Senin, 25 Januari 2016

Empat Warga Kel. Gunung Gedangan Eks Pengikut Gafatar Dirumahkan

Baca Juga


LIPUTAN KHUSUS :  "Organisasi Terlarang Gafatar".

Sunardi sekeluarga saat di transito Pemkot Mojokerto

Anang Fahrurroji bersama unsur Forkopimda, usai acara penyerahan Sunardi sekeluarga pada Lurah Gunung Gedangan.


Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Empat orang dalam satu keluarga warga  Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto eks pengikut Gafatar yang terusir dari maskasnya di Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat, setelah dijemput oleh tim Bakesbangpol setempat pada Minggu (24/1/2016) malam, telah dirumahkan kembali pemukiman asalnya.

Empat orang dalam satu keluarga tersebut, tak lain adalah Sunardi (42) sebagai ayah,  terdiri atas 4 jiwa, yakni Sunardi {(42), ayah}, Arisnayanti {(38), istri} serta dua anaknya masing-masing Alvin Dava Anardi (11) dan Syafalia Candia Anardi (7).

Anang Fahrurroji, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) yang dalam ini juga bertindak sebagai koordinator penjemputan menjelaskan, keluarga Sunardi dikembalikan ke kampung halamannya setelah ada kepastian dari warga dan Lingkungan bisa menerimanya. Sunardi sekeluarga sendiri, mulai meninggalkan kampung halamannya untuk menuju ke Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat sejak 27 Oktober 2015 yang lalu.

Penyerahan keluarga eks pengikut Gafatar dari Bakesbangpol Kota Mojokerto kepada Kepala Kelurahan Gunung Gedangan Saifuddin Zuhri ini, dilakukan secara resmi di transito Pemkot Mojokerto, Senin (25/1/2016) tadi dengan disaksikan oleh Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus, Kapolresta Mojokerto serta segenap jajaran unsur Forklmpimda lainnya. "Lurah bertugas memberi pendampingan dan penguatan serta pemberdayaan untuk kelangsungan hidup mandiri", ujar Anang, usai menanda-tangani berita acara penyerahan keluarga Sunardi tersebut.

Keterangan Anang, keluarga Sunardi sekarang tidak memiliki tempat tinggal lagi, lantaran rumahnya dikontrakkan selama dua tahun. Semula, Sunardi sekeluarga ditawari tinggal di pondok Liposos yang ada di Lingkungan Balongrawe Baru Kelurahan Kedundung. Namun, dia menolaknya. Mereka memilih untuk tinggal di rumah kakaknya Much. Dikri Effendi yang juga tinggal di Lingkungan Kedungsari."Soal kebutuhan hidup dan sekolah kedua anaknya, Pemkot akan memberi bantuan dari pos bantuan dari Dinas Sosial dan Baznaz setempat, disamping nantinya akan ada bantuan dari Dinas Sosial Provinsi Jatim", Terang Anang Fahrurroji, Kepala Bakesbangpol Kota Mokokerto.

Yang patut disyukuri, lanjut Anang, warga lingkungan sekitar bisa menerima kembali keluarga eks pengkut Gafatar. "Karena, sebenarnya keluarga ini hanya ikut-ikutan saja. Bahkan, bisa dibilang sebagai korban saja", lanjutnya.

Yang lebih penting lagi, tambah Anang, healing pasca pemulangan ini. "Dinas Sosial maupun MUI telah memberikan konseling dan siraman rohani untuk keluarga ini", tambah Anang Fahrurroji, seraya meyakinkan.

Sementara itu Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus menuturkan, agar Sunardi beserta keluarganya agar senantiasa bersosialisasi dengan warga dilingkungannya. Dan, Walikota pun menekankan, agar anak-anak mereka harus segera kembali ke sekolah. "Saya harap agar senantiasa berbaur dan bersosialisasi dengan warga. Dan, saya minta, bagaimana caranya agar anak-anak jangan sampai putus sekolahnya", tutur Walikota Mas'ud Yunus, seraya menekan.

Seperti beredarnya kabar, Sunardi dan keluarganya pamit pada kakaknya (Much. Dikri Effendi) ke Kalimantan untuk mengubah nasib. Sebagai bekal ditempat yang menjadi tujuannya di Kabupaten Mempawah Prov. Kalimantan Barat yang tak lain adalah markas besar dari kelompok Gafatar itu sendiri, pekerja serabutan yang juga berprofesi sebagai sopir sepur kelinci ini menjual harta benda serta mengontrakkan satu-satunya rumah miliknya.  *(DI/Red)*