Jumat, 14 Februari 2020

Hari Valentine, Ning Ita Bersama BNN Dan Pol PP Sidak Rumah Kos

Baca Juga

Salah-satu suasana saat Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Kepala BNNK Mojokerto Suharsi dan Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono melakukan Sidak di salah-satu Rumah Kos yang ada di wilayah Kota Mojokerto, Jum'at (14/02/2020) sore.


Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Peringatan Hari Valentine tahun ini yang jatuh pada 14 Februari, diharapkan tidak dirayakan oleh warga Kota Mojokerto. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari usai  Sidak (inspeksi mendadak) di sejumlah rumah kos di wilayah Kota Mojokerto, Jum'at (14/02/2020) sore. 

Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari melakukan penyisiran di sejumlah rumah kos bersama jajaran Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Mojokerto dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mojokerto. Penyisiran ini, tidak lain untuk mencegah terjadinya perbuatan asusila atau diluar norma bagi kalangan remaja dan dewasa saat perayaan Valentine Day atau Hari Kasih-sayang.

"Budaya Valentine itu bukan budaya bangsa kita. Ini sudah salah-kaprah, salah mengartikan. Khusunya anak-anak remaja, bahkan dewasa pun memperingati Hari Valentine dengan hal-hal diluar norma. Maka dari itu, kami menggelar razia ini, barang kali menemukan anak-anak yang melakukan kegiatan diluar kaidah", tegasnya.

Salah-satu suasana saat Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Kepala BNNK Mojokerto Suharsi dan Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono melakukan Sidak di salah-satu Rumah Kos yang ada di wilayah Kota Mojokerto, Jum'at (14/02/2020) sore.


Sebelumnya, melalui surat edaran Ning Ita menghimbau kepada seluruh sekolah-sekolah agar anak-anak didik tidak merayakan Hari Valentine. Sehingga, kegiatan - kegiatan yang mengarah pada hal-hal negatif bisa dicegah sejak dini.

"Kami sudah berikan imbauan kepada pihak sekolah untuk diteruskan kepada orangtua, agar anak-anak tidak merayakan Valentine Day yang dapat merugikan diri sendiri", tandasnya. 

Kendati tidak ditemukan anak - anak yang melakukan kegiatan diluar norma, namun Ning Ita mendapati anak dibawah umur yang putus sekolah dan harus bekerja sebagai pemandu lagu (PL).

"Ini sangat miris. Bagaimana seorang anak yang seharusnya mengenyam pendidikan SMP, tapi harus bekerja seperti ini. Nanti saya mau bertemu dengan orangtuanya", tandasnya. *(Ry/HB)*