Sabtu, 25 Juli 2020

Ning Ita Luncurkan Pengamen Tangguh Kota Mojokerto, Pekerja Seni Produktif Dan Aman Dari Covid-19

Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama jajaran Forkopimda Kota Mojokerto dan para pengamen saat berswafoto, Sabtu 25 Juli 2020, usai peluncuran program Pengamen Tangguh.

Kota MOJOKERTO – (harianbuana.com).
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meluncurkan program inovasi ”Pengamen Tangguh” untuk melindungi para pekerja seni tersebut dari penularan Covid-19. Para musisi jalanan tersebut dibekali masker, faceshield, hand sanitizer dan edukasi protokol kesehatan. Menariknya, mereka juga diminta membawakan lagu-lagu yang mengampanyekan penerapan protokol kesehatan.

Peluncuran program yang dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Mojokerto ini, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab dengan sapaan "Ning Ita" mengatakan, para musisi jalanan tersebut jangan dimusuhi, tapi harus dibina dan diberdayakan. Ning Ita menilai, bakat mereka layak untuk dikembangkan.  

”Keren-keren main musiknya. Sebenarnya, sejak awal tahun, saya sudah mendesain berbagai program pemberdayaan pekerja seni, termasuk musisi jalanan, seperti pelibatan mereka dalam kegiatan pemerintah, swasta, dan BUMN", ujar Ning Ita saat peluncuran program tersebut, Sabtu 25 Juli 2020.

”Namun kemudian ada pandemi Covid-19, sehingga semua program tertunda. Tapi kita tidak melupakan mereka, sehingga ada program Pengamen Tangguh ini", tambahnya.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama jajaran Forkopimda Kota Mojokerto saat berswafoto, Sabtu 25 Juli 2020, usai peluncuran program Pengamen Tangguh.


Wali kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini menerangkan, dengan program Pengamen Tangguh ini, para musisi jalanan bisa tetap produktif menghibur warga dan sekaligus aman dari Covid-19. Para musisi jalanan harus dibekali dengan pelindung diri, mengingat mereka kerap berkeliling menghibur warga.

”Sekaligus ini bagian dari edukasi protokol kesehatan, seperti memakai masker, rajin cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak, karena mereka menyanyikan lagu-lagu ajakan taat protokol", terang Ning Ita.

Ditegaskannya, para musisi jalanan tersebut juga bisa diberdayakan dengan diajak menghibur pasien yang sedang menjalani isolasi di tempat observasi Rusunawa Cinde di kawasan Kecamatan Prajurit Kulon.

”Tentu hanya dapat menghibur dari luar gedung, tapi bisa disiapkan sound system biar atraktif dan membuat suasana senang agar bisa pula meningkatkan imun pasien", tegas Ning Ita.

Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan, program Pengamen Tangguh merupakan inovasi yang digagas Polres Kota Mojokerto dengan dukungan Pemkot Mojokerto. Yang mana, sebelumnya, Pemkot Mojokerto bersama Forkopimda telah meluncurkan sejumlah inovasi pencegahan Covid-19. Seperti Kampung Tangguh Bersahabat, Mall Tangguh, Becak Tangguh, Transportasi Bus Tangguh dan sebagainya.

Dijelaskannya pula, para pekerja seni memang menjadi salah-satu pihak yang paling terpukul di masa pandemi ini. Berbagai acara yang biasanya melibatkan mereka, termasuk para musisi jalanan, dibatalkan. 

”Bahkan, seperti musisi Inggris, misalnya, mengalami kerugian £ 13,9 juta atau sekitar Rp. 230 miliar akibat pandemi, menurut lembaga The Musicians Union. Di semua negara terpukul. Bukan hanya musisi yang tampil di konser-konser, tapi juga musisi jalanan, semua terdampak. Sehingga, ke depan kita sudah siapkan program pemulihan ekonomi untuk para pekerja seni melalui pemberdayaan-pemberdayaan", jelasnya. *(Hms/HB)*