Senin, 31 Oktober 2016

Jelang Penghujung Tahun Anggaran Bermunculan Proyek Siluman...?

Baca Juga

Pengerjaan proyek dijalan HOS Cokro Aminoto yang sempat dipertanyakan masyarakat, Senin (31/10/2016).


Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Jelang penghujung tahun anggaran, di Kota Mojokerto mulai bermunculan 'proyek-proyek siluman' yang diduga dikondisikan sedemikian rupa dan bernilai fantastis. Beberapa kontraktor pelaksana pun diduga sengaja menutup-nutupi akses informasi masyarakat atas proyek yang dikerjakannya. Wal-hasil, hal itu justru memantik reaksi tajam dari beberapa kalangan.

Seperti yang diungkapkan Andre Winardi yang tak lain adalah Ketua LSM - AKP (Aliansi Kebijakan Publik) Mojokerto, bahwa semua pengerjaan proyek Pemerintah seharusnya dipasang name-board (papan-nama) proyek. Hal itu untuk menunjukkan, jika proyek itu mulai proses penunjukan atau lelangnya dilakukan secara transparan. "Name-board merupakan salah-satu indikator bentuk transparansi pelaksanaan proyek. Terlebih proyek Pemerintah, harus ada name-boardnya", ungkap Andre.

Menurutnya, dengan dipasangnya name-board, sebenarnya akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam membantu Pemerintah untuk turut mengawasi proyek yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana. "Selain sebagai bentuk transparansi, dengan dipasangnya name-board sekaligus memberikan akses bagi masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan dan pencegahan kebocoran penggunaan anggaran negara", cetus Ketua LSM - AKP.

Pengerjaan proyek dijalan Bhayangkara yang sempat dikeluhkan masyarakat terkait banyaknya tanah galian yang berserakan, Senin (31/10/2016).

Dengan tidak dipasangnya name-board pada proyek Pemerintah, lanjut Andre, atau kalaupun dipasang namun diletakkan ditempat tertentu atau dibuat sedemikian rupa  sehingga sulit ditemukan atau sulit dibaca masyarakat, sementara pihak penyelenggara proyek terkesan cuek, akan memicu munculnya kecurigaan bahwa memang 'ada sesuatu yang sengaja disembuyikan atau ditutup-tutupi' dalam pelaksanaan proyek dimaksud. "Jangan salahkan masyarakat jika mengkritisi atau menaruh rasa curiga atas pelaksanaan proyek jika proyek itu tidak-ada name-board proyek. Jika tidak ada sesuatu tertentu, kenapa harus ditutup-tutupi...?", lanjutnya.

Modusnya, tidak dipasang name-board. Bisa juga name-board ada namun ditempatkan agak tersenbunyi atau ukurannnya dibuat kecil yang otomatis tulisannya kecil, sehingga sulit terbaca masyarakat. "Nah, kalau pihak penyelenggara dan pengawas proyek diam atau cuek saja, ini patut diduga ada sesuatunya. Masyarakat berhak untuk tahu nilai anggaran dan pelaksana proyek, karena anggaran yang digunakan untuk proyek itu adalah uang negara untuk kepentingan masyarakat. Dan, itu berarti menutupi informasi terkait pelaksanaan proyek itu", tandasnya.

Pengerjaan proyek Pembangunan Jembatan Miji—Tropodo yang sempat dikhawatirkan warga masyarakat.

Sementara itu, pada Senin (31/10/2016) siang, terpantau telah ada 3 (tiga) proyek di Kota Mojokerto diduga tidak dilengkapi name-board proyek atau dipasang ditempat tertentu atau sengaja dibuat dalam bentuk tertentu sehingga sulit terbaca. Dengan kata lain, dipasang hanya sebagai persyaratan pelaksanaan pengerjaan proyek Pemerintah saja. Seperti halnya proyek Pembangunan Jembatan Miji—Tropodo senilai Rp. 850 juta, diduga pihak kontraktor pelaksana sengaja menyembunyikan papan proyeknya dibelakang pos kampling. Yang mana, setelah ada sorotan media baru dipasang agak terbuka

Demikian juga dengan proyek Pembangunan Trotoar Jalan Bhayangkara. Saat ditelusuri, ada papan-nama proyeknya.  Namun, dipasang menempel diatas pagar rumah warga dan dibuat berukuran kecil sehingga dibaca dalam jarak 6 meter saja akan kesulitan bagi orang-orang tertentu. Terlebih lagi, proyek Pembangunan Saluran Air dijalan HOS Cokro Aminoto. "Saya nggak tahu letak papan-nama proyeknya dipasang dimana mas...", jawab salah-satu warga jalan HOS Cokro Aminoto ketika awak media berusaha menanyainya.

Dihubungi nomor ponselnya ketika akan dikonfirmasi persoalan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Mojokerto, Wiwiet Febrianto tak kunjung mengangkat Ponselnya. Bahkan, ketika di SMS pun, Wiwit Febrianto pun tak mambalasnya.
*(DI/Red)*


BERITA TERKAIT :

Proyek Pembangunan Jembatan Miji—Tropodo Resahkan Warga