Baca Juga
Kondisi jalur underpass Meri saat hujan lumayan deras baru berjalan 5 menit, Jum'at (28/10/2016) siang.
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Berlarut-larutnya persoalan banjir yang kerap melanda underpass Meri, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto membuat prihatin kalangan wakil rakyat setempat. Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Sonny Basuki Rahardjo menganggap timbulnya genangan air setiap hujan turun dijalur alternatif ini akibat tidak adanya penanganan yang serius dari instansi terkait. "Dahulu badan jalan di underpass ini pernah diurug material sehingga posisinya jauh lebih tinggi. Kalau genangan air masih menyentuh 0,5 meter saya kira perlu ada penanganan yang komperhensif", kata Sonny, Senin (31/10/2016).
Jika sengaja dibiarkan, politisi Golkar ini menyilahkan Pemkot Mojokerto menutup akses tersebut. Sonny berharap, pihak Dinas PU turun ke lokasi dan mengambil inisiatif atas persoalan ini. "Kalau keluhan masyarakat ini tak digubris, baiknya ditutup saja jalan tersebut. Dan warga jangan lewat situ, sudah tahu banjir kok diteruskan saja. Jalan satu-satunya harus dibuatkan rumah pompa, dan operasionalnya bisa dijalankan warga sekitar. Solusinya hanya rumah pompa, karena itu cepat mengatasi banjir", tandasnya.
Akses jalan dari dan menuju 'Terminal Kertajaya' via underpass Meri kerap kali terputus sejak hujan deras sering menyambangi Kota Mojokerto seminggu terakhir. Tak pelak, putusnya jalur alternatif pengguna kendaraan roda dua ini banyak dikeluhkan warga setempat.
Sebab, hingga kini tak ada upaya penanganan apapun dari Pemda setempat untuk meminimalisir debit air yang hingga menggapai lutut pria dewasa.
Sejak 3 tahun belakangan ini, tiap kali hujan, kondisi underpass Meri selalu seperti ini. Warga sekitar tak bisa berbuat banyak, Pemda setempatpun terkesan cuek dan bisa juga karena memang tidak tahu. "Setiap kali hujan kondisinya ya seperti ini. Sejak tiga tahun lalu. Kita bisa apa..., bisa-bisa nanti malah dituduh merusak fasum...?", ungkap Andre, warga setempat, Jum'at (28/10/2016) lalu.
Menurutnya, jalur pintas bawah lintasan kereta api yang dibangun era pemerintahan Walikota Abdul Gani ini, tak sekalipun pernah dilirik pemerintahan yang sekarang, apalagi dipelototi. Padahal, jalur underpass itu memudahkan akses warga untuk menuju kawasan perekonomian jalan Banteng Pancasila 10 menit lebih cepat jika dibanding dengan menggunakan jalan protokol Raya Tropodo-Jalan Pahlawan dan Benpas ini. "Kami harap Pemerintah peduli dengan infrastruktur ini. Kasihan warga jika satu-satunya akses jalur alternatif diabaikan begitu saja", sindirnya.
Ditandaskannya, genangan air setinggi kurang lebih 50 cm ini hampir dipastikan akan membuat mesin motor pengguna jalur underpass Meri yang nekad menerobos jadi modiar. "Pengguna jalur underpass yang nekad menerobos selain menaiki sepeda motor trail, dipastikan modiar. Yang pasti businya kemasukan air, mogok deh...!!", tandasnya.
*(Yd/DI/Red)*
BERITA TERKAIT :