Minggu, 12 April 2020

Dua Daerah Masih Berstatus Zona Hijau, Khofifah Minta Bupati Sumenep Dan Sampang Berbagi Resep

Baca Juga

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono melakukan video conference dengan Bupati Sumenep Busyo Karim dan Bupati Sampang Slamet Junaidi, Sabtu 11 April 2020, di Gedung Negara Grahadi – Surabaya.


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Di tengah persebaran virus corona atau Corona Virus Disease- 2019 (Covid-19), di Provinsi Jawa Timur (Jatim) hanya tersisa 2 (dua) daerah yang masih berstatus "Zona Hijau" dengan 0 (nol) kasus PDP maupun 0 (nol) kasus positif Covid-19. Dua daerah tersebut, yakni Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Sampang.

Terkait itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono melakukan video conference dengan Bupati Sumenep Busyo Karim dan Bupati Sampang Slamet Junaidi.

Yang mana, dalam video conference tersebut dengan Bupati Sumenep Busyo Karim dan Bupati Sampang Slamet Junaidi diminta berbagi resep tentang bagaimana kondisi dua daerah tersebut bisa bertahan di Zona Hijau tanpa satupun PDP maupun positif Covid-19.

"Pak Bupati Sampang dan Bupati Sumenep silahkan menceritakan rahasianya, bagaimana menjaga Sampang maupun Sumenep hingga saat ini menjadi dua daerah se Jatim yang masih berstatus Zona Hijau", sapa Gubernur Khofifah mengawali video conference, Sabtu (11/04/2020).

Tak menunggu lama, dua kepala daerah tersebut secara bergantian menceritakan kondisi daerahnya di tengah pandemi wabah Covid-19 yang disebabkan virus corona.

"Kami aktif turun ke lapangan untuk memantau warga kami. Sore ini kami juga masih di lapangan, mobil kita sedang mogok tengah hutan. Karena kami dengar ada hajatan pernikahan, kami meminta supaya itu diundur saja setelah Covid-19 ini berlalu", kata Bupati Sampang Slamet Junaidi lewat video conference.

Meski masih berstatus Zona Hijau, Slamet menyebut, di Kabupaten Sampang, warga yang berstatus ODP (orang dalam pantauan) ada 281 orang. Sedangkan yang berstatus ODR (orang dalam resiko) 10.000 orang. Para ODP maupun ODR di Kabupayen Sampang ini dalam pengawasan ketat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang.

Terkait itu, Senin (13/04/2020) depan, ia akan mengumpulkan para Kepala Puskesmas, Postu dan polindes dengan maksud agar Pemkab Sampang mendapat data riil terkait perkembangan Covid-19 di daerahnya. Yang nantinya, baik ODR maupun ODP itu akan diminta untuk melakukan isolasi diri.

"Insya ALLAH..., besok Senin (13/04/2020), kita panggil seluruhnya, Kepala Puskesmas, Postu dan Polindes, kami akan melakukan pendataan. Sekarang ini sudah ada 10 ribu lebih warga kami yang sampai di desa-desa kita lakukan isolasi", ungkap Slamet Junaidi.

Lebih lanjut, Slamet Junaedi memaparkan, ODR di Kabupaten Sampang adalah pekerja migran yang mudik dari Malaysia, dari Spanyol serta AS. Oleh Pemkab Sampang mereka diberi prioritas untuk dilakukan monitoring.

"Adapun ODP kita di Sampang, kita selalu melakukan monitoring. Siang malam kita gerak bersama Gugus Tugas kita sampai desa", paparnya.

Gugus Tugas yang sudah menjangkau hingga ke tingkat pedesaan tersebut diminta menyediakan masker. Warga diminta memakai masker dengan memberdayakan UKM. Warga membuat masker mandiri dari kain dan dilapisi tisu dan akan dibeli pemerintah dengan anggaran Dana Desa. Sehingga dari masker ini juga bisa jalan perekonomian di tengah pandemi wabah Covid-19.

"Saya juga ingin masyarakat Sampang tidak sampai belanja di luar Sampang, jadi belanja kebutuhan ya cukup di Sampang saja", tambahnya.

Sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kabupaten Sampang saat ini masih 0 (nol). Sejatinya ada warganya yang masuk kriteria PDP setelah mengikuti pelatihan Calon Petugas Haji di Surabaya. Akan tetapi setelah mengikuti pelatihan, warga itu pergi ke Malang dan kemudian pulang ke Pamekasan.

Hal senada juga disampaikan Bupati Sumenep Busyo Karim. Ia memaparkan, pihaknya bisa mempertahankan Sumenep sebagai daerah berstatus "Zona Hijau" karena daerahnya memang melaksanakan aturan dengan ketat. Dan jaminan keselamatan pada siapapun yang datang ke Sumenep juga dilaksanakan.

"Semua yang datang discreening dilihat kesehatannya. Di antaranya yang mudik. Selanjutnya ada kesadaran masyarakat karena juga dari tokoh masyarakat juga ikut melakukan imbauan. Seperti ada pesta pernikahan itu sebaiknya ditunda dulu", papar Busyo Karim.

Selain itu, di kawasan pedesaan di Kabupaten Sumenep juga diterapkan Desa Siaga Covid-19. Masker dan semacamnya juga DIproduksi sendiri oleh warga sebagai sarana pencegahan penyebaran virus Corona.

"Bilik-bilik sterilisasi juga didirikan di berbagai wilayah di Sumenep. Bahkan di Kangean juga sudah disiapkan", tambahnya.

Dijelaskannya, sejauh ini di Kabupaten Sumenep tercatat ada 123 ODP. Dari jumlah itu, ada 82 orang yang diisolasi secara mandiri atau karantina mandiri. "Sudah ada 82 orang yang diisolasi. Biasanya ada yang menolak saat awal akan dikarantina. Tapi setelah dibujuk dan diberi pengertian akhirnya mau. Intinya peran tokoh desa", jelasnya.

Mendengar penjelasan dua bupati tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali memberikan semangat dan juga motiviasi kepada pemerintah daerah (Pemda) dan dua kepala daerah tersebut agar terus berjuang tak kenal lelah mencegah penyebaran virus corona.

"Terus semangat menjaga daerah kita agar tidak terjadi penyebaran virus. Dan tak henti-hentinya, mari kita terus sosialisasikan ke masyarakat untuk stay at home untuk memproteksi diri sendiri maupun orang lain", ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Gubernur Khofifah menandaskan, pihaknya sangat mengapresiasi kinerja dua kepala daerah tersebut dalam melaksanan SOP pencegahan dan penanganan Covid-19.

"Mengapa kita hari ini ingin mengkonfirmasi Bupati Sampang dan Sumenep, karena dua daerah itu yang Alhamdulillah sampai hari ini yang terkonfirmasi tidak ada PDP maupun kasus positif", tandas Khofifah. *(DI/HB)*