Baca Juga

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan jejak 'Soekarno Kecil' di Kota Mojokerto melalui rapat secara daring, di hadapan para pejabat di lingkungan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Perlindungan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dan Pimpinan Redaksi Historia, Kamis 01 Oktober 2020.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat menyampaikan jejak 'Soekarno Kecil' di Kota Mojokerto melalui rapat secara daring, di hadapan para pejabat di lingkungan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Perlindungan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dan Pimpinan Redaksi Historia, Kamis 01 Oktober 2020.
Kota MOKOKERTO – (harianbuana.com).
Restorasi bangunan sekolah dari sosok Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia yang menjadi legenda di Kota Mojokerto, mendapat sambutan baik dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Budaya - Republik Indonesia (Kemedikbud-RI).
Melalui rapat secara daring, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan, bahwa keberadaan jejak 'Soekarno Kecil' di Kota Mojokerto merupakan bentuk motivasi bagi generasi penerus dalam meneladani semangat juangnya.
Soekarno yang sewaktu kecil lebih akrab disapa dengan panggilan 'Koesno' ini, pernah mengenyam pendidikan selama 6 (enam) tahun pada 1907–1912 di Inlandsche School yang juga disebut sebagai Tweede School atau Sekolah Ongko Loro, yaitu merupakan suatu julukan bagi sekolah anak pribumi.
Sekolah inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya Sekolah Dasar (SD) Negeri Purwotengah di jalan Taman Siswa Kota Mojokerto yang hingga saat ini masih terus dipertahankan keasliannya.
Dihadapan para undangan, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang akrab disapa 'Ning Ita' ini menjelaskan, bahwa saat ini di SD Negeri Purwotengah terdapat sebuah patung Soekarno kecil dengan mengenakan pakaian perpaduan antara gaya Belanda dan Jawa.
Yang mana, patung tersebut menggambarkan 'Koesno' mengenakan blangkon lengkap dengan dasi kupu-kupu dan kain batik sebagai bawahannya. Keberadaan patung ini, merupakan suatu gambaran bahwa Presiden Pertama Republik Indonesia, pernah bersekolah di Kota Mojokerto.
"Kami ingin, jejak 'Soekarno Kecil' ini dapat terus dikenang di Kota Mojokerto sebagai bentuk ikon bagi kalangan anak muda dalam menggapai cita-citanya. Untuk itu, sekolah dimana beliau (Soekarno) pernah mengenyam pendidikan rencananya akan kami restorasi kembali sebagai Soekarno Center atau Galeri Soekarno", jelas Ning Ita, wali kota perempuan pertama di Mojokerto ini, Kamis 01 Oktober 2020.
Untuk konsepnya, lanjut Ning Ita, nantinya akan ada gedung pameran serta gedung audio visual yang menggambarkan perjalanan Soekarno semasa di Kota Mojokerto. Sehingga, jejak-jejak Soekarno selama di Bumi Mojopahit yang tidak pernah terekspos dapat diketahui oleh seluruh masyarakat, khususnya warga Kota Mojokerto.
"Sebenarnya, tidak hanya gedung sekolah dasar saat Soekarno kecil saja yang ada di Kota Mojokerto. Tetapi, jejak beliau saat mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) pada tahun 1911, yang sekarang menjadi SMP Negeri 2 Kota Mojokerto serta tempat tinggalnya selama menetap di Mojokerto, juga akan kami lestarikan sejarahnya", lanjut Ning Ita.
Pada rapat secara daring tersebut, Ning Ita juga memaparkan suatu konsep tentang Soekarno Center di hadapan para pejabat di lingkungan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Perlindungan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur dan Pimpinan Redaksi Historia.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid pun menyambut baik gagasan Pemerintah Kota Mojokerto dalam melestarikan jejak Soekarno semasa kecil ini. Hilmar pun mendukung penuh revitalisasi bangunan sejarah di Kota Mojokerto. *(Ry/Hms/HB)*