Selasa, 01 Desember 2015

Kota Mojokerto Nihil Adipura, Massa PMII Turun Jalan

Baca Juga

Aksi turun jalan yang digelar aktifis PMII Mojokerto di tugu Adipura Kota Mojokerto





Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).

Belasan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto menggelar aksi unjuk rasa di tugu Piala Adipura Kota Mojokerto, Senin (30/11/2015). Selain berorasi, dalam unjuk aksi tersebut, belasan aktifis juga melakukan aksi membersihkan tugu Piala Adipura. Aksi yang dilakukan di tugu Adipura ini, sengaja dipilih sebagai sindiran kepada Kota Mojokerto yang dua tahun berturut-turut ini telah gagal untuk mendapatkan Piala Adipura. Padahal ditahun 2013 yang lalu, Kota yang hanya terdiri dari 2 Kecamatan ini meraih piala lambang kebersihan Kota.

Puas melakukan aksi di Tugu Piala Adipura, belasan aktifis ini melakukan long-mach menuju kantor Pemkot Mojokerto. Di depan kantor Pemkot Mojokerto, para pengunjuk rasa juga orasi secara bergantian. "Kami dari PMII, sebagai kontrol sosial, kami memprotes kebijakan Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus yang hanya sering mengumbar wacana saja. Misalnya, Kampung Inggris, pasar maupun Angkutan Malam Hari (Amari) yang belum teralisasi", lontar Koordinator Aksi, Fuad Amanulloh, dalam orasinya.

Menurut Fuad, pihaknya menilai, bahwa selama dua tahun masa kepemimpinan Mas'ud Yunus, banyak program yang hanya sebatas wacana saja. Bahkan, masyarakat belum merasakan pembangunan dan juga pelayanan yang memuaskan. Seperti pembangunan Gedung Masyarakat Service City (GMSC). "GMSC sebagai pusat pelayanan masyarakat Kota Mojokerto sampai sekarang masih menjadi anggan-anggan. Padahal, program tersebut menggunakan dana dari APBD Kota Mojokerto. Namun, kenyataannya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, Piala Adipura yang merupakan tolok ukur dari kebersihan Kota, tidak bisa diraih Kota Mojokerto. Ini jelas menurun", sergahnya.

Ia menegaskan, bahwa PMII akan selalu mengawal kinerja Pemkot Mojokerto, agar pemerintahan yang dipimpin Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus bisa segera mempercepat pembangunan dan juga memperbaiki pelayanan yang selalu diwacanakan, sampai apa yang telah menjadi program bisa teralisasi dan masyarakat bisa merasakan serapan APBD yang digelontorkan masa pemerintahan dibawah kendali Walikota Mas'ud Yunus.

Tak beberapa lama, Asisten I Sekdakot Mojokerto, Sumarijono menemui para pengunjuk rasa diruang lobi Pemkot Mojokerto. Assisten 1 Sekdakot Mojokerto menjelaskan, diantaranya bahwa program yang telah dicetuskan oleh Pemkot telah dilaksanakan. “Semua program yang telah dicetuskan oleh Pemkot Mojokerto sudah dilaksanakan dan sudah dilakukan evaluasi. Semua program tidak luput dari evaluasi dan semua ada aturannya. Misalnya, yang anda pertanyakan tentang Amari, ini sudah dilaksanakan”, jelas Sumarijono.

Lanjutnya, “Setelah dievaluasi program Amari ini ternyata kurang efektif, maka tahun depan kita ubah menjadi angkutan pelajar. Dan, ini sudah disosialisasi akan dirubah menjadi angkutan pagi hari untuk pelajar atau anak sekolah yang tidak atau belum memiliki SIM", tegasnya.

“Untuk Kampung Inggris, kalau dikatakan tidak maksimal iitu dilihat dari sudut pandang mana…? Kalau minat peserta kurang dan pengajarnya minim, apa bisa mencapai maksimal. Jadi, keduanya harus seimbang. Begini, jika anda-anda ini mahir bahasa Inggris, silahkan melamar untuk jadi pengajar di Kampung Inggris. Insya’ ALLAH… akan saya fasilitasi”, tandas Assisten 1 Sekdakot Mojokerto.

Usai mendapat penjelasan panjang-lebar dari Asisten I dengan didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Mashudi, para pengunjuk rasa bisa memaham yang kemudian membubarkan diri dengan tertib.  *(DI/Red)*