Baca Juga
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasai saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Rakor Penanganan Konflik Sosial, di hotel Raden Wijaya Convention Hall, jalan Raden Wijaya Kota Mojokerto, Senin (28/01/2019) malam.
Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari hadir sekaligus membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Konflik Sosial yang di gelar Bakesbangpol Kota Mojokerto selama 3 (tiga) hari, yakni mulai Senin (28/01/2019) hingga Rabu (30/01/2019), di hotel Raden Wijaya Convention Hall, jalan Raden Wijaya Kota Mojokerto.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari hadir sekaligus membuka kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Konflik Sosial yang di gelar Bakesbangpol Kota Mojokerto selama 3 (tiga) hari, yakni mulai Senin (28/01/2019) hingga Rabu (30/01/2019), di hotel Raden Wijaya Convention Hall, jalan Raden Wijaya Kota Mojokerto.
Dalam laporannya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Mojokerto Anang Fachrurroji melaporkan, bahwa kegiatan dengan Rakor dengan mengambil tema Penekanan Konflik Sosial ini melibatkan seluruh elemen yang ada di Kota Mojokerto.
“Pandangan sosial harus kita lakukan sedini mungkin dengan melibatkan seluruh warga Kota Mojokerto, utamanya RT, RW, Babinsa dan Babinkamtibmas. Karena ditangan-tangan beliaulah deteksi dini atas adanya kemungkinan suatu persoalan akan segera teratasi", kata Anang.
Lebih lanjut Anang menyampaikan bahwa menjelang Pilpres dan Pileg 17 April mendatang dibutuhkan kebersamaan serta menyamakan persepsi. “Menyamakan persepsi diperlukan agar Pilpres dan Pileg betul-betul berjalan dengan cara menjaga stabilitas daerah", lapor Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto Anang Fachrurroji.
Rakor Penanganan Konflik Sosial, di hotel Raden Wijaya Convention Hall, jalan Raden Wijaya Kota Mojokerto, Senin (28/01/2019) malam.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapa'an "Ning Ita" ini menuturkan, kegiatan ini merupakan salah-satu upaya pelaksanaan Undang-Undang Republik Indenesia (UU-RI) Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
"Berbicara tentang konflik, bahwa ditahun politik ini tentu upaya provokatif, penyebaraan berita hoaks, saling fitnah, saling hujat, marak kita baca dan kita dengar di medsos", tutur Ning Ita.
Dalam kesempatan ini, Ning Ita menyampaikan harapannya kepada semua peserta yang merupakan kepanjangan tangan dari Pemerintah Daerah agar ada upaya-upaya ditingkat grassroot untuk mencegah agar tidak terjadi perpecahan dan konflik dalam menangani hal-hal yang bersifat provokatif dan hoaks yang dapat memecah persatuan dan kesatuan serta memecah kerukunan dan persaudaraan.
“Jangan sampai hanya karena berbeda pilihan, sesama tetangga tidak ada lagi keakuran dan keakraban. Hanya karena perbedaan calon yang diusung tidak ada lagi saling sapa", ujar Ning Ita, penuh harap.
Ning Ita pun berpesan, pada tahun politik ini semua warga Kota Mojokerto agar bersama-sama dan saling bahu-membahu menjaga kerukunan dan mengantisipasi hal-hal yang mengakibatkan perpecahan. Yang mana, salah satu upaya penting meminimalisir konflik adalah melalui pendidikan karakter.
“Seperti diketahui bersama, efek kemajuan teknologi tidak dapat kita bendung, ada efek samping dengan meningkatnya kenakalan remaja. Dan, yang menjadi pertimbangan utama adalah bahwa remaja adalah aset yang sangat berharga sebagai penerus bangsa", pesannya.
Untuk itu, tambah Ning Ita, para orang tua mempunyai tugas untuk mengawasi anak-anak dari pergaulan yang memungkinan indikasi kearah penyimpangan, terutama di tahun politik ini. “Marilah kita bersama-sama melalui sinergi ini kita dukung upaya untuk pembinaan dan pengawasan terhadap perilaku remaja di lingkungan kita", tambahnya.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menandaskan, bahwa banyak remaja dengan pola pikir yang belum sempurna adalah target yang mudah di pecah-belah dan diarahkan menjadi kader penyebar hoaks yang justru akan memecah belah persatuan dan kesatuan.
Rapat Koordinasi Penanganan Konflik Sosial akan diikuti oleh kurang lebih 900 orang yang terdiri dari RT dan RW se Kota Mojokerto, Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Rakor di hari pertama (Senin, 28/01/2019), diikuti oleh RT dan RW se Kecamatan Magersari, Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat dengan nara sumber Prof. Suko Widodo dari Unair dan Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Kota Mojokerto.
Hari kedua (Selasa, 29/01/2019), Rakor Penanganan Konflik Sosial tersebut diikuti oleh peserta dari Kecamatan Kranggan dengan nara sumber Danrem dan Kapolres Kota Mojokerto. Sedangkan hari terakhir (ketiga), Rakor akan diikuti oleh peserta dari Kecamatan Prajurit Kulon dengan nara sumber Dandim dan Kepala Bakesbangpol Kota Mojokerto. *(na/kha/Humas/HB)*