Baca Juga
Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (depan tengah), Kamis (14/07/2016), dipendopo Graha Majatama Pemkab Mojokerto.
Kab. MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Bersama-sama Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, putra bungsu Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, Kaesang Pangarep termasuk salah-satu diantara rombongan peserta kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau Community Outreach Program (COP) 9 Negara. Yang mana, COP 9 Negara itu sendiri dijadwalkan mulai tanggal 14 Juli hingga 3 Agustus 2016 di 2 Kecamatan diwilayah Kabupaten Mojokerto.
Kedatangan rombongan KKN atau COP 9 Negara ini disambut secara langsung oleh Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) dengan didampaingi Wabup Pubgkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Boro Windu Danandito dan Komandan Kodim 0815 Letkol infantri Djohan Darmawan di Pendopo Graha Majatama, Kamis (14/07/2016) siang .
Rombongan COP dari 9 Negara yang akan mengabdikan diri dalam pemberdayaan masyarakat di 3 Desa yang berada di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto, yakni Desa Jatidukuh, Desa Gumeng dan Desa Dilem. Sedangkan di Kecamatan Jatirejo, rombongan akan mengaplikasikan misi yang sama di Desa Jembul dan Desa Rejosari.
Rektor UKP, Rolly Intan dalam sambutan menjelaskan, bahwa COP 2016 bertema "Keep Blessing The Nations" adalah merupakan bentuk pengadian diri kepada masyarakat, seperti halnya pengertian KKN pada umumnya. COP sendiri adalah program tahunan service learning yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Petra Surabaya.
Dijelaskannya pula, tentang sedikit perbedaan antara KKN dengan COP adalah adanya keterlibatan mahasiswa asing yang ikut bergabung. COP sendiri mulai dirintis sejak tahun 1996, yang pada awalnya lahir dari kerjasama antara UKP Surabaya dengan Dongseo University, Busan, Korea Selatan.
Disebutkannya, jika COP 2016 ini diikuti oleh 201 mahasiswa yang terdiri dari 15 Perguruan Tinggi di 9 Negara (Indonesia, Belanda, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Taiwan, Inggris, dan Singapura). Yang mana, komposisinya 141 mahasiswa asing (8 negara) dan 60 mahasiswa Indonesia (51 mahasiswa UKP dan 9 mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, NTT). COP 2016 nampak didominasi peserta asing asal Asia Timur, tepatnya dari Korea Selatan yang mencapai 33 mahasiswa.
"Kami merintis COP dari tahun 1996 bekerja-sama dengan Dongseo University, Korea Selatan. Tahun-tahun kemarin biasanya hanya ada100-an mahasiswa asing yang terlibat COP UKP, namun di tahun ini mencapai 141 orang. Peserta dari Korea Selatan tiap tahun berkisar hingga 30 orang, tahun ini makin meningkat. Program ini cukup dikenal sukses dan populer di sana. Ada ratusan yang apply (mengajukan diri), tapi hanya beberapa yang diterima untuk bisa berangkat ke Indonesia. Kolaborasi 9 negara sesuai dengan visi UK Petra, yakni menjadi global university. Alumni COP banyak yang telah sukses. Mereka membuat jaringan dan saling sharing pengalaman ketika disini", jelas Rolly.
Para peserta dan pendamping COP atau KKN saat foto bersama Bupati Mojokerto MKP, Wabup Pungkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Boro Windu Danandito, Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf. Djohan Darmawan, Kamis (14/07/2016), didepan Rumdin Bupati Mojokerto.
Kaesang Pangarep sendiri mewakili civitas akademiknya, yakni SIM (Singapore Institute Management) University jurusan marketing dan bergabung dengan mahasiswa dari sejumlah universitas bergengsi dunia. Diantaranya International Christian University, Hong Kong Baptist University, Hong Kong Institute of Education, Hong Kong University of Science and Technology, University of The Netherlands, Fu Jen University Taiwan, Lignan University, Chinese University of Hong Kong, Guangxi Normal University, Guangxi University of Science and Technology, dan Coventry University of London.
Kepala Humas UK Petra Surabaya, Prayonne Adi mengungkapkan, jika peserta akan berbakti kepada masyarakat, yakni dengan melakukan kegiatan fisik dan non fisik. Terkait keterlibatan Kaesang dalam COP 2016 ini, ia menyatakan bahwa tidak akan ada perlakuan berbeda kepada seluruh peserta. "Untuk persiapan (pengamanan khusus), kita tidak ada. Putra presiden akan tinggal dirumah penduduk, sama dengan peserta lain. Ini sesuai dengan tujuan COP sendiri, dimana peserta harus berbaur dan berinteraksi dengan masyarakat maupun peserta lain. Mengenai jalannya kegiatan secara lengkap selama COP, tanggal 25 nanti kita ada press conference di desa, hadir juga pihak rektorat kami nanti. Info lengkap nanti kita share di kesempatan itu", ungkap Prayonne Adi.
Sementara itu, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa yang akrab dengan sebutan MKP dalam sambutan menyatakan, bahwa KKN atau COP dalam sistem akademik di UK Petra Surabaya merupakan salah satu penerapan konseptual berbentuk pengabdian dan pemberdayaan kepada masyarakat. MKP mengaku senang dan bahagia bisa menerima tamu mahahsiswa-mahasiswa asing yang ingin belajar hidup dari kearifan lokal masyarakat Kabupaten Mojokerto.
"Kami tahu bahwa peserta COP 2016 UK Petra Surabaya banyak yang berasal dari negara-negara maju Eropa dan Asia. Saya pribadi merasa senang dan salut atas semangat para peserta, yang terbiasa dengan modernitas dalam tataran ‘sangat maju’ namun mau belajar tentang kesederhanaan. Asia Timur khususnya dan Eropa sangat powerfull dalam pembangunan fisik, SDM dan edukasi maupun IT canggih. Mungkin capaian yang diraih usai COP nanti, mampu memberi kontribusi perencanaan pembangunan di Kabupaten Mojokerto", tutur MKP dalam sambutannya, yang ditutup dengan penyerahan cinderamata dari Bupati Mojokerto kepada Rektor UK Petra Surabaya.
*(DI/Red)*