Minggu, 21 Februari 2016

Marak Pelajar Gay dan Lesbi, BKBPP dan MUI Blusukan Sosialisasi

Baca Juga

Moch. Ali Imron dan Gus Wahib Wahab (peci putih) saat blusukan kewarung-warung untuk sosialisasi haramnya LGBT.


Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
   Fenomena pemunculan kaum LGBT (Lesbi, Gay, Bisek, Transgender), akhir-akhir ini telah mewarnai kalangan pelajar dan generasi muda di Kota Mojokerto. Bahkan, saat ini penyuka sesama jenis itu bisa dikatakan "lagi ngetren-ngetrennya" di kalangan pelajar. Hal itu, seperti yang dingkapkan oleh salah-satu pelajar berisial BR pada Harian BUANA.
   Menurutnya, aktivitas mereka pun mulai berani ditampakkan di tempat-tempat publik. Seperti di Alun-Alun Kota Mojokerto dan Taman Benteng Pancasila. ”Mereka kini sudah tidak sungkan lagi mengungkapkan jati dirinya di publik,” ungkap BR pada awak media, Minggu (21/02/2016) siang.
   Menurut BR pula, aktivitas kencan yang dilakukan para gay ini berlangsung setiap malam. Yang memprihatinkan, juga disebutkan oleh BR, bahwa para gay dimaksud kebanyakan berstatus pelajar. Mereka, kerapkali bertemu di Tirto Asri sumber air panas yang terletak di Kelurahan Kedungsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
   Para gay pelajar tersebut, tak hanya datang dengan pasangan masing-masing. Melainkan, banyak diantara dari mereka yang sengaja mencari pasangan di lokasi itu. ”Ketemuan, cocok dan langsung tembak. Tapi kalau hari Sabtu, jumlahnya tidak terhitung dan memang aman-aman saja", jelas BR.
   Lebih jauh BR memaparkan, sekarang ini Kota Mojokerto menjadi sentral pertemuan para gay dari beberapa wilayah tetangga. Baik dari Sidoarjo, Gresik, Jombang, Kabupaten Mojokerto maupun dari Kota Mojokerto sendiri. Karena, dianggapnya di Kota ini cukup mudah untuk mencari pasangan gay. Terlebih, diwilayah ini banyak kaum gay dari kalangan pelajar, sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi kaum gay berumur.
   Sejatinya, fenomena pemunculan pasangan gay dari kalagan pelajar di Kota Mojokerto mulai tampak kepermukaan sejak tahun 2012 silam. Seiring berjalannya waktu, jumlah pasangan gay yang rata-rata duduk di bangku SMA tersebut terus bertambah. Hanya saja, pemunculannya masih terkesan malu-malu pun sembunyi-sembunyi.
   Namun, sejak pertengahan tahun 2015 lalu, mereka sudah mulai berani melakukan hubungan seks ditempat-tempat terbuka. ”Dulu, dibekas pemandian Tirta Suam. Sekarang, pindah di Tirta Asri atau yang dikalangan gay sering disebut bor-boran", papar BR.
   Belakangan, fenomena ini batu ditangkap oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kota Mojokerto. Terkait hal ini, Kepala BKBPP Kota Mojokerto, Moch. Ali Imron membenarkan, bahwa LGBT mulai menjamah generasi muda kota ini. "Generasi ini tumbuh di kalangan pelajar. Mereka sudah terang-terangan menyatakan dirinya", kata Kepala BKBPP Kota Mojokerto, Moch. Ali Imron.
   Menangkap fenomena pemunculan LGBT tersebut, dengan menggandeng pihak pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), BKBPP Kota Mojokerto gencar menyosialisasikan pengaruh tren negatif ini kepada masyarakat.
   "Kami bersama Gus Wahib Wahab (red. Pengurus MUI Kota Mojokerto) turun ke bawah. Kewarung-warung dan komunitas-komunitas pemuda. Tujuannya, mengharap kepada orang tua agar mengawasi putra-putrinya, sehingga tidak terperangkap dalam trend LGBT", terang Moch. Ali Imron.
   Tidak sampai disini saja, Kepala BKBPP Kota Mojokerto pun akan melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah menengah (SMP dan SMA/SMK) yang ada di Kota Mojokerto. "Kedepan, kita mencanangkan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar pelajar mawas diri dan tidak turut dalam kelompok ini", pungkas Kepala BKBPP Kota Mojokerto, Moch. Ali Imron yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Kota Mojokerto ini.  *(DI/Red)*