Sabtu, 22 Februari 2020

Presiden RI Joko Widodo Apresiasi Penerapan Teknologi Serat Kayu Menjadi Kain

Baca Juga

Salah-satu suasana peresmian pabrik PT. Asia Pacific Rayon, di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Jum'at 21 Pebruari 2020.

Kab. PELALAWAN – (harianbuana.com).
Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo turut melakukan prosesi pelepasan Viscose Rayon usai peresmian pabrik PT. Asia Pacific Rayon, di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Jum'at 21 Pebruari 2020. Turut mendampingi Presiden dalam acara ini Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan KSP Mooeldoko.

Dalam sambutannya, Presiden RI Joko Widodo sangat mengapresiasi penggunaan teknologi yang dapat mengubah serat kayu rayon (viscose) menjadi kain yang diterapkan oleh pabrik PT. Asia Pacific Rayon yang berlokasi di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau ini.

”Ini sebuah teknologi yang juga perlu diberikan apresiasi. Jangan berpikir yang namanya teknologi itu hanya ada di Eropa, teknologi hanya ada di Jerman, teknologi hanya ada di Skandinavia. Di Indonesia pun ada dan itu di Kabupaten Pelalawan, bukan di Jakarta, bukan di Jawa, tapi di Pelalawan, Riau. Ini yang banyak tidak diangkat", tutur Presiden dalam sambutannya pada peresmian pabrik PT. Asia Pacific Rayon, Jum'at 21 Pebruari 2020.

Pada kesempatan ini, Presiden menyampaikan, bahwa saat ini banyak negara berebut investasi. Hal itu, didasari dengan semakin banyaknya peredaran uang di sebuah negara, yang berarti pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat makin baik.

Kepala Negara juga menyampaikan, bahwa pengaruh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) hanya 23% mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sisanya sebanyak 77% dipengaruhi oleh swasta.

”Oleh sebab itu, saya menyambut baik investasi yang telah dilakukan oleh Asia Pacific Rayon di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Karena kemampuan APBN dan APBD itu hanya 23%. Kecil memang kecil, itu hanya stimulus", ujar Presiden.

Presiden mengungkapkan, Indonesia saat ini sudah berada di peringkat 16 dunia jika dilihat dari nominal Gross Domestic Product (GDP). Namun, jika diukur berdasarkan GDP Purchasing Power Parity (PPP), Insonesia berada pada ranking ke-7 dunia.

”Ini banyak yang enggak ngerti sehingga kita ini sering banyak yang mengeluh, tidak bersyukur, namanya kufur nikmat itu. Sudah diberi kenikmatan oleh Allah sebegitu gedenya tapi tidak disyukuri. Marilah kita syukuri diberikan apapun oleh Yang Mahakuasa", ungkap Presiden.

Hal lain yang perlu diangkat, lanjut Presiden, Indonesia tidak kalah dengan Eropa dan Amerika dalam teknologi, karena telah menerapkan dengan mengubah serat kayu menjadi kain dan akhirnya garmen.

”Oleh sebab itu saya titip kepada pak Menteri Perindustrian, jangan sampai industri garmen kita itu kalah bersaing dengan Vietnam. Kita sudah punya bahan baku sendiri sekarang, dari sini. Karena persaingan kita ini sekarang persaingan antar negara, bukan antar kabupaten, bukan antar provinsi, bukan antar perusahaan tapi sudah antar negara", pesan Presiden.

Pada kesempatan ini, Presiden juga mengingatkan, bahwa negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. ”Bukan negara kaya mengalahkan negara yang miskin, bukan negara besar mengalahkan negara kecil, tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat", tambah Presiden seraya menyebut bahwa Indonesia harus menjadi negara yang cepat.

Di penghujung sambutan, Presiden menutupnya dengan melakukan prosesi peresmian pabrik PT. Asia Pacific Rayon. ”Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim... dengan memohon rahmat dan ridho Tuhan Yang Maha Esa pada pagi hari ini saya resmikan pabrik PT. Asia Pacific Rayon", pungkas Presiden RI Joko Widodo. *(HB)*