Senin, 17 September 2018

Sekdakot Mojokerto Jadi Pembicara Seminar Hari Pengendalian Nyamuk Dan ASEAN Dengue Day

Baca Juga

Para peserta seminar dalam rangka Peringatan HPN dan ASEAN Dengue Day 2018 yang di gelar di hotel Mercure Surabaya - Jawa Timur pada Senin 17 September 2018, saat foto bersama usai acara.

Kota MOJOKERTO - (harianbuana.com).
Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto Harlistyati menjadi pembicara pada seminar Peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) dan ASEAN Dengue Day 2018, yang digelar di hotel Mercure Surabaya - Jawa Timur pada Senin 17 September 2018. Dalam kegiatan hasil kerjasama Kementerian Kesehatan RI, Universitas Airlangga dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) ini, Sekdakot Mojokerto Harlistyati menjadi salah-satu narasumber untuk presentasikan materi berjudul "Succes Story: Kota Mojokerto Dalam Penanggulangan Demam Berdarah".

Seminar yang mengangkat tema Gerakan Masyarakat Sehat Menuju Bebas Nyamuk dan Penyakit Tular Nyamuk ini, bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tular vector, serta untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyakarat dalam upaya pengendalian vektor juga pengendalian penyakit tular vektor seperti demam berdarah, malaria, filariasis, japanese ensephalitis dan lainnya.

Sementara itu, hingga saat ini, penyakit tular vektor khususnya demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menjadi salah-satu program prioritas nasional dalam upaya pengendaliannya.

Dalam presentasinya, Sekdakot Mojokerto Harlistyati memaparkan, bahwa pada tahun 2004 - 2006 kasus DBD di Kota Mojokerto selalu meningkat, bahkan mencapai tahap Kejadian Luar Biasa (KLB) dan selalu ada kematian serta angka kesakitan tertinggi di Jawa Timur. “Awal Januari 2006 kami mengadakan fogging massal di Kota Mojokerto, namun tidak menyelesaikan kasus DBD, bahkan cenderung makin tinggi", papar Sekdakot Mojokerto Harlistyati dalam seminar di aula hotel Mercure Surabaya, Senin (17/09/2018).


Sekdakot Mojokerto Harlistyati saat menerima piagam penghargaan dari panitia penyelenggara kegiatan seminar dalam rangka peringatan HPN dan ASEAN Dengue Day 2018, Senin (17/09/2019), di hotel Mercure Surabaya - Jawa Timur.

Atas kondisi itu, lanjut Sekdakot Mojokerto Harlistyati, pada Maret 2006, Wali Kota Mojokerto (Abdul Gani Soehartono) menginstruksikan untuk meniadakan fogging dan diganti dengan pelaksanaan kegiatan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 60 menit yang di gelar seminggu sekali, tepatnya setiap hari Jum'at pagi.

“Pada Maret 2006, Wali Kota Mojokerto, waktu itu bapak Abdul Gani Soehartono, menginstruksikan meniadakan fogging dan mengganti dengan kegiatan Gerakan PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk 60 menit yang dilaksanakan setiap hari Jum'at pagi. Tujuannya, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit menular di lingkungan dan perilaku yang sehat serta untuk  menekan serendah-rendahnya kasus kesakitan dan kematian yang disebabkan penyakit DBD di Kota Mojokerto", lanjutnya.

Lebih jauh, dalam paparannya, Sekdakot Mojokerto Harlistyati menjelaskan tentang penerapan program PSN 60 Menit yang erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan yang terwujud dengan pelaksanaan program Jumat Berseri (Bersih, Sehat, Rapi dan Indah) yang dilaksanakan oleh seluruh warga dan murid sekolah (Wamantik), pengurus atau penanggung-jawab Tempat-Tempat Umum (TTU) / Tempat-Tempat Ibadah (TTI) dan karyawan kantor di seluruh wilayah Kota Mojokerto.

"Terbukti, kegiatan Gerakan PSN 60 menit mampu menekan serendah-rendahnya kasus kesakitan dan kematian yang disebabkan penyakit DBD di Kota Mojokerto, sehingga derajat kesehatan masyarakat lebih meningkat. Intinya, program Gerakan PSN 60 Menit ini, erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Hal itu bisa terwujud berkat peran aktif seluruh eleme masyarakat yang ada di Kota Mojokerto", jelasnya.

Terkait itu, tambah Sekdakot Mojokerto, Pemkot Mojokerto telah membentuk 'Kader Jumantik' di masing-masing RT/RW. yang bertugas untuk memeriksa kartu jentik di masing-masing rumah warga, melakukan pemeriksaan jentik setiap hari Jum’at di RT masing-masing dengan sistem Arisan PSN. Pada sistem tersebut, jika didapati pada rumah warga terdapat jentik, maka petugas akan memberi bendera hitam pada rumah tersebut. Berikutnya, adalah menjadi tugas Kader Jumantik untuk menanganinya.

“Kader Jumantik yang telah menjadi kader motivator, bertugas untuk memberi penyuluhan kepada warga yang dikunjungi (rumahnya dipasangi bendera hitam). Salah-satunya, memberi penyuluhan untuk membudayakan hidup bersih dan melaporkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada RW pada hari itu juga", tambahnya.

Mengakhiri presentasinya, Harlis menerangkan pelaksanaan Gerkan PSN 60 Menit secara rutin setiap Jum’at pagi dapat berjalan dengan lancar tak lepas dari dukungan dan peran serta pemerintah khususnya Wali Kota, DPRD serta jajaran lintas sektor.

Selain Sekdakot Mojokerto Harlistyati, pada kegiatan seminar yang di gelar dalam rangka peringatan HPN 2018 ini juga dihadiri Direktur P2PTVZ Kementerian Kesehatan RI, Wali kota Tangerang Selatan, perwakilan dari Thailand Research Institute of Medical Science dan perwakilaan dari IMR Kuala Lumpur Malaysia serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto Christiana Indah mendampingi Sekdakot Mojokerto Harlistyaati. *(DI/Red)*