Senin, 20 April 2020

DPRD Kota Mojokerto Ingatkan Pemkot Waspadai Lonjakan DBD

Baca Juga

Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto saat menerima ucapan selamat dari Ketua Pengadilan Mojokerto, di ruang sidang kantor DPRD Kota Mojokerto jalan Gajah Mada No. 145 Kota Mojokerto, usai Pengucapan Sumpah / Janji Pimpinan DPRD Kota Mojokerto masa jabatan 2019–2024, Rabu (18/09/2019) pagi.



Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dalam menangani pencegahan penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease – 2019 (Covid–19), mendapat apresiasi dari kalangan DPRD setempat.

Namun, Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto juga mengingatkan, sebaiknya Pemkot juga mewaspadai lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di musim pancaroba.

“Saya memahami, eksekutif saat ini memang dihadapkan pada persoalan kesehatan yang rumit dan berat terkait dengan wabah Covid-19. Namun, di pergantian musim ini jumlah kasus DBD juga jangan diabaikan", ujar Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto, Senin (20/04/2020) siang.

Sunarto menegaskan, peristiwa kematian diberbagai daerah yang diakibatkan DBD menunjukkan angka yang cukup signifikan. Terkait itu, ia meminta Pemkot tidak terlena dalam menangani Covid-19.


“Di berbagai daerah di Indonesia, angka kematian begitu banyak dan kami minta eksekutif untuk tidak terlena dengan penyakit yang disebabkan olehnyamuk itu. Karena ini bahaya juga, kalau terlalu fokus ke Covid-19 maka nantinya yang lain jadi terlena”, tegas Sunarto.

Mengutip data pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tercatat jumlah kasus DBD hingga Selasa 14 April 2020, mencapai 41.883 kasus. Angka ini lebih tinggi dari total kasus tahun lalu sebanyak 40.425 kasus.

"Dari data pada Kemenkes tersebut, kewaspadaan itu penting, karena melihat jumlah orang meninggal akibat DBD juga meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2019", jelas Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto.

Ditandaskannya, berdasarkan data pada  Kemenkes pula, jumlah korban meninggal hingga 14 April 2020 mencapai 266 orang atau hampir mendekati jumlah korban meninggal sepanjang 2019 yang sebanyak 354 orang.

“Jadi, penyakit ini juga perlu diwaspadai. Kita tidak ingin, warga Kota Mojokerto menjadi korban. Fokus boleh, tapi jangan sampai terlena. Ini penting untuk menjadi perhatian serius dari pemerintah, disamping penanganan  dan pencegahan virus corona atau Covid-19", tandas Sunarto. *(DI/HB)*