Baca Juga
Kota MOJOKERTO — (harianbuana.com).
Karena minim modal, Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Jasa Tirta milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini terancam mati-suri. Bahkan, dengan tidak-adanya penyertaan modal dari Pemkot Mojokerto pada tahun ini, PDAM Jasa Tirta Kota Mojokerto bisa-jadi bakal gulung-tikar.
Kepada wartawan, Kabag Perekonomian Pemkot Mojokerto Sumarmi Astuti menerangkan, bahwa PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto mengalami kerugian dalam setiap tahunnya. Tak tanggung-tanggung pula, konon katanya, kerugian pada 2016 saja mencapai Rp. 1,2 miliar. Padahal, di tahun 2016 kemarin, Pemkot Mojokerto sudah mengalokasikan anggaran dana Rp 7,425 miliar untuk Perusahaan Daerah tersebut.
Hanya saja, karena PDAM Maja Tirta terus mengalami kerugian, Pemkot Mojokerto pun mengurungkan pengucuran dana penyertaan modalnya. "Ini merupakan tahun kedua bagi PDAM Maja Tirta tak mendapatkan penyertaan modal. Tahun 2016 kemarin, sebenarnya Pemkot sudah menganggarkan dana penyertaan modal sebesar Rp. 7,425 miliar. Namun, karena terus merugi, maka kucuran dana itu dibatalkan", terang Sumarmi Astuti, Selasa (17/01/2017).
Lebih jauh, Sumarmi menjelaskan, bahwa Pemkot Mojokerto hanya mengucurkan penyertaan modal ke PDAM Maja Tirta hanya pada tahun 2015 saja. Sedangkan pada tahun 2016 kemarin dan 2017 ini tidak ada kucuran penyertaan modal pada Perusaan Daerah yang rawan gulung tikar tersebut. "Terakhir kalinya, penyertaan modal Pemkot ke PDAM Maja Tirta, pada 2015 lalu. Besarannya Rp.3,465 miliar. Setelah itu tak ada lagi", jelasnya.
Diuraikannya, tidak adanya penyertaan modal dari Pemkot Mojokerto tersebut akibat dari kinerja PDAM yang kurang bagus, sehingga belum pernah memperoleh laba. Bahkan, cenderung terus merugi. Apalagi kerugian pada 2016 kemarin mencapai Rp. 1,2 miliar. Dimana, salah-satu faktor penyebab terus meruginya Perusahaan Daerah tersebut karena jumlah pelanggan PDAM Maja Tirta tidak memenuhi target.
Sesuai target, seharusnya jumlah pelanggan sudah mencapai 80% dari total jumlah KK di Kota Mojokerto. Kenyataannya, hingga saat ini PDAM Maja Tirta masih mampu menggaet pelanggan hanya 34% dari jumlah KK warga Kota Mojokerto atau sekitar 5.380 pelanggan saja. "PDAM belum bisa untung, karena keuntungan digunakan untuk biaya produksi, seperti biaya listrik dan bahan kimia untuk menyuling air dari sungai Brantas dan gaji karyawan", urainya.
Meski tahun ini tak menyertakan modal, namun Pemkot Mojokerto berencana memberikan subsidi biaya produksi kepada PDAM Maja Tirta. Konon, hal ini dilakukan, mengacu pada Permendagri Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi ke Badan Usaha Penyedia Air Minum. "Subsidi yang akan kami berikan, PDAM tak boleh ambil keuntungan. Saat ini, tarifnya Rp. 1.115 per-meter kubik. Nantinya, tarif akan dinaikkan. Sisa dari kenaikan tarif itu yang disubsidi oleh pemerintah untuk para pelanggan", cetusnya.
Menurut Sumarmi, salah-satu alternatif agar PDAM bisa mendapatkan laba atau paling tidak bisa kembali modal, perlu dilakukan perubahan struktur direksi secara total. Pasalnya, karena masa kepengurusan bakal berakhir pada 30 April nanti, mereka juga sudah menjabat selama 2 periode. "Kepengurusan yang sekarang ini, sudah dua periode atau 8 tahun. Saat ini, sedang mencari orang yang layak untuk masuk jajaran direksi baru. Kalau menurut saya, sebaiknya diluar dari pengurus yang sekarang", pungkasnya.
Terkait tidak adanya penyertaan modal dari Pemkot Mojokerto karena tidak adanya untung tersebut, diakui oleh pihak PDAM Maja Tirta. Direktur Utama (Dirut) PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto, Trisno Nur Palupi bahkan menyebut jika kerugian PDAM Maja Tirta pada 2016 ini mencapai sekitar Rp. 1,2 miliar. Namun modal yang disertakan Pemkot Mojokerto pada 2015 lalu sebesar Rp.3,465 miliar dikatakan masih ada sisa, sehingga bisa dipakai untuk menutup kerugian itu. "Dengan begitu, maka kerugian kami nol", tandasnya.
Dijelaskannya, meski tak ada penyertaan modal dari Pemkot Mojokerto, pihak PDAM akan tetap berusaha memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan. Selain tetap berusaha memberi pelayanan terbaik kepada para pelanggan, saat ini PDAM sedang fokus membuat laporan perencanaan terkait program kerja selama setahun ini dan harus tuntas pada Maret nanti. "Selain tetap berusaha memberi pelayanan terbaik kepada para pelanggan, saat ini kami juga tengah fokus pada audit independen terkait laporan keuangan 2016 kemarin", jelasnya.
Sebagaimana diketahui, sejatinya, terhitung sejak tahun 1992, PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto mendapatkan aliran dana dari Pemkot Mojokerto hingga total sekitar Rp.38,6 miliar. Ironisnya, hingga terkahir kali menerima penyertaan modal dari Pemkot Mojokerto pada tahun 2015 sebesar Rp 3,4 miliar, perusahaan daerah tersebut tak kunjung bangkit dari ketidak-beruntungannya. Bahkan, selalu berujung merugi atau cuma impas saja.
*(DI/Red)*