Senin, 16 Mei 2016

Ganggu Lalu Lintas, Puluhan Warga GPI Demo RS Emma

Baca Juga


Aksi puluhan warga GPI Kel. Wates Kec. Magersari saat berdemo di RS Emma Kota Mojokerto, Minggu (15/05.2016).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
   Puluhan warga Griya Permata Ijen (GPI) Kelurahan Wates Kecamatan Magersari yang tengah melakukan kerja bhakti, Minggu (15/5/2016), tiba-tiba saja melakukan aksi menutup jalan pembatas menuju RS Emma. Pemicunya, posisi parkir mobil pasien rumah sakit (RS) Emma sisi barat yang berada pintu masuk perumahan GPI, jalan Raya Ijen Kel. Wates Kec. Magersari Kota Mojokerto, mengganggu akses jalan warga GPI.
   Banyaknya warga yang bergerombol di pintu masuk GPI, mengundang pemilik RS Emma, Marlyen keluar untuk mempertanyakan kepentingan warga. Ia meminta ketua RW GPI, Slamet Basuki, agar tidak menutup jalan. Permintaan itu berujung pada adu argumen antara perwakilan warga dengan Marlyen. Beruntung, aparat kepolisian yang turun bisa meredam debat antara perwakilan warga dengan Marlyen tersebut sehingga tidak sampai anarkis.
   Tiba-tiba saja, situasi yang awalnya kondusif berubah menjadi ricuh ketika ada beberapa warga yang terprovokasi dengan teriakan,’’Tutup jalan Emma, tutup jalan Emma....!!”. Mendengar teriakan tersebut, beberapa warga secara spontan mengambil batu kali yang ada di sekitar area itu, kemudian menatannya menjadi pembatas jalan. Yang mana, pembatas yang dibuat spontanitas oleh warga inilah yang menutup jalan ke RS Emma.
   Magdalena, Dirut RS Emma yang ikut turun akhirnya menyatakanakan memenuhi tuntutan warga agar membenahi sarana area parkir pengunjung RS yang selama ini mengganggu akses warga.  Selain itu, Magdalena pun menyatakan kesanggupannya memperbaiki gorong-gorong atau saluran air milik warga GPI yang rusak akibat pembangunan poli RS tersebut. “Kita akan penuhi tuntutan warga. Dan dalam waktu dekat ini kami akan membenahi akses jalan dan parkir yang mengganggu warga", tegasnya.
   Perdebatan masih bisa dikendalikan, karena pihak RS Emma berjanji akan memenuhi tuntutan warga yang meminta agar keberadaan Emma tidak mengganggu lalu lintas warga. Dalam dialog itu pihak RS Emma juga berjanji membuatkan gorong-gorong atau saluran air warga yang rusak akibat pembangunan rumah sakit tersebut.
   Kholil Askohar, salah-satu perwakilan warga GPI mengungkapkan, bahwa aksi penutupan batas jalan itu sebenarnya diluar rencana. "Semula warga GPI hanya menggelar kerja bhakti untuk membersihkan jalan masuk ke GPI agar terlihat bersih dan indah. Kerja-bhakti tersebut dilakukan karena warga merasa risih melihat lahan disebelah barat RS Emma milik Yayasan Taman Siswa yang terlihat kumuh dan seolah menjadi tempat pembuangan sampah", ungkap Kholil.
   Sementara itu, salah satu warga GPI lainnya, Rohmat meyayangkan pembangunan poli pengobatan baru milik Emma yang ada disisi barat. Akibat adanya pasien yang keluar masuk dipoli baru ini, lalu lintas warga GPI seringkali terganggu. ‘’Saya seringkali terlibat adu mulut dengan pemilik mobil pasien yang parkir seenak sendiri dipintu gerbang masuk GPI", Tukasnya.  *(Yd/DI/Red)*