Senin, 22 Januari 2018

Wali Kota Mojokerto Menetapkan Kota Mojokerto Dalam Kondisi KLB Difteri

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus saat memimpin jalannya Microplanning ORI (outbreak response immunization) Difteri di ruang rapat Nusantara Pemkot Mojokerto, Senin (22/01/2018).

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menetapkan Kota Mojokerto mengalami kejadian luar biasa (KLB) Difteri diwilayah administrasi yang dipimpinnya. Penetapan KLB Difteri di Kota Mojokerto  yang hanya memiliki luas wilayah sekitar 16,46 kilo-meter persegi ini merupakan tindak-lanjut pernyataan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, bahwa Provinsi Jawa Timur saat ini mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) atas serangan penyakit difteri. Tak terkecuali, di Kota Mojokerto.

“Melihat kejadian di pekan pertama dan kedua di bulan Januari, difteri ini sudah betul-betul menjadi ancaman bagi kita. Karena itu kita tetapkan Kota Mojokerto ini KLB Difteri. Oleh karena itu, segera kita buatkan SK KLB Difteri agar kasus ini bisa segera tertangani", papar Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus saat menggelar Microplanning ORI (outbreak response immunization) Difteri di ruang rapat Nusantara Pemkot Mojokerto, Senin (22/01/2018).


Situasi saat digelarnya Microplanning ORI (outbreak response immunization) Difteri di ruang rapat Nusantara Pemkot Mojokerto, Senin (22/01/2018).

ORI sendiri adalah merupakan kegiatan imunisasi difteri yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan kelompok masyarakat di daerah atas adanya serangan difteri. Dimana, ORI ini dilakukan dalam 3 putaran dengan sasaran anak usia 1 sampai remaja 19 tahun.

Dengan didampingi Asisten Heryana Dodik Murtono, Kepala Dinas Kesehatan Ch Indah Wahyu, Kepala BPPKA Agung Moeljono dan Komisi III DPRD Kota Mojokerto Choiroyaroh dan Ita Primaria Lestari, Wali Kota Mojokerto menyatakan, jika pihaknya akan segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Mojokerto tentang KLB Difteri.

Dijelaskannya, karena pencegahan Difteri ini dengan imunisasi, maka gerakan imunisasi ini harus ditopang dengan dana APBD Propinsi dan APBD Kota Mojokerto. “Ini kita ambilkan dari pos dana tidak terduga. Adapun hal-hal diluar itu nanti akan di cover dengan program total coverage untuk yang sakit. Ini ketegasan saya supaya dalam waktu cepat dapat mengatasi difteri ini", jelas Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus.

Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus menegaskan, bahwa upaya ini membutuhkan koordinasi lintas sektoral. Baik dengan Dinas Pendidikan, dengan Kantor Kementerian Agama maupun institusi yang lain, seperti Posyandu, Puskesmas, juga peran serta Forkopimda Mojokerto. “Tolong disampaikan, bahwa imunisasi ini tidak diberikan di tempat praktik swasta maupun rumah sakit. Yang ada hanya di Posyandu, sekolah dan Puskesmas. Pelaksanaan Imunisasi ORI Difteri berlangsung bulan Februari, Juli dan Nopember", tegasnya.

Ditandaskannya, bahwa tidak ada satu programpun yang dilaksanakan hanya pada satu institusi saja tetapi asas kebersamaan ini harus terus kita bangun untuk mengatasi permasalahan khususnya di bidang kesehatan ini. “Karena kesehatan merupakan program prioritas kita sesuai dengan visi misi kita untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Mojokerto", tandas Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus. *(DI/Red)*