Jumat, 15 Juni 2018

Manusia Bisa Turun Derajatnya Seperti Hewan

Baca Juga

Oleh :  H. Machfud Machradji.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Audzubillahiminasy syaithanirrajim
Bismillahirrahmanirrahim


Surat At-Tin 3-4:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5)

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)".


Surat Al-A’raf Ayat 179:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai".


Ibnul Qayyim rahimahullaahu Ta’ala berkata, “Qatadah berkata":

خلق الله سبحانه الملائكة عقولا بلا شهوات ، وخلق البهائم شهوات بلا عقول ، وخلق الانسان وجعل له عقلا وشهوة ، فمن غلب عقله شهوته فهو مع الملائكة ، ومن غلبت شهوته عقله فهو كالبهائم

"Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan malaikat  dalam keadaan berakal tanpa syahwat. Dia menciptakan hewan-hewan ternak dengan syahwat tanpa akal. Dan Dia menciptakan manusia dan menjadikan untuknya akal dan syahwat. Barangsiapa yang akalnya mengalahkan syahwatnya, maka dia bersama (golongan) malaikat. Dan barangsiapa syahwatnya mengalahkan akalnya, maka dia seperti hewan-hewan ternak". (Uddatush Shaabiriin,1:15).


Faidah dari perkataan tersebut, bahwa diciptakannya syahwat pasti akan menimbulkan dampak. Ibnul Qoyyim –rahimahullahu– berkata:

الحكمة الإلهية اقتضت تركيب الشهوة والغضب في الانسان … فلا بد من وقوع الذنب والمخالفات والمعاصي ، فلا بد من ترتب آثار هاتين القوتين عليهما ولو لم يخلقا في الإنسان لم يكن إنساناً بل كان ملكاً ، فالترتب من موجبات الانسانية ، كما قال النبي :” كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

“Hikmah ilahiyah menunjukkan adanya syahwat dan sifat marah pada diri manusia. Maka, manusia pasti akan terjerumus dalam dosa, penyimpangan dan kemaksiatan. Melekatnya pengaruh kekuatan dua sifat itu pun menjadi sebuah keharusan. Andai dua sifat tersebut tidak diciptakan pada diri manusia, maka mereka tidak akan menjadi manusia, melainkan malaikat. Maka, keberadaan dua sifat tersebut (syahwat dan marah) termasuk dari tabiat manusia.

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.

“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi 2499, Shahih at-Targhib 3139).


Manusia merupakan makluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna jika dibanding dengan makhluk lain. Sempurna alias terbaik bentuk fisiknya, kelengkapan anggota badannya, dan yang paling vital ada dalam diri manusia itu apa yang dinamakan hati, akal dan nafsu.

Keadaan demikian ini manusia menjadi makhluk yang sempurna dan terbaik, tata kramanya luar biasa baiknya, tenggang rasa, peduli sesama, rasa empati perkara2 sosial tinggi, melindungi yang lemah, bijaksana dalam memegang kekuasaan, dll.

Berbeda dengan binatang atau hewan yang hanya mempunya nafsu saja tanpa akal. Jelek dan buruk alias nista kelakukan, dimakan saja walau bukan miliknya, diambil barang milik siapapun, tak perduli pokoknya ingin nafsunya dilakukan saja. Digauli wanita milik siapapun yang dia inginkan tak perduli walau bukan miliknya. Makanya orang yang kelakukaannya buruk, nista atau jahat disebut 'hewan kamu itu'.


Idul Fithri, sebenarnya adalah hari raya 'Makan-makan'. Akan tetapi, banyak juga yang mengartikannya dengan 'Kembali Suci atau Kembali Kepada Fithrahnya Yang Suci'. Ya barang kali oleh karena telah digembleng masuk 'Kawah Condrodimuko' puasa Ramadhan selama satu bulan penuh itulah, maka manusia menjadi bersih suci hatinya karena imannya menjadi kuat kembali.

Dengan hati yang penuh iman ini, tercipta kwalitas taqwa yang sebenar-benarnya. Hati mengendalikan akal, sehingga pikirannya yang baik-baik saja jauh dari sifat melawan Allah SWT atau dosa. Nafsu birahi alias sahwat, nafsu makan, nafsu amarah dll... sudah terkendali dalam wilayah kekuatan iman dalam hatinya. Hati mengendalikan kata dan gerak manusia itu sendiri. Manusia kembali menjadi manusia yang memang merupakan makhluk yang paling mulia atau paling sempurna.

Akan tetapi, bila sudah berlalu cukup lama, maka manusia yang dalam hidupnya banyak cobaan dan gangguan dari syaithan-syaitan baik itu berupa jin dan bahkan manusia teman bergaul disekitarnya. Maka, bisa jadi terbalik...!

Nafsu mengendalikan hati dan akalnya, nafsu jahat mengalahkan hati dan akalnya. Hatinya mati, Matanya buta dan pendengarannya tuli. Jadilah manusia menjadi binatang atau hewan, Hilang perikemanusiaannya dan menjadi berperikehewanan. Tak ayal, sifat atau perilaku galak, buas, garang, jahat, penjilat, pengecut, rakus, iri, dengki, sombong, rakus, biadab dll-nya pun menguasainya.

Inilah yang dikatakan manusia yang derajatnya telah jatuh menjadi binatang alias derajat yang serendah-rendahnya  alias ahli neraka. Audzubillahi mindzalik...!
Semoga bermanfaat saudaraku.
Wassalam. *(M2/DI/Red)*