Selasa, 26 April 2022

Tembus Pasar Amerika Dan Eropa, Gubernur Khofifah Kenalkan Produk Fashion Wastra Karya Millenial Ngawi

Baca Juga


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meluangkan waktu khusus mengulik produk-produk fashion wastra Oerip Indonesia di sela kunjungan kerja di Kabupaten Ngawi guna mendorong petani padi melakukan percepatan masa tanam, Selasa (26/04/2022).


Kota SURABAYA – (harianbuana.com).
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus mendukung tumbuh dan berkembangnya industri kreatif dan pelestarian budaya Indonesia. Termasuk di dalamnya perkembangan industri fashion berbahan dasar kain tradisional alias wastra. 

Di Jawa Timur sendiri, Gubernur Khofifah mengenalkan salah-satu industri kreatif di bidang fashion wastra yang karyanya sudah menjangkau pasar dunia dan saat ini outlenya sudah ada di berbagai negara di Amerika maupun Eropa. 

Industri kreatif di bidang fashion wastra tersebut adalah Oerip Indonesia besutan seorang millenial Ngawi bernama Dian Erra Kumalasari. Di sela kunjungan kerja Gubernur Khofifah di Kabupaten Ngawi guna mendorong petani padi melakukan percepatan masa tanam, Gubernur Khofifah meluangkan waktu khusus untuk mengulik produk-produk fashion wastra Oerip Indonesia. 

"Jawa Timur patut berbangga bahwa di Ngawi ada penghasil karya fashion wastra yang dibuat dari kain-kain tradisional khas nusantara. Terlebih disajikan dengan desain dan jahitan yang apik dan menawan hingga diminati pasar global kelas dunia", kata Gubernur Khofifah, Selasa (26/04/2022).

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menjelaskan, bahwa Oerip Indonesia ini dikembangkan sejak tahun 2008. Di tahun 2015, karya-karya wastra Oerip Indonesia mulai dikenal di kancah internasional. Produk ini sempat tampil di pameran fashion di Florida yang diadakan oleh Voice of Indonesia. 

Sejak itu, Oerip Indonesia kerap terlibat dalam event-event penting di kota-kota di Indonesia maupun mancanegara. Seperti di Paris, Milan Fashion Week, Umbrella Fashion di Thailand dan banyak lagi.

Dalam setiap karya-karyanya, wastra mengangkat bermacam-macam motif. Mulai tenun Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Sumbawa, Sumba Timur, NTT dan wastra dari berbagai suku asli Indonesia yang lain.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meluangkan waktu khusus mengulik produk-produk fashion wastra Oerip Indonesia di sela kunjungan kerja di Kabupaten Ngawi guna mendorong petani padi melakukan percepatan masa tanam, Selasa (26/04/2022).


Istimewanya, Oerip Indonesia menggandeng para penenun lokal dalam mengembangkan usaha ini. Sehingga, efek domino yang dihasilkan cukup terasa. Selain manfaat ekonomi, tentunya juga manfaat pelestarian penenun di Jawa Timur dan Indonesia. 

Diketahui, saat ini bahkan Oerip Indonesia sudah  miliki cabang outlet salah-satunya  di Rotterdam Belanda yang penjualannya menjangkau seluruh Eropa.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Khofifah adalah sesuatu yang sangat membanggakan dan sangat patut untuk mendapat apresiasi. 

Tak hanya mengulik produk-produk Oerip Indonesia saja. Namun, di kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga membeli 2 (dua) buah baju yang ia minati untuk dibawa pulang.

Menurut Gubernur Khofifah, produk wastra Oerip Indonesia ini memiliki daya tarik tersendiri. Karena, dari segi mode juga didesain dengan model kekinian sesuai perkembangan trend dunia fashion saat ini.

"Modelnya sudah seperti baju-baju untuk fashion di catwalk. Sangat menarik dan kualitasnya terjaga", ujar gubernur perempuan pertama di Provinsi Jawa Timur tersebut.

Lebih lanjut, orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatim ini menegaskan, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat mendukung perkembangan produk-produk lokal untuk bisa dipasarkan ke market global.

Banyak upaya yang telah ditempuh Pemprov Jatim dalam mendukung perkembangan produk-produk lokal, salah-satunya dengan adanya program rumah kurasi yang dikembangkan bersama Bank Indonesia.

Rumah Kurasi ini memberikan ruang bagi pelaku-pelaku UMKM termasuk yang bergerak di bidang fashion untuk dikurasi produknya hingga memenuhi standar pasar internasional. Baik kualitasnya maupun kuantitas produksinya hingga daya saingnya. 

Selain itu, Pemprov Jatim bersama Lembaga Pembeayaan Eksport Indonesia (LPEI) juga berupaya mengembangkan Desa Devisa yang tujuannya juga serupa, yaitu untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor.

Yang mana, dalam program tersebut juga disediakan mentor-mentor ahli yang akan mendampingi pelaku usaha untuk bisa meningkat daya saingnya hingga produknya laku di pasar ekspor. 

"Komitmen untuk mendukung industri kreatif terus kita lakukan. Misalnya, lewat Rumah Kurasi, per Ferbruari 2022 lalu, telah ada 318 produk UMKM yang berhasil dikurasi oleh Rumah Kurasi. Sebanyak 17 UKM diantaranya telah dikurasi dengan sasaran tembus ke pasar ekspor", jelas Gubernur Khofifah.

"Pun dengan Desa Devisa, tahun ini kita targerkan ada 15 Desa Devisa yang ada di Jatim. Itu ada ikhtiar kita dalam mendukung agar bisa tercapai perluasan market dan peningkatan daya saing dari produk-produk UKM dan IKM kita", tandasnya.

Dukungan akan terus diberikan oleh Pemprov Jatim dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga strategis demi memajukan industri kreatif mulai dari UMKM, UKM hingga IKM. Sebab, dewasa ini kontribusi sektor UMKM di Jawa Timur sangat besar, yaitu mencapai 57,81 % (persen) dalam PDRB Jawa Timur.

Sementara itu, owner Oerip Indonesia, Dian Erra Kumalasari sempat mengatakan, bahwa karyanya lahir dari hobinya yang suka fotografi dan keliling Indonesia yang kemudian membuatnya tergugah untuk mengenalkan kekayaan nusantara lewat fashion wastra. 

Dian menyebutkan, bahwa ada 3 (tiga) hal yang membuat wastra harus diketahui oleh warga Indonesia dan layak menjadikan wastra sebagai kain yang istimewa. Pertama, motifnya banyak menceritakan kain setempat. Yang mana, setiap daerah di Nusantara mempunyai cerita sendiri di setiap helai kain wastra.

Kedua, pewarnaannya. Indonesia negara dengan seribu pulau sehingga kaya akan warna alam. Faktor geografis memperngaruhi warna alam kain tersebut. Contohnya, warna biru di Kalimantan memiliki makna yang berbeda dengan warna biru di Sulawesi dan tentu saja hal ini tidak ada di negara lain.

Ketiga, proses pembuatannya. Dalam menenun memerlukan ekstra kesabaran dan ketelitian. Kebanyakan penenun, menenun cerita kehidupannya sendiri. Mereka menenun sambil berdo'a sehingga ada do'a di setiap helai kain tenun yang mereka buat.

"Kita sudah punya cabang di Rotterdam Belanda dan di Florida AS. Dan, terbaru di UK. Kita sudah diundang di 30 lebih negara untuk mengenalkan kain wastra karya mama-mama penenun yang diolah jadi baju karya Oerip Indonesia", kata Dian. *(DI/HB)*