Minggu, 17 Juni 2018

Tujuan Hidup Di Dunia

Baca Juga

H. Machfud Machradji.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Audzubillahiminasy syaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim


ALLAH berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh". [Adz-Dzaariyaat: 56-58].


Surat Al-A’raf Ayat 191-192:

أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ

"Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang".

وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ

Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berha]a itu tidak dapat memberi pertolongan.


Surat Fatir Ayat 13-14:

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ

"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain ALLAH tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.


Tujuan hidup manusia didunia ini harus ditentukan dan dipilih. Agar hidup ini bermakna atau berarti, maka gerak langkah, pola tingkah atau kegiatan maupun aktivitas/amaliyah yang dilakukan mulai beranjak dewasa, kemudian sampai pada manula dan kemudian meninggal dunia alias mati atau wafat sesuai dengan tujuan hidupnya atau dengan kata lain tujuan hidupnya tercapai.

Sama halnya dengan setiap organisasi apa saja, pasti ada tujuannya yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) organisasi tersebut. Tentu semua aktivitas atau kegiatan organisasi diarahkan untuk mencapai dan mewujudkan tujuannya. Jelas sekali bahwa menentukan tujuan sesuatu itu penting dan vital termasuk menentukan tujuan hidup.

Setiap manusia siapa saja dia punya hak dan bebas menentukan tujuan hidupnya. Menentukan tujuan hidup adalah hak azasi manusia, tanpa boleh diganggu. Yang penting jika tujuan hidup telah terpenuhi atau tercapai datanglah kebahagian yang sejati, bukan kebahagiaan semu yang pada  akhirnya menyesal karena tertipu oleh sebab datangnya kesedihan dan penyesalan.

Jika tujuan hidup mencari uang agar kaya raya, maka dia akan bekerja keras mencari uang, membangun perusahaan, mengembangkan usahanya dan memperluas usahanya. Jadilah ia kaya raya, bahagia karena tujuan hidupnya tercapai. Akan tetapi tidak sedikit yang kemudian menyesali tujuan hidupnya, karena pada akhirnya tidak bahagia alias sedih bukan kepalang oleh sebab perusahaannya terbakar ludes, kekayaannya habis karena dilanda gempa bumi, kekayaannya jadi rebutan anak turunnya sehingga menjadi bencana keluarga.

Ada yang tujuan hidupnya kekuasaan. Diarahkan amaliyahnya untuk meraih kekuasaan sepanjang hidupnya. Kekuasaan puncak sudah diraihnya. Berdiri diatas kekuasaan dengan gagah perkasa. Bahagia dan senang yang ada. Namun disuatu waktu berlalu, tiba-tiba dia jatuh dari kekuasaannya. Orang tidak menghiraukannya lagi, bahkan mencemoohnya. Kesedihan dan penyesalan yang kemudian dirasakan.

Islam datang memberikan petunjuk bahwa tujuan hidup yang benar dan mesti dipilih oleh manusia adalah beribadah, mengabdi, tunduk, patuh dan taat, berserah diri kepada ALLAH SWT. Kebahagiaan sejati akan diperolehnya. Hidupnya diarahkan untuk mencapai pengabdian sempurna kepada ALLAH SWT.

Uang, kekayaan hanyalah sarana saja bukan tujuan. Hanya untuk memperluas bentangan ranah ibadah kepada ALLAH SWT. Dunia, tambang, tambak, kebun, sawah, ternak, perhiasan, istri catik, anak keturunan yang hebat-hebat dll... semuanya bukan tujuan, akan tetapi sarana untuk mencapai tujuan pengabdian yang sempurna kepada ALLAH SWT.

Akhir kehidupannya akan tersenyum bahagia, karena akan bertemu dengan Allah Swt dengan membawa segudang amal shaleh, masuk syurga. Inilah kebahagian sejati, sesungguhnya, bukan kehagiaan semu, palsu alias imitasi atau sementara. Tujuan hidup seperti inilah yang seharusnya dipilih secara ikhlas.
Semoga bermanfaat saudaraku. Wassalam. *(M2/DI/Red)*