolah.
“Opor ayam jelas lebih bagus kandungan gizinya daripada sup sosis ayam, tapi banyak yang lebih suka sup sosis yang kelihatan jernih dan cantik", himbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Mojokerto Christiana Indah Wahyu menandaskan, gerakan masyarakat makan sayur buah, periksa kesehatan dan aktifitas fisik (Germas Sabu Perak) di Kota Mojokerto harus terus dikampanyekan.
“Dengan seminar ini, saya berharap kampanye Germas Sabu Perak bisa lebih dioptimalkan. Sehingga warga Kota Mojokerto akan terbiasa berpola hidup sehat dan endingnya PTM bisa dicegah", tandas Kepala Dinkes Pemkot Mojokerto Christiana Indah Wahyu. *(DI/HB)*