Baca Juga
Petugas Kepolisian saat melepas kain yang digunakan almahum Gani untuk gantung diri, Senin (07/11/2016).
Kab. MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Diduga depresi disebabkan tak kuasa menanggung beban hidup sehari-hari, Gani (74) warga Dusun Tumpak Desa Sidoharjo Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri dirumahnya, Senin (07/11/2016) siang.
Salah seorang kerabat mbah Gani, yakni Nuraji (60) menerangkan, bahwa Gani menunjukkan perilaku ganjil yang sempat ditunjukkan pada pagi harinya. Yang mana, saat itu, Gani mondar-mandir seputar rumah sambil menenteng tali tampar. Bahkan, Gani sempat mendatangi Satunah sang istri yang sedang sakit dan dirawat dirumah anak tirinya yang tak-jauh dari rumah Gani.
Kepada sang istri keduanya ini, Gani pun sempat mengatakan jika hendak bunuh diri, dengan alasan kondisinya yang sudah renta sehingga tidak-bisa membiayai beban hidup. "Pagi itu, dia sudah bawa tali tampar terus bilang ke istri sambungannya mau bunuh diri. Tapi bisa dicegah sama keluarga", terangnya.
Mengetahui niat Gani untuk bunuh diri ini, anak-tiri Gani sempat menahan dan membujuknya, sehingga Gani berjanji tak-akan mengulangi aksi nekatnya tersebut. Bahkan, untuk mengantisipasi aksi nekat Gani, segala paralatan rumah-tangga seperti pisau dan sejenisnya juga tali yang ada didalam rumah sempat diamankan.
Hanya saja, ketika ditinggal sekitar 2 (dua) jam kemudian, niat bunuh diri Gani yang sebelumnya dapat dicegah kembali berontak. Sehinnga tanpa ada yang mengetahui Gani akhirnya memutuskan untul mengakhiri hidupnya untuk gantung diri dengan menggunakan kain korden pintu kamar yang diikatkan pada kayu (blandar) atap rumah.
Kakek yang tidak memiliki mata-pencaharian ini pertama-kali diketemukan oleh Ria (16) yang tak lain adalah cucu almarhum Gani yang saat itu hendak menjenguk sang kakek. Saat diketemukan Ria, keadaan Gani sudah meninggal dunia dalam posisi menggantung pada kayu atap dapur belakang rumah dengan leher terjerat kain korden pintu kamar rumah.
Ironisnya, almarhum Gani sempat meninggalkan wasiat berupa pesan yang ditulinya dalam bahasa Jawa pada kertas yang diletakkan dimeja dapur. "Bojoku Tunah sing nriman, tak tinggal", pesan tulisan almarhum Gani kepada istri keduanya.
Menurut Nuraji, almarhum Gani masuk rumah melalui pintu belakang sehingga tidak ada yang tahu. "Kelihatannya dia tadi mbrobos lewat pintu belakang rumah. Nggak ada yang tahu kalau dia lewat situ. Lalu ya itu, kain korden dan tangga dipakai buat gantung diri. Ada surat wasiatnya", pungkas Nuraji.
Kapolsek Gedeg, AKP Hery Susanto saat dilokasi mengatakan, bahwa berdasarkan hasil identifikasi sementara, aksi korban mengakhiri hidup memang murni gantung diri. Namun polisi masih perlu melengkapi berkas lainnya untuk membuktikan bahwa memang tidak ada kekerasan atau penganiayaan di tubuhnya. "Masih kita butuhkan identifikasi oleh tim INAVIS Polresta Mojokerto dan otopsi luar untuk melengkapi bukti", terangnya.
*(DI/Red)*
BERITA TERKAIT :